Penangkapan Pavel Durov
Berita mengejutkan datang di saat perang Ukraina vs Rusia menuju babak baru yaitu penyerangan tentara Ukraina ke wilayah Kursk Rusia. Berita itu menghebohkan jagad media sosial tak terkecuali pendiri Starlink sekaligus pemilik Twitter atau sekarang X, Elon Musk. Berita penangkapan pendiri platform media sosial Telegram, Pavel Durov oleh pihak berwenang Prancis. Pendiri telegram ini ditangkap oleh pihak berwenang Prancis pada tanggal 24 Agustus 2024 di bandara Le Bourget Prancis setelah kunjungannya dari Azerbaijan. Diduga di Azerbaijan ini Pavel Durov bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Spekulasi pun merebak kemana-mana karena platform Telegram digunakan oleh tentara Rusia dalam perang kali ini. Ada yang mengatakan penangkapan Durov oleh Prancis kemungkinan dilatarbelakangi karena platform Telegram digunakan oleh tentara Rusia dalam perang Ukraina. Maklum Prancis adalah salah satu negara yang mendukung Ukraina. Ada yang mengatakan penangkapan Durov dikarenakan Telegram digunakan oleh perlawanan Hamas dalam perang Palestina. Maklum karena Prancis adalah salah satu pendukung Israil dalam perang Palestina. Pendapat liar dari beberapa pengamat semakin ramai menghiasi jagad media sosial. Pendapat yang lebih ekstrem menyatakan bahwa Amerika menyuruh Prancis untuk menangkap pendiri telegram karena media tersebut sulit untuk diajak kerja sama. Berbeda dengan platform media sosial lainnya seperti Marx Zukenberg pemilik meta (Facebook, Whatapps, Instagram) yang bisa diajak kerja sama. Begitu juga pemilik Google dan Twitter atau X. Semua paltform media sosial tersebut bisa diajak kerja sama untuk memuluskan tujuan Amerika dan sekutunya. Hanya satu platform yang tidak bisa diajak kerja sama yaitu telegram. Telegram menunjukkan kebebasannya kepada siapa saja untuk mengupload informasi tanpa ada filter. Kebebasan diberikan kepada pengguna telegram. Berbeda dengan paltform lainnya. Facebook, Instagram, WA, google akan menghapus secara otomatis jika ada postingan berkaitan dengan perlawanan Hamas Palestina. Silahkan pengguna mengupload perlawanan Hamas di media sosial Facebook atau instagram maka secara otomatis postingan itu akan dihapus oleh Fb dan Ig. Sementara telegram tidak ada batasan kepada siapa saja untuk mengupload berita apapun di medianya. Termasuk mengupload perkembangan perang Ukraina dan perlawanan Hamas di Palestina. Perlu diketahui bahwa dalam perang Ukraina, Amerika dan Uni Eropa mendukung sepenuhnya Ukraina melawan Rusia. Dalam perkembangannya Ukraina kalah telak bahkan 27% wilayahnya dikuasai oleh Rusia. Kekalahan Ukraina ini jangan sampai diketahui oleh publik internasional sehingga perlu ada pembatasan terhadap Telegram. Barat telah menguasai seluruh media di dunia sehingga tidak satupun media yang berafiliasi dengan Barat memberitakan perkembangan perang Ukraina. Hanya Telegram yang menyampaikan perkembangan perang Ukraina secara netral dan tidak memihak. Inilah yang ditakutkan oleh Amerika dan sekutunya. Begitu juga telegram menyampaikan perkembangan perlawanan Hamas Palestina terhadap genosida Israil di saat media lain tidak ada yang memberitakannya. Faktanya terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap warga sipil Palestina oleh tentara Israil. Israil didukung sepenuhnya oleh Amerika dan sekutunya. Amerika dan sekutunya tidak ingin kejahatan Israil ini diketahui oleh publik internasional. Hanya melalui telegram publik mengetahui berita sebenarnya tanpa ada sensor.
Alasan inilah yang disangkakan oleh para pengamat mengapa Durov ditangkap pihak berwenang Prancis. Akan tetapi dalam rilisnya pihak berwenang Prancis menyebutkan bahwa penangkapan Durov dikarenakan pendiri telegram tersebut menolak bekerja sama dengan lembaga penegak hukum serta terlibat dalam::
Penyimpanan konten pornografi dengan anak di bawah umur
Distribusi narkoba
Kejahatan dunia maya
Penipuan sebagai bagian dari kelompok terorganisir.
Penangkapan Durov membuat Rusia angkat bicara karena khawatir penangkapan tersebut akan membawa dampak tidak baik terhadap Rusia. Tidak hanya Rusia, UEA juga angkat bicara terkait penangkapan pendiri telegram ini. Wajar saja Rusia dan UEA cawe-cawe terkait penangkapan Durov karena Durov memiliki kewarganegaraan Rusia, UEA dan Prancis. Entah bagaimana ceritanya Pavel Durov bisa mendapatkan tiga kewarganegaraan. Yang jelas Pavel Durov pernah menjadi musuh pemerintah Rusia ketika sebelum mendirikan telegram. Pavel Durov sebelum mendirikan Telegram mendirikan VKontakte atau VK di Rusia ketika masih mahasiswa. Platform media sosial seperti Facebook ala Rusia ini mendapat apresiasi luar biasa dari warga Rusia sehingga menjadi media sosial yang terkenal di Rusia. Pavel Durov menjadi penentang V. Putin pasca pemilihan umum Rusia yang dimenangkan oleh partai pimpinan Putin pada tahun 2011. Pada tahun tersebut VK yang didirikan oleh Pavel Durov diminta untuk dibubarkan oleh FSB. Kemudian tahun 2013 VK diminta kembali oleh FSB (pihak intelejen Rusia) dibubarkan karena digunakan oleh kelompok yang mendukung EuroMaidan tahun 2013 yaitu kelompok Ukraina yang mendukung bergabung dengan Uni Eropa. Kemudian tahun 2014 Pavel Durov dipecat oleh pihak VKontakte. Setelah dipecat Pavel Durov bersama Nikolai mendirikan Telegram yang berbasis di Berlin Jerman. Kemudian pindah ke Uni Emirat Arab dan dia mendapatkan kewarganegaraan UEA. Dari sinilah Telegram meledak menjadi platform media sosial yang digemari oleh pengguna. Telegram dilarang di Rusia dan baru diijinkan masuk Rusia tahun 2020.
Platform Telegram tidak membatasi kepada pengguna untuk mengupload apapun sehingga pengguna bisa mengetahui berita tanpa adanya sensor dari Telegram. Inilah yang digemari oleh pengguna. Sejak penangkapan Pavel Durov, Telegram menjadi satu-satunya platform media sosial yang diunduh paling banyak di Eropa dan dunia. Penangkapan pendiri telegram tidak menjadi berita media internasional.
Kemarin tanggal 1 September 2024 ada kabar bahwa Pavel Durov dilepaskan oleh pihak berwenang Prancis. Entah hanya sementara ataukah selamanya. Yang jelas penangkapan dan pembebasan Durov menjadi teka-teki orang awam karena tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Perlu diingat bahwa media sekarang menjadi ujung tombak untuk meloloskan tujuan dan keinginan sebuah negara atau kelompok. Penangkapan pendiri telegram mengindikasikan bahwa kontrol terhadap informasi harus dilakukan demi tujuan tertentu. Untuk itu mari kita bijaksana dalam membaca berita. Jangan langsung percaya. Jika ada berita bacalah secara cermat, kunyah secara perlahan dan analisis secara bijak.