Sholawat Kebangsaan
Ketika membaca acara sholawat kebangsaan, orang mengira bahwa acara tersebut penuh dengan lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan saya sendiri juga mengira demikian. Perkiraan saya lebih jauh acara sholawat kebangsaan adalah acara sholawat dan doa untuk bangsa.
Ya ada acara Sholawat Kebangsaan di lapangan sepak bola Desa Bakalan Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, 04 Nopember 2025 pukul 19.00 - selesai. Acara tersebut sudah diketahui khalayak sejak jauh hari karena ada pemasangan banner dan selebaran terkait acara tersebut.
Saya pun mendapat undangan dari salah satu perangkat desa Bakalan, tepatnya mbah modin. Undangan tersebut kategori undangan VIP -very important person-. Sejak awal dapat undangan saya berniat untuk mewakilkan undangan tersebut. Sudah sejak lama saya tidak pernah menghadiri undangan acara pada malam hari pasca sakit keras saat pandemi covid 19 melanda negeri ini. Dokter menyarankan untuk mengurangi begadang malam. Maksimal pukul 21 atau 22 harus sudah istirahat. Saran dokter itupun saya taati dan laksanakan. Begitu sembuh saya langsung mengurangi kegiatan acara malam hari. Praktis kegiatan malam hari tidak ada bahkan kegiatan rutinan ngaji di masjid pun saya sudah tidak aktif. Perkiraan saya acara sholawatan tersebut akan sampai larut malam. Biasanya acara sholawatan seperti itu akan berakhir paling cepat pukul 23 bahkan sampai pukul 24. Setelah selesai pun tidak langsung pulang karena sebagai undangan VIP akan ada ramah tamah dulu. Praktis sampai di rumah dini hari.
Niat saya untuk mewakilkan kehadiran dalam acara tersebut ternyata gagal karena ada perintah dari atasan untuk mewakili dalam acara tersebut. Atasan juga mendapat undangan untuk menghadiri acara Sholawat Kebangsaan. Mau tidak mau saya harus hadir dalam acara tersebut. Menjadi kebiasaan saya jika dapat undangan akan datang sebelum jam yang tertera dalam undangan. Sebelum berangkat saya menelpon salah satu perangkat desa menanyakan pukul berapa acara dimulai. Perangkat desa tersebut membacakan run down acara. Acara dimulai pukul 19.30 WIB. Saya pun menanyakan apakah ada acara sambutan. Saya menanyakan tersebut karena bisa jadi atasan saya diberi waktu untuk sambutan. Ternyata tidak ada acara sambutan dari atasan. Sambutan hanya dari kepala desa.
Acara Sholawat Kebangsaan ini bukan acara desa akan tetapi murni inisiatif K. H. Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah. Siapa yang tidak tahu Gus Miftah? Gus Miftah adalah penceramah kondang, berambut gondrong dan gaya ceramahnya membumi -untuk tidak mengatakan urak'an- Gus Miftah juga pernah didaulat menjadi utusan khusus presiden Prabowo Subianto bidang moderasi beragama yang kemudian mengundurkan diri karena kasus sabtul lisan (keseleo lidah) menghina penjual es teh ketika acara pengajian. K. H. Miftah Maulana Habiburrahman mempunyai agenda Sholawat Kebangsaan keliling Nusantara. Semua hal yang menyangkut acara dihandle oleh timnya. Mulai dari panggung, lihgting, tenda tamu, tenda hadroh, tenda panitia, konsumsi, acara, semuanya ditanggung oleh Gus Miftah. Adapun lokasi yang ditempati hanya diberi tugas mengatur parkir dan sambutan panitia lokal. Undangan pun yang menentukan adalah Gus Miftah.
Benar saja ketika saya hadir di lokasi acara belum ada satupun undangan yang datang. Tempat undangan VIP dan VVIP masih kosong. Kemudian saya menuju ke tempat undangan VIP atas ajakan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat. Tak lama kemudian acara dimulai dengan lantunan hadroh. Lantunan hadroh ini mungkin untuk menghibur audien sambil menunggu pembukaan acara secara resmi dari pembawa acara.
