Dumpil
Dumpil merupakan salah satu nama desa di wilayah administrasi Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Dumpil ini desa paling kecil di antara 12 desa yang ada di Kecamatan Dukuhseti. Warganya berjumlah sekitar 1.300-an jiwa. Hanya terdiri dari 7 rukun tetangga dan 1 rukun warga. Dibanding desa lainnya Dumpil adalah desa yang paling kecil jumlah penduduknya. Tidak ada yang tahu sejarah berdirinya secara pasti desa Dumpil bahkan sesepuh desa pun berbeda-beda cerita terkait berdirinya desa kecil ini.
Lokasi Desa Dumpil berada di wilayah paling selatan dari Kecamatan Dukuhseti. Desa ini di sebelah Selatan berbatasan dengan Ds. Bulungan yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Tayu. Sebalah Barat berbatasan dengan hutan. Sebelah barat hutan adalah desa Gesengan yang ikut wilayah administrasi Kecamatan Cluwak. Sebelah timur berbatasan dengan desa Kalikalong yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Tayu. Sebelah utara berbatasan dengan desa Ngagel. Desa Dumpil terdiri dari 3 dukuhan yaitu Tlogo, Krajan dan Gebangan. Menurut beberapa orang tua desa Dumpil dulu merupakan pecahan dari desa Gesengan. Dumpil merupakan salah satu dukuhan Desa Gesengan. Akan tetapi jarak antara pusat desa Gesengan dengan Dukuh Dumpil sangat jauh karena dipisahkan oleh hutan yang luas. Dulu aparat desa Gesengan kalau menarik pajak jalan kaki ke dukuh Dumpil melewati hutan. Kemudian ada kejadian petugas pajak dari desa Gesengan setelah menarik pajak di dukuh Dumpil dirampok di tengah hutan. Gegara kejadian ini Dumpil dijadikan desa tersendiri. Akhinya Dumpil berdiri sendiri menjadi sebuah wilayah administratis desa yang bergabung dengan wilayah Kecamatan Dukuhseti. Asal kata Dumpil pun masih perlu penulusuran. Mengapa dinamakan Dumpil? Dari manakah asal muasal kata Dumpil itu. Untuk kebenaran asal muasal desa memang tidak bisa divalidasi karena memang tidak ada sumber tertulis yang dijadikan rujukan. Kemungkinan asal muasal kata Dumpil berasal dari bahasa Jawa Nyempil yaitu berada di tengah-tengah antara dua benda. Lokasi desa Dumpil memang berada di tengah-tengah lahan pertanian dan hutan sehingga terlihat seperti perkampungan yang ada di tengah sawah.
Desa Ini jauh dari jalan raya Tayu-Puncel dan seakan menjadi desa yang terisolir. Batas desa dengan desa tetangga bukan menyambung langsung akan tetapi ada batas pemisah seperti sawah, ladang dan hutan. Batas utara yang berbatasan dengan Desa Ngagel dipisahkan oleh sawah yang luas. Kemudian batas selatan juga dibatasi oleh sawah yang luas. Batas timur juga dibatasi oleh sawah sehingga membuat desa ini seakan terpencil dan terputus dari keramaian. Secara ekonomi taraf hidup warga desa Dumpil sudah bagus. Mata pencaharian mereka mayoritas bertani, berkebun. Tanaman yang ditanam adalah padi, ketela dan umbi-umbian. Topografi desa ini di dataran rendah sehingga ketika musim penghujan dan air sungai meluber maka desa ini kena dampaknya yaitu banjir. Ada sungai besar yang melewati desa ini dan ada tanggulnya. Jika tanggul jebol maka airnya mengalir ke desa ini. Desa ini sangat damai, asri dan aman. Suara kendaraan roda 2 maupun roda 4 jarang terdengar karena mungkin begitu sedikitnya warga desa Dumpil ini. Apalagi antar ketiga dukuh tidak bersambung jadi satu akan tetapi dipisahkan oleh sawah dan ladang. Dukuh Tlogo dengan dukuh Gebangan tidak bersambung akan tetapi dipisahkan dengan sawah yang lumayan luas begitu juga antara dukuh Tlogo dengan Dukuh Krajan juga tidak bersambung dan dibatasi oleh sawah dan ladang. Inilah yang membuat desa ini sepi dari suara deru kendaraan. Infra struktur desa Dumpil sudah bagus. Jalanan sudah diaspal bahkan ada yang dibeton. Drainase dan saluran air juga sudah bagus.
