Pildun U-17

Gegap gempita penyelenggaraan Piala Dunia Usia 17 tahun dimulai sejak gelaran piala dunia tersebut resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo didampingi oleh Presiden FIFA di stadiun Bung Tomo Surabaya. Pembukaan yang waktunya dibatasi hanya maksimal 10 menit tersebut tidak menyurutkan pihak Indonesia yang ditempati sebagai tuan rumah penyelenggaraan piala dunia usia 17 tahun ini menyuguhkan atraksi yang menarik dan spektakuler.  Presiden FIFA pun kagum dengan pembukaan yang dilakukan oleh Indonesia. Pujian pun dilontarkan oleh presiden FIFA terhadap penyelenggaran piala dunia usia 17 tahun kali ini. Presiden FIFA yakin bahwa Indonesia akan menjadi tim yang maju karena penyelenggaraan piala dunia usia 17 tahun akan menghadirkan talenta-talenta yang akan menjadi bintang piala dunia yang akan datang. Indonesia sebagai tuan rumah otomatis mendapatkan tiket sebagai salah satu tim yang berlaga di piala dunia usia 17 tahun. Sebelumnya Indonesia gagal menjadi tuan rumah piala dunia usia 20 tahun karena ada beberapa politisi yang menolak kehadiran salah satu tim peserta piala dunia yang berlaga di kejuaraan tersebut. Akhirnya gelaran piala dunia usia 20 tahun dipindah ke Argentina. Sebagai gantinya FIFA menetapkan Indonesia sebagai penyelenggara piala dunia usia 17 tahun. Penetapan Indonesia sebagai penyelenggara piala dunia usia 17 tahun ini tidak lepas dari lobi ulung dari ketua PSSI sekarang yaitu Erick Tohir. Erik Tohir bukanlah orang baru dalam dunia persepakbolaan. Tercatat Erik Tohir pernah memiliki tim besar dan kaya yaitu Inter Milan. Juga punya saham di klub  Oxford United Inggris dan juga di DC United Amerika Serikat. Pengalaman ET sebagai orang bola tidak diragukan. Wajar ketika menjadi ketua PSSI, ET langsung mengundang semua pejabat FIFA dan juga pemain bola terkenal di masanya untuk datang ke Indonesia. Semua yang diundang datang semua tidak ada satupun undangan yang absen. ini menunjukkan bahwa kualitas pak ET memang benar-benar dihormati di luar negeri dan FIFA. Semua punggawa FIFA sepakat untuk memajukan sepak bola Indonesia dan itu tidak hanya omong semata akan tetapi sudah ditindaklanjuti dengan membuat program atau road map menuju sepak bola Indonesia yang profesional. 

Kembali ke helatan piala dunia usia 17 tahun. Walaupun bukan helatan piala dunia senior akan tetapi gaungnya mengalahkan gegap gempita helatan piala dunia senior terutama bagi rakyat Indonesia yang haus akan tontonan sepak bola. Pembukaan piala dunia u-17 dilakukan di stadion Bung Tomo Surabaya tepat pada tanggal 10 Nopember 2023 yaitu bersamaan dengan peringatan hari Pahlawan. Stadion Bung Tomo dipilih sebagai lokasi pembukaan karena beberapa hal yaitu fasilitasnya sudah memadai dan yang lebih utama adalah fanatisme suporternya sangat tinggi. Supporter Surabaya sering dikenal dengan Bonek (bondo nekad). Jangan tanya tentang militansi suporter bonek ini. Kemanapun tim kesayangan mereka bertanding suporter bonek pasti akan datang. Transportasi dan tiket tidak jadi masalah. Sayangnya kehadiran bonek yang diharapkan memenuhi tribun stadion bung tomo tidak menjadi kenyataan. Suporter bonek yang terkenal dengan yel-yel yang membangkitkan semangat pemain tidak muncul ketika laga perdana antara timnas Indonesia versus Ekuador. Yel-yel ketika pertandingan perdana tersebut diganti dengan sholawatan dan mars yalal wathon yang terkenal itu. Sepanjang pertandingan tidak ada yel-yel sebagaimana layaknya pertandingan sepak bola. Nuansa dan suasana pertandingan perdana timnas U-17 tahun itu seperti panggung sholawatan saja. Maklum suporter yang hadir mayoritas santri yang diundang oleh ketua PSSI, Erick Tohir dari seluruh pondok pesantren di Jawa Timur. Wajar jika Erick Tohir mengundang santri pondok pesantren untuk menyaksikan pembukaan piala dunia U-17 tahun dan laga perdana antara timnas Indonesia versus Ekuador karena Erick adalah tokoh NU yang bersertifikat.   Selain itu mungkin Erick Tohir mau test case terkait pendukungnya dari NU apakah solid atau tidak karena ET pernah diwacanakan untuk diduetkan dengan Prabowo Subianto sebagai Cawapres. Erick Tohir masih muda dan kans untuk maju sebagai calon presiden maupun wakil presiden masih terbuka lebar maka wajar jika uji coba mobilisasi massa santri dalam perhelatan piala dunia U-17 ini. Melihat antusiasme penonton di laga perdana timnas Indonesia versus Ekuador ada secercah harapan dalam pembinaan suporter di negeri ini pasca tragedi Kanjuruhan Malang. Suporter Indonesia sudah dewasa dan tidak cepat emosi walaupun timnya bermain imbang. 

Secara kualitas timnas U-17 tahun tidak kalah dengan tim Ekuador cuman mental saja yang belum tertanam dalam pemain timnas U-17 tahun ini. Mental juara belum dimiliki oleh pemain timnas. Mereka masih merasa inferior dengan nama besar tim lawan. Padahal uji coba tim asuhan Bima Sakti ini sudah melalang buana ke Eropa dan Asia. Ternyata membentuk tim yang punya mental juara juga tidak mudah. Ini terlihat pada pertandingan kedua melawan Panama. Secara kelas tim Panama berada jauh dibawah Ekuador akan tetapi permainan timnas Indonesia ternyata juga tidak berkembang masih banyak salah passing. Mental juara inilah yang harusnya dipunyai oleh timnas U-17 tahun ini. Mungkin beda cerita jika piala dunia U-20 dihelat di Indonesia. Timna U-20 lebih bagus dan permainannya sudah sejajar dengan permainan timnas negara maju. walaupun belum pernah mengikuti turnamen tingkat internasional. Semoga perhelatan piala dunia U-17 tahun sukses dan tidak ada kendala apapun. Semoga timnas Indonesia bisa mengambil pelajaran dari tim yang berlaga di piala dunia U-17 tahun saat ini.