Tak lama kemudian sekitar pukul 19.45 acara baru dimulai dan dibuka oleh pembawa acara. Saya inisiatif bertanya kepada salah satu panitia. Ternyata panitia semua berasal dari Jogjakarta. Setelah acara dibuka kemudian dilanjut dengan pembacaan ayat suci al-Qur'an oleh vokalis hadroh. Setelah acara lantunan ayat suci al-Qur'an selesai dilanjut dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh K. Syukron Adib, salah satu pemilik pondok pesantren tahfidzul Qur'an di desa Bakalan sekaligus mbah modin. Undangan VVIP pun belum ada yang datang. Informasi dari kepala desa bahwa undangan VVIP termasuk pejabat kabupaten. Tak satupun pejabat kabupaten ada yang hadir dalam acara tersebut. Tempat tamu VIP ternyata perlahan mulai penuh. Pak camat dan tokoh-tokoh masyarakat mulai datang.
Setelah pembacaan tahlil selesai dilanjut dengan sambutan kepala desa sebagai penanggung jawab panitia lokal. Dalam sambutannya kepala desa membacakan satu persatu daftar undangan akan tetapi tidak ada yang hadir. Setelah sambutan kepala desa dilanjut dengan doa lintas agama. Do'a lintas agama ini dilakukan oleh FKUB. Rombongan FKUB Kabupaten Pati baru datang setelah pembacaan tahlil selesai. Ada perwakilan 5 agama yang hadir malam itu yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Sementara agama Konghucu tidak ada. Doa lintas agama ini dimulai dari agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan ditutup dari perwakilan agama Islam. Sampai doa lintas agama selesai, belum ada tanda-tanda undangan VVIP datang. Kepala desa bertanya kepada saya, yang baru datang itu rombongan mana sambil membawakan daftar undangan VVIP. Kemudian saya lihat daftar undangan VVIP itu tersebut ternyata tidak ada satupun dalam rombongan. Saya bilang itu rombongan FKUB Kabupaten Pati. Setelah selesai pembacaan doa lintas agama, pembawa acara kemudian mempersilahkan hadroh untuk membawakan beberapa lagu sambil menunggu cak Percil tampil. Kalau belum tahu Cak Percil, Cak Percil adalah komedian asal Jawa Timur yang lagi ngetren. Ternyata malam itu bukan Cak Percil yang tampil. Saya hapal betul wajah Cak Percil.
Ada 3 orang keluar dari tempat tamu undangan VIP dan menyalami semua tamu yang ada di kursi baris depan, termasuk saya. Ternyata 3 orang tersebut yang menggantikan Cak Percil. Tiga komedian tersebut menghibur audien dengan joke-joke yang bikin audien tetap semangat. Sekitar 45 menit mereka tampil, tibalah Gus Miftah dan rombongan datang. Sekitar pukul 21.30 WIB, Gus Miftah naik panggung dan semua tamu undangan VIP diminta untuk duduk di panggung bersama Gus Miftah. Dalam rombongan Gus Miftah tak satu pun ada undangan VVIP. Dalam ceramahnya Gus Miftah mengatakan bahwa acara Sholawat Kebangsaan ini memang murni inisiatif dirinya sendiri tanpa melibatkan pihak manapun. Semua panitia adalah santrinya sendiri. Lebih lanjut GM mengatakan bahwa acara pengajian seperti ini gratis karena masyarakat tidak mengeluarkan biaya apapun sehingga kalau ada statemen yang mengatakan bahwa mengundang Gus Miftah itu mahal...itu tidak benar. Mengapa Kabupaten Pati dipilih karena Kabupaten Pati unik dan viral. Selanjutnya Gus Miftah menjelaskan bahwa keunikan Kabupaten Pati salah satunya adalah banyak wali dan kyai akan tetapi juga banyak dukun. Inilah salah satu keunikan yang dijelaskan oleh Gus Miftah. Untuk yang viral, Gus Miftah tidak menjelaskan secara rinci akan tetapi cuman menyebut, geger geden di Jakarta dipicu dari Kabupaten Pati. Memang benar bahwa demonstrasi 25 Agustus 2025 di Jakarta dipicu adanya demonstrasi dari Pati yang menolak kenaikan pajak PBB.
Ceramah Gus Miftah mulai awal sampai akhir tidak pernah melantunkan sholawat. Bahkan hanya di akhir acara baru dilantunkan sholawat. Acara selesai sekitar pukul 23.30 WIB. Bagi yang mempunyai persepsi bahwa acara sholawat kebangsaan adalah acara lantunan sholawat seperti acara sholawat-sholawat lainnya dijamin kecewa. Mungkin yang diharapkan dari audiens adalah bagi-bagi angpao kepada umat. Inilah yang ditunggu-tunggu. Gus Miftah membagikan beberapa angpao kepada audiens. Jumlahnya pun bervariasi ada yang Rp. 500 ribu sampai Rp. 2 juta.
Begitulah acara sholawat kebangsaan yang minim lantunan sholawat kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.