Lailatul Qodar
Mulai hari ini memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan. Sebagaimana sabda Rasulullah bulan Ramadan itu dibagi menjadi 3 bagian yaitu 10 hari pertama adalah rahmat, 10 hari kedua adalah maghfiroh/ampunan dan 10 hari terakhir adalah itqun minan nar (pembebasan dari api neraka). Semua orang muslim mengetahui pembagian ini.
Kita sudah melalui 2 bagian bulan Ramadan yaitu rahmat dan maghfiroh atau ampunan. Apakah anda merasakan sudah mendapatkan rahmat dan maghfiroh dari Allah SWT? Pengalaman orang berbeda-beda. Mungkin yang tekun beribadah dan memiliki keistimewaan dibanding dari yang lain bisa merasakan 2 bagian bulan Ramadan tersebut. Berbeda dengan orang yang biasa-biasa saja mungkin hanya merasakan Ramadan kok cepat sekali dan hanya menahan rasa lapar dan haus. Memang kadar keimanan dan kesalehan seseorang berbeda-beda. Wajar saja jika sudah memasuki masalah kadar keimanan dan kesalehan akan muncul istilah wali atau orang khusus.
10 hari terakhir bulan Ramadan adalah bagian pamungkas. Ibarat permainan sudah memasuki fase penentuan siapa nanti yang akan merengkuh gelar juara. Puasa selama 20 hari secara berturut-turut dan ditambah dengan ibadah sunah lainnya membuat stamina tubuh semakin berkurang. Agar tetap semangat untuk mencapai finis maka di 10 hari terakhir bulan Ramadan diberi iming-iming bonus. Bonus itu berupa fase itqun minan nar (pembebasan api neraka) dan yang lebih menggiurkan adalah bonus lailatul qodar (malam penentuan).
Nabi Muhammad SAW selalu beri'tikaf ketika memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan. Tidak ada ibadah lain yang dikerjakan Nabi Muhammad pada 10 hari terakhir Ramadan kecuali hanya zikir dan i'tikaf. Bahkan Rasulullah sampai mengajarkan do'a khusus di 10 hari terakhir Ramadan karena begitu istimewanya 10 hari tersebut.
Rasulullah memberikan tanda-tanda bonus lailatul qodar di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Salah satu tandanya adalah lailatul qodar terjadi pada malam ganjil pada 10 hari terakhir Ramadan. Rasulullah tidak menyebutkan hari ke-21, 23, 25, 27 atau 29 akan tetapi Rasulullah cuman memberikan isyarat carilah lailatul qodar pada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan. Kemudian Rasulullah juga memberikan tanda-tanda lailatul qodar adalah paginya matahari bersinar redup, hangat dan tidak memancarkan radiasi. Malam harinya tenang. Tidak ada permusuhan dan pertumpahan darah dan semua makhluq mengetahui datangnya lailatul qodar kecuali manusia dan jin. Malam itu semua makhluq berzikir dan meminta ampunan kepada Allah. Begitu istimewanya lailatul qodar sehingga semua makhluq mengetahuinya kecuali manusia dan jin. Begitu istimewanya lailatul qodar sehingga semua makhluq berzikir dan meminta ampunan dari Allah SWT. Rasulullah juga memberikan tanda datangnya lailatul qodar adalah malam itu tidak ada satupun bintang yang jatuh dari langit. Dalam beberapa atsar sahabat disebutkan bahwa salah satu tanda datangnya lailatul qodar adalah rasa air laut menjadi tawar.
Itulah beberapa tanda datangnya lailatul qodar. Kemudian ada beberapa ulama yang sering mendapatkan lailatul qodar membuat rumusan datangnya lailatul qodar seperti Imam Ghozali, Imam as-Syadzili dan imam lainnya. Imam Ghazali sangat jelas memberikan rumus datangnya lailatul qodar dan sudah jamak diketahui oleh umum apalagi zaman yang serba media sosial ini. Rumus yang dibuat Imam al-Ghozali sangat mudah ditemukan lewat media sosial yang dishare oleh sesama pengguna media sosial. Rumus yang dikemukakan beberapa imam itu berdasarkan pada awal dimulainya bulan Ramadan. Saya tidak akan menjelaskan di sini karena semua sudah tahu melalui media sosial masing-masing.
Kita patut bertanya apakah memang rumus yang dikemukakan oleh para imam tersebut benar. Wallahu a'lam. Yang jelas lailatul qodar menjadi misteri dan hanya Allah yang mengetahui. Mengapa lailatul qodar menjadi misteri karena begitu istimewanya malam tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam surat al-Qodr bahwa lailatul qodar setara dengan 1.000 bulan atau kalau dikonversi menjadi tahun setara dengan 83.3 tahun. Artinya jika seseorang mendapatkan lailatul qodar semalam saja maka ibadah seseorang tersebut akan sama dengan ibadah selama 83.3 tahun. Kalau lailatul qodar ini ditentukan kapan turunnya akan membuat manusia hanya fokus satu malam tersebut dan mengabaikan malam yang lain.
Tanda lailatul qodar salah satunya adalah pagi harinya matahari bersinar redup, hangat dan tidak memancarkan radiasi. Tanda ini adalah tanda alam. Dengan memberikan petunjuk seperti ini artinya manusia disuruh untuk mengadakan riset atau penelitian terkait fenomena matahari terbit tanpa memancarkan radiasi. Begitu juga malam harinya tidak ada bintang jatuh. Artinya manusia disuruh untuk meneliti terkait fenomena tidak ada bintang jatuh. Malam harinya damai karena semua makhluq berzikir kepada Allah artinya manusia disuruh untuk melakukan penelitian terkait prilaku makhluq. Lailatul qodar menjadi tantangan bagi para saintis untuk membuktikan kebenaran sabda Rasulullah SAW.
Pernah dalam satu forum astronomi yang saya ikuti, yang berisi para peneliti dan pengamat benda langit termasuk matahari, tiap hari mengamati matahari dan melaporkan hasil pengamatan tersebut di forum itu. Suatu hari didapati memang matahari terbit tanpa memancarkan radiasi dan sinar matahari bebas dari radiasi. Setelah ditelusuri ternyata saat itu memasuki hari ke-29 bulan Ramadan. Artinya memang benar sabda baginda Rasulullah ternyata memang ada satu hari dalam setahun dimana matahari terbit tidak memancarkan radiasi. Ini menandakan malam sebelumnya adalah malam lailatul qodar.
Bagi orang awam tidak ada urusannya dengan tanda-tanda lailatul qodar. Bagi orang awam yang penting ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadan bersungguh-sungguh meningkatkan ibadahnya dengan melakukan berbagai macam ibadah seperti i'tikaf, sholat tasbih, baca yasin dan lain sebagainya. Ulama dahulu memang mengajarkan amalan untuk menyongsong lailatul qodar pada 10 malam terakhir dengan meningkatkan ibadah secara berjamaah di masjid, surau atau musholla dengan melakukan sholat tasbih, membaca yasin, i'tikaf, zikir bersama dan lain sebagainya. Ibadah inilah yang seharusnya diperbanyak di 10 hari terakhir Ramadan bukan menyibukkan diri dengan kegiatan lain apalagi sibuk mencari kue Ramadan untuk persiapan Idul Fitri.
Selamat memasuki 10 hari Ramadan dan selamat memburu lailatul qodar. Yakinlah bahwa lailatul qodar hadir pada malam ganjil 10 hari terakhir Ramadan.