Jarak Desa Dumpil ke ibu kota kecamatan Dukuhseti sekitar 6 Km. Sementara jarak desa Dumpil dengan Ibu kota Kecamatan Tayu hampir sama dengan jarak Desa Dumpil dengan ibu kota Kecamatan Dukuhseti. Semua rumah warga sudah teraliri listrik. Mayoritas warga memeluk agama Islam. Ada 1 masjid dan 4 musholla di Desa Dumpil. Fasilitas pendidikan pun sudah sangat memadai karena ada TK dan SD. Setelah tamat SD warga desa Dumpil melanjutkan pendidikan tingkat pertama ke Desa Ngagel yang mempunyai pendidikan sampai tingkat atas (SLTA). Kegiatan keagamaan sangat ramai di desa ini dengan dibuktikan adanya majlis taklim berjumlah 4 kelompok. Majlis Taklim itu diisi oleh tokoh-tokoh agama dari desa setempat. Generasi muda desa Dumpil banyak bekerja di luar desa. Sebenarnya kalau generasi muda mau bertani, lahan pertanian sangat luas di desa ini. Sayang pertanian di desa ini mengandalkan air hujan alias sawah tadah hujan. Ketika musim kemarau sawah tidak ditanami apapun. Musim tanam menunggu musim hujan turun. Irigasi pertanian belum tertata secara baik di desa ini. Selain bertani, warga desa Dumpil juga menanam tanaman seperti pohon mangga, rambutan, matoa, jambu di sekitar rumah. Hasil dari tanaman di sekitar rumah bisa dijual. Secara keseluruhan warga desa Dumpil tercukupi kebutuhan sehari-harinya. Desa Dumpil sebenarnya tidak perlu menjadi desa tersendiri karena begitu sedikit jumlah penduduknya dan wilayah tidak begitu luas. Entah kenapa pemekaran yang semula bergabung dengan desa Gesengan kemudian dipecah menjadi Desa Gesengan dan Desa Dumpil diperbolehkan dan diijinkan oleh pemerintah Kabupaten Pati. Dengan luas wilayah yang tidak begitu luas dan jumlah warga yang sedikit seharusnya pembangunan desa Dumpil sangat bagus dengan dana desa yang didapat. Mungkin pemasukan desa sangat sedikit karena tidak ada aset desa yang bisa digunakan untuk pembangunan desa.
Fasilitas desa Dumpil juga sudah memadai. Ada pusat kesehatan desa, lapangan olah raga dan balai desa. Balai desa ada di dukuh Krajan. Jarak jangkau sangat dekat. Sayang jalan menuju ke Selatan arah desa Bulungan sudah rusak sehingga untuk menuju ke Kecamatan Tayu harus melewati desa Kalikalong yang agak jauh. Orang tidak menyangka kalau ada desa Dumpil setelah Desa Kalikalong karena jarak antara Desa Kalikalong dan Desa Dumpil dipisahkan oleh lahan pertanian yang luas dan mungkin menganggap bahwa desa Dumpil itu bagian dari Desa Kalikalong. Akses jalan ke arah Desa Kalikalong juga rusak. Akses jalan yang bagus dan kondisinya baik adalah arah ke Desa Ngagel. Jalan menuju Desa Ngagel sudah dibeton dan kiri kanannya sudah dibangun drainase. Desa Dumpil cocok untuk hiburan dan mencari ketenangan dari gegap gempita dan kesibukan dunia kerja. Warganya nrimo ing pandum. Tidak terlihat adanya persaingan antar warga. Mereka selalu bergotong royong dalam membantu sesama.