ITS Giuseppe Garibaldi
Indonesia dikabarkan mengakuisisi kapal induk bekas milik Italia, ITS Giuseppe Garibaldi. Keinginan TNI AL untuk mengakuisisi jenis kapal induk ini sudah disetujui oleh Menteri Keuangan dengan bukti Bappenas sudah menganggarkan untuk akuisisi kapal induk tersebut sebesar US$450 juta yang diambilkan dari pinjaman luar negeri. Tidak hanya itu, Bappenas juga menganggarkan pembelian helikopter angkut sebesar US $250 juta dan juga kendaraan utilitas sebesar US$300 juta.
Kabarnya harga kapal induk bekas Italia itu dipatok sekitar Rp. 20 triliun. Kita tidak tahu apakah harga segitu sudah all in one atau belum. Maksud all in one adalah biaya tersebut termasuk perbaikan kapal sehingga bisa digunakan oleh Indonesia.
ITS Giuseppe Garibaldi adalah kapal induk Italia yang dibangun tahun 1981, diluncurkan tahun 1983 dan mulai berdinas di angkatan laut Italia tahun 1985. Jenis kapal induk ini adalah kapal induk penjelajah pengangkut pesawat. Kapal induk ini dilengkapi dengan pesawat berjenis STAVOL (Short Take-Off and Vertical Landing) dan beberapa helikopter. Spesifikasi kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi sebagaimana dilansir dari Wikipedia sebagai berikut:
Nama : Giuseppe Garibaldi
Pembangun : Fincantieri, Monafalcone Shipyard, Monfalcone (Gorizia)
Biaya : Lire 428 miliar (1981) (setara dengan €903,63 juta pada tahun 2019)
Pasang lunas : 26 Maret 1981
Diluncurkan : 11 Juni 1983
Mulai berlayar : 30 September 1985
Dipensiunkan : 1 Oktober 2024
Pelabuhan daftar : Taranto
Status : Pensiun
Ciri-ciri umum
Jenis : Kapal penjelajah pesawat terbang ASW/kapal induk
- 10,100 t (9,940 ton panjang) (standar)
- 13,850 t (13,631 ton panjang) (muatan penuh)
- 14,150 t (13,927 ton panjang) (muatan penuh, setelah MLU 2003)
Panjang : 1.802 m (5.912 ft)
Lebar : 334 m (1.096 ft)
Daya muat : 82 m (269 ft)
Pendorong
- 4 × turbin gas General Electric/Avio LM2500, 60,400 kW (80,998 hp)
- 6 × generator mesin diesel Grandi Motori Trieste B230/12, 9,360 kW (12,552 hp) dengan generator listrik Ansaldo-Elettrital, masing-masing 1,560 kW (2,092 hp)
Kecepatan : 30 kn (56 km/h; 35 mph)+
Jangkauan : 7.000 nmi (13.000 km; 8.100 mi) pada 20 kn (37 km/h; 23 mph)
Awak kapal
- 830, diantaranya:
550 Awak kapal
hingga 180 untuk Fleet Air Arm
hingga 100 staff
Sensor dan sistem pemroses
- Radar jarak jauh Selenia MM/SPS-768 (RAN 3L)
- Radar peringatan dini Selenia SPS-774 (RAN-10S)
- Radar peringatan dini Hughes AN/SPS-52C, pita E
- Radar pencarian permukaan Selenia SPS-702 CORA
- 2 × Radar navigasi GEM Elettronica SPN-749
- Radar pendekatan Selenia SPN-728
- 3 × Radar pengendali tembakan Selenia RTN-30X, untuk Albatross/Aspide
- 3 × Radar pengendali tembakan Selenia RTN-20X, untuk CIWS 40/70 mm
- Sonar lambung Raytheon DE 1160 LF (digantikan oleh WASS DMS-2000 pada tahun 2003)
- Selenia CMS SADOC-3
- TACAN Face Standard URN-25
Peralatan perang elektronik dan tipuan
- Sistem jamming Elettronica Spa SLQ-732
- 2 × Peluncur umpan SCLAR OTO Melara
- Umpan torpedo yang ditarik AN/SLQ-25 Nixie
Senjata
2 × Peluncur rangkap delapan Mk.29 untuk SAM Sea Sparrow/Selenia Aspide
3 × OTO Melara Kembar 40L70 DARDO
2 × Tabung torpedo 324 mm rangkap tiga
4 × SSM Otomat Mk 2 (dilepas pada tahun 2003)
Pesawat yang diangkut : hingga 18 pesawat tempur/pembom AV-8B Harrier II, Helikopter (ASW, ASH dan AEW) Augusta SH-3D atau AgustaWestland AW101
Catatan
panjang dek penerbangannya 1.740 m (5.710 ft) dan lebarnya 300 m (980 ft)
Mengapa TNI AL bersikeras mengakuisisi kapal induk ini?
