Pilgub Jawa Tengah
Pemilihan gubernur Jawa Tengah periode 2024-2029 akan dilaksanakan pada 27 Nopember 2024. Ada dua calon pasangan gubernur dan wakil gubernur yang berkontestasi dalam pemilihan kali ini. Adapun dua calon pasangan gubernur dan wakil gubernur tersebut adalah Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) dan Ahmad Lutfi-Taj Yasin. Pasangan calon gubernur Andika Perkasa didukung oleh dan hanya PDI-P. Sementara pasangan calon gubernur Ahmad Lutfi didukung oleh 9 parpol yaitu Partai Nasdem, PKS, PAN, PKB, Partai Golkar, Partai Gerindra, PPP, Partai Demokrat dan PSI. Pendukung pasangan Ahmad Lutfi ini dikenal dengan KIM Plus.
Semua masyarakat Jawa Tengah sudah tahu latar belakang calon gubernur mereka karena sosok mereka adalah tokoh yang tidak asing bagi masyarakat Jawa Tengah. Calon gubernur Andika Perkasa adalah mantan panglima TNI dan merupakan salah satu ketua pemenangan pilpres Ganjar-Mahfud sekaligus menantu dari Hendropriyono. Siapa yang tidak kenal dengan Hendropriyono. Hendropriyono adalah mantan Kepala BIN yang namanya sempat terseret kasus kematian Munir, aktivis HAM tanah air. Karir Andika Perkasa di TNI sangat cemerlang karena bisa menjadi panglima TNI.
Calon gubernur yang satu adalah Ahmad Lutfi. Ahmad Lutfi adalah mantan Kapolda Jawa Tengah. Ahmad Lutfi adalah satu-satunya polisi saat ini yang berpangkat jendral tidak lewat akpol. Sebelum mencalonkan diri sebagai calon gubernur Jawa Tengah, Ahmad Lutfi menjabat sebagai Kapolda. Baliho dan banner Ahmad Lutfi bertebaran di seantero Jawa Tengah. Saat itu baliho dan banner yang bergambar Ahmad Lutfi memakai pakaian seragam polisi.
Perang jendral akan terjadi di Jawa Tengah. Akan tetapi asal muasal mereka berbeda. Andika Perkasa purnawirawan jendral dari TNI sementara Ahmad Lutfi purnawirawan jendral dari kepolisian. Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar kedua institusi negara ini akan terlibat dalam pemenangan calon gubernur Jawa Tengah. Ingat jiwa corsa masing-masing institusi ini sangatlah tinggi. Apalagi jiwa korsa TNI. Walaupun mereka berdua sudah purnawirawan alias pensiun dari kedinasan akan tetapi sebagai lembaga dan jiwa korsa masing-masing institusi ini akan membuat pertarungan pemilihan gubernur Jawa Tengah ini panas.
Keterlibatan kedua institusi ini tidak bisa dibendung karena melibatkan jendral-jendral mereka. Sangat disayangkan ketika kedua institusi ini terlibat dalam pemenangan calon gubernur. Kedua institusi ini seharusnya netral dan menjaga kondusifitas pemilihan gubernur. Walaupun dalam aturannya tidak diperkenankan kepada kedua institusi ini terlibat dalam pemilihan akan tetapi keterlibatannya tidak bisa dicegah.
Kedua institusi ini baik TNI maupun Polri mempunyai struktur dari atas sampai bawah. Mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan bahkan sampai desa. Mereka mempunyai rantai komando dari pusat sampai desa. Disadari atau tidak di lapangan kedua institusi ini akan bersaing. Semoga tidak terjadi apa-apa.
Sementara calon wakil gubernur Andika Perkasa adalah Henrar Prihadi yaitu mantan wali kota Semarang dan merupakan kader tulen PDI-P. Adapun calon wakil gubernur Ahmad Lutfi adalah Taj Yasin Maemon yaitu mantan wakil gubernur periode sebelumnya dan sekaligus putra dari ulama kharismatik KH. Maemon Zubair.
Menurut beberapa lembaga survey bahwa pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin lebih unggul dibandingkan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. Walaupun Jawa Tengah kandang banteng ternyata survey calon gubernurnya masih dimenangkan oleh pasangan yang didukung oleh partai selain PDI-P. Memang survey ini masih naik-turun dan hasilnya belum tentu sesuai dengan kenyataan. Wajar saja jika pasangan Ahmad Lutfi-Taj Yasin unggul dalam survey karena melihat latar belakang pasangan ini sudah sangat melekat di benak warga Jawa Tengah. Ahmad Lutfi pernah menjadi Kapolda dan otomatis semua orang yang berurusan dengan polisi pasti mengenal nama ini. Apalagi menurut berita presiden Joko Widodo mendukung penuh Ahmad Lutfi. Taj Yasin adalah mantan wakil gubernur sekaligus putra dari ulama kondang KH. Maemon Zubair. Pendukung Taj Yasin sudah jelas yaitu jaringan santri dan pesantren se-Jawa Tengah.
Jika pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi ingin memenangkan pertarungan di Jawa Tengah ini maka PDI-P harus berjibaku dan mengeluarkan seluruh kekuatannya. Walaupun sebagai provinsi dengan julukan kandang banteng belum tentu calon gubernur yang diusung kali ini berhasil menjadi gubernur. Fakta pilpres kemarin pasangan yang diusung oleh PDI-P kalah telak di Jawa Tengah. Mau tidak mau PDI-P harus berjuang keras jika ingin pasangan nomor urut 1 ini memenangkan pilgub kali ini. Jangan sampai terulang kembali kandang banteng dicabik-cabik oleh garuda.
Selamat berkontestasi.
Semoga tetap kondusif.