Sabung Ayam
Sabung ayam lagi ngetren. Gegara sabung ayam 3 nyawa aparat penegak hukum melayang. Bukannya nyawa ayam yang diadu itu yang melayang akan tetapi nyawa penegak hukum yang melayang. Kejadian sabung ayam menelan korban 3 aparat penegak hukum itu terjadi di kecamatan Negara Batin Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Kronologinya sebagaimana dalam berita bahwa ketiga aparat penegak hukum dari kepolisian sektor (Polsek) Negara Batin sedang melakukan operasi pembubaran arena judi sabung ayam di wilayah kecamatan Negara Batin. Operasi penertiban itu dipimpin langsung oleh Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Negara Batin. Sebelum membubarkan arena judi sabung ayam para aparat penegak hukum itu memberikan tembakan peringatan tiga kali ke udara. Tak disangka ternyata ada perlawanan dari kerumunan orang yang sedang judi sabung ayam tersebut. Perlawanan itu berupa tembakan langsung ke aparat penegak hukum Polsek Negara Batin, akibatnya 3 orang penegak hukum termasuk Kapolsek Negara Batin terkena tembakan di kepala. Ketiga korban tersebut akhirnya meninggal dunia.
Selang beberapa jam kemudian Polda Lampung beserta Polisi Militer Lampung mengadakan pengejaran terhadap para pelaku penembakan operasi penertiban tersebut. Walhasil diduga 2 anggota TNI AD dan 1 brimob menjadi pelaku penembakan dalam operasi penertiban tersebut. 2 anggota TNI AD adalah komandan sub ramil Negara Batin dan anggotanya dan 1 lagi anggota Brimomb. Kedua terduga dari TNI AD sudah menyerahkan diri ke Denpom dan ditahan sementara 1 anggota Brimob masih buron.
Kejadian tersebut sangat memalukan negara ini. Bagaimana tidak memalukan? Aparat penegak hukum dalam hal ini polisi berusaha untuk menertibkan dan membubarkan perjudian ternyata kegiatan arena perjudian tersebut dibekingi oleh aparat sendiri. Walaupun belum terbukti menjadi bekingan arena perjudian akan tetapi dengan adanya tindakan penembakan terhadap aparat penegak hukum ketika melakukan tugasnya menertibkan perjudian artinya pelaku penembakan bisa dikategorikan sebagai pihak yang menghalangi penegakan hukum dan bisa dikenakan pasal sebagai beking perjudian. Ironisnya yang melakukan adalah komandan alias pimpinan sub ramil di daerah tersebut. Sekali lagi ini sangat memalukan. Bukankah aparat di negara ini seharusnya menertibkan perjudian bukan menjadi bekingan perjudian.
Peristiwa seperti ini sebenarnya sering terjadi di masyarakat akan tetapi tidak terekspos oleh media. Diakui atau tidak, terjadi rivalitas antara polisi dan militer di tingkat bawah. Mengapa demikian? Jujur kita akui pembentukan wilayah teritorial oleh TNI AD -Kodam sampai Koramil- sebenarnya menyalahi peran sebagai militer di negara demokratis. Masalah penegakan hukum di masyarakat adalah domain kepolisian. Struktur kepolisian mulai dari markas besar di pusat sampai Polsek di tingkat kecamatan adalah dalam rangka menjaga ketertiban masyarakat. Masalah hukum dan ketertiban masyarakat adalah tugas dan wewenang kepolisian bukan tugas dan wewenang militer. Kadang peran inilah yang belum dimengerti oleh anggota baik polisi maupun militer -TNI AD-. Seringkali terjadi gesekan di masyarakat bawah antara polisi dan militer karena mis komunikasi dan ketidaktahuan peran masing-masing.
Pemimpin negara ini seharusnya menjalankan amanat reformasi yaitu mengembalikan militer ke barak bukan menempatkan dan menugaskan ke masyarakat. Peran militer adalah menjaga keamanan dan ketahanan negara bukan mengatur dan menertibkan masyarakat. Kita patut bertanya mengapa kejadian seperti di Negara Batin sering terjadi? Salah satu akar masalahnya adalah rivalitas lembaga.
Kita berharap kasus tersebut menjadi kasus terakhir di negara ini. Jangan ada lagi kasus lain seperti Negara Batin. Kita akui memang aparat kita belum benar-benar bersih karena masih dijabat oleh manusia. Akan tetapi berusahalah untuk bersih apalagi dalam hal memberantas perjudian. Kasus Negara Batin mengungkap adanya rivalitas dua lembaga di negara ini. Seharusnya dua lembaga ini saling komunikasi dan saling mendukung dalam pemberantasan perjudian dan kemaksiatan di masyarakat. Faktanya bukan demikian. Seharusnya pemimpin menjadi contoh yang baik bagi anggota dan masyarakat. Kejadian Negara Batin menunjukkan melawan kemungkaran dan kemaksiatan taruhannya adalah nyawa. Semoga para korban husnul khotimah karena tewas dalam menjalankan tugas memberantas kemaksiatan dan kemungkaran. Semoga pelaku penembakan diberi hukuman setimpal. Dalam hukum Islam nyawa dibalas dengan nyawa artinya pembunuh balasannya harus dibunuh. Itulah hukum yang adil.