Kapal induk Giuseppe Garibaldi ini sudah berusia 40 tahun dan sudah dipensiunkan oleh angkatan laut Italia. Secara operasional kapal induk ini sudah sangat tua. Mengapa TNI AL ingin mengakuisis kapal yang sudah pensiun ini. Dalam perhelatan Indonesia Defense 2025, pihak Fincantieri -pembuat kapal induk ITS Giuseppe Garibaldi- datang ke Jakarta dan menawarkan kapal induk ini kepada Indonesia. Sebelumnya, Fincantieri juga menawarkan kapal jenis freegat kepada Indonesia yang sekarang sudah diakuisisi Indonesia. Untuk jenis freegat ini kapal sudah berada di Indonesia sebanyak 1 buah dari 2 buah yang dibeli oleh Indonesia yaitu KRI Brawijaya 320 dan KRI Prabu Siliwangi 321. Kedua jenis freegat ini semula pesanan angkatan laut Italia karena Indonesia berminat dan ingin cepat maka dua freegat yang semula pesanan angkatan laut Italia ini langsung diberikan kepada Indonesia. Jadi Indonesia tidak perlu menunggu lama freegat tersebut.
Setelah berhasil membeli 2 freegat produksi Fincantieri tersebut, Indonesia menginginkan jenis kapal induk yang sudah dipensiunkan oleh angkatan laut Italia. Kapal induk akan digunakan sebagai operasi militer selain perang (OMSP) oleh TNI AL. Kapal induk ini sebelum dibeli Indonesia akan diperbaiki sesuai dengan keinginan Indonesia. Masa pakai setelah diperbaiki akan bertambah manjadi 15-20 tahun lagi. TNI AL ingin menjadikan kapal induk ini sebagai pangkalan drone dan helikopter. Drone yang akan dipergunakan di kapal induk ini adalah jenis Bayraktar produksi Turki yang terkenal itu. Kebetulan Indonesia sudah mengamankan pembelian drone Bayraktar sejumlah 60 buah dan ditambah dengan drone Akinci sejumlah 6 buah. Rencananya drone tersebut akan ditempatkan di kapal induk baru Indonesia itu
TNI AL ingin menjadikan kapal induk Giuseppe Garibaldi sebagai kapal induk drone dan helikopter bukan pesawat berjenis STAVOL seperti sebelumnya. Maka dari itu Giuseppe Garibaldi harus dimodif sedemikian rupa agar sesuai dengan keinginan Indonesia. Dari mana anggaran pembelian kapal induk bekas Italia tersebut?
Kita tidak tahu pasti berapa harga kapal induk bekas Italia tersebut. Yang jelas ada anggaran sebesar US$450 juta, US$300 juta dan US$250 juta. Kalau dijumlahkan ada US$ 1 milyar atau sekitar Rp. 16,7 Triliun (untuk kurs saat ini). Anggaran tersebut dari pinjaman luar negeri. Artinya untuk masalah anggaran tidak ada masalah karena sudah dianggarkan oleh Bappenas. Anggaran sebesar kurang lebih Rp. 16,7 Triliun kemungkinan sudah semuanya, mulai dari perbaikan kapal induk tersebut agar sesuai dengan keinginan TNI AL, helikopter dan kendaraan pendukung lainnya. Mungkin harga kapal induk bekas tersebut tidak sampai RP. 20 Triliyiun atau kalau kurang mungkin ditutup dari anggaran Kementerian Pertahanan.
Apakah Indonesia akan mampu mengoperasionalkan kapan induk bekas ini?
Kemampuan Indonesia mengoperasionalkan kapal induk bekas ini tidak hanya dilihat dari kemampuan finansial saja akan tetapi juga pemeliharaan. Waktu 15-20 tahun adalah waktu yang sangat cepat bagi perjalanan kapal induk. Setiap pembelian alutsista harus disertai dengan alih teknologi (ToT) sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. Apakah nanti pihak Fincentieri akan memberikan alih teknologi kepada Indonesia? Jawabannya harus karena itu adalah amanat undang-undang. Pertanyaannya teknologi apa yang akan diberikan oleh pihak Fincentieri terkait kapal induk ini. Belum ada kejelasan alih teknologi apa yang akan diberikan oleh pihak Fincantieri.
PT PAL adalah galangan kapal milik pemerintah yang sudah mampu membuat berbagai jenis kapal perang maupun dagang. Akan tetapi belum memiliki kemampuan untuk pembuatan kapal induk. Pernah PT PAL akan membuat kapal induk helikopter seperti yang dimiliki Spanyol dan Prancis dan PT PAL sangat mampu untuk membuat itu. Apakah dengan akuisisi kapal induk ini nanti PT PAL dilibatkan untuk alih teknologi tersebut? Semua belum jelas karena belum ada informasi detail terkait alih teknologi ini. Sangat disayangkan jika Indonesia tidak mendapatkan alih teknologi yang tepat jika benar mengakuisisi kapal induk bekas ini apalagi harganya luar biasa besar bagi kantong Indonesia.
Untuk biaya operasional kapal induk ini sangatlah boros karena menggunakan teknologi COGAG (Combine Gas and Gas). Bahan bakarnya adalah gas. Semua kapal perang apapun mayoritas menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar gas karena dibutuhkan kecepatan tinggi. Turbin gas menjadi pilihan karena turbin gas sangat bertenaga akan tetapi boros bahan bakar dan berbiaya mahal. Kapal induk ini memiliki 4 turbin gas sehingga biaya operasional jelas mahal. Apakah TNI AL sudah memikirkan anggaran operasional kapal induk ini. Belum lagi perawatan mesin dieselnya. Mungkin kita tidak perlu khawatir dengan masalah oprek-mengoprek insyinyur kita. Kemampuan insyinyur kita sangat mumpuni untuk mengoprek sebuah kapal atau pesawat. Lihatlah hasil oprekan kapal perang yang diproduksi oleh galangan kapal Inggris yang semula tidak bisa dipakai, di tangan insyinyur Indonesia kapal perang tersebut bisa berlayar dan kemampuannya luar biasa. Itulah tiga kapal jenis MLRF (Multi Role Light Freegat) yang diakuisisi dengan harga murah oleh Indonesia dari Brunei Darussalam yang sekarang menjadi KRI Usman Harun, KRI John Lie dan KRI Bung Tomo.
Semoga insyinyur kita mendapatkan alih teknologi pembuatan, perawatan kapal induk ini sehingga bisa membuat kapal induk sendiri. Ada beberapa negara yang gagal mengoperasionalkan kapal induknya karena keterbatasan baik anggaran maupun kemampuan seperti Thailand, Argentina, Brasil dan Rusia. Semoga kapal induk bekas yang diakuisisi Indonesia ini mampu dioperasikan oleh TNI AL. Semoga biaya operasional kapal induk ini tidak membebani APBN kita.