Kompas Kiblat
Beberapa minggu lalu saya dihubungi oleh kawan yang keahliannya membuat aplikasi atau bahasa kerennya programmer. Kawan ini lagi membuat sebuah aplikasi untuk mencari arah kiblat yang dipasangkan di sistem smart phone android. Diskusi panjang tentang arah kiblat dan bayang kiblat dengan kawan ini pun terjadi. Arah kiblat adalah arah dimana kompas menunjukkan arah ke kiblat. Sementara bayang kiblat adalah cara mencari arah kiblat tiap hari dengan menggunakan bayang matahari. Tiap hari bisa mencari arah kiblat dengan matahari. Sejatinya arah kiblat dapat diketahui dengan matahari yaitu ketika posisi matahari tepat diatas Ka'bah. Dalam setahun ada 2-4 hari untuk menentukan arah kiblat atau rashdul qiblat yaitu tanggal 27-28 Mei pukul 16.18 WIB dan 15-16 Juli pukul 16.18 WIB. Kalau di dalam kalender diberi tanda dan keterangan yaumu rashdul qiblat (hari meluruskan arah kiblat). Saat tanggal tersebut posisi matahari tepat di atas ka'bah sehingga semua bayangan dari semua benda mengarah ke arah Ka'bah. Itu cara paling mudah untuk mengetahui arah kiblat yang tepat. Apakah dalam setahun hanya 4 hari tersebut dan jamnya tepat pukul 16.18 WIB saja? Menurut Thomas Djamaluddin (ahli astronomi Lapan) untuk yaumu rashdul qiblat tidak hanya 4 hari tersebut dan juga tidak harus pukul 16.18 WIB. Tiga hari sebelum dan sesudah tanggal tersebut masih bisa digunakan dan masih akurat untuk menentukan arah kiblat karena tiga hari sebelum dan sesudah tanggal tersebut posisi matahari masih di atas Ka'bah. Sehingga masyarakat tidak harus bergantung pada 4 hari tersebut. Untuk waktu penentuan arah kiblat tidak harus pukul 16.18 WIB akan tetapi 15 menit sebelum dan sesudah pukul tersebut posisi matahari masih tepat di atas Ka'bah jadi masyarakat masih leluasa untuk mengukur dan membenarkan arah kiblatnya tidak hanya tepat pukul tersebut.
Pencarian arah kiblat kalau menunggu 4 hari diatas dalam setahun maka sangat lama sekali maka dari itu ada bayang kiblat harian yaitu pencarian arah kiblat berdasarkan bayang matahari setiap hari. Setiap hari bisa mencari arah kiblat didasarkan pada bayang semua benda yang kena sinar matahari. Akan tetapi pencarian ini harus memakai hitungan. Hitungan ini diturunkan dari ketika posisi matahari tepat di atas Ka'bah. Dari hasil rumus inilah kemudian dicari formulasi menghitung arah kiblat harian berdasarkan bayang matahari. Orang zaman dahulu memasang bencet di depan musholla atau masjid untuk mencari arah kiblat dan juga menentukan waktu sholat. Bencet ini sangat akurat untuk menentukan waktu sholat karena berdasarkan perjalanan matahari. Orang dulu sering menyebut jam dengan istilah istiwak bukan WIB karena jam mereka berdasarkan posisi matahari. Selain dengan bencet ada alat untuk mencari arah kiblat yaitu dengan menggunakan rubu' mujayyab (sine quadrant atau quadran sinus). Rubu mujayyab adalah instrumen klasik seperempat lingkaran dengan fungsi logaritma dan trigonometri yang terdiri dari busur yang terbagi kepada 90 derajat. Orang kampung dahulu ketika mencari arah kiblat menggunakan alat ini dan hasilnya sangat akurat karena berdasarkan matahari. Seiring perkembangan zaman dan teknologi muncullah kompas. Kompas ini digunakan untuk mencari arah mata angin. Kemudian kompas digunakan untuk mencari arah kiblat. Sebelum menggunakan kompas untuk mencari arah kiblat terlebih dahulu menghitung arah kiblat suatu daerah. Setelah ketemu arah kiblatnya baru menggunakan kompas untuk mencari arah kiblat tersebut. Kemudian seiring perkembangan yang semakin canggih dengan hadirnya perangkat smart phone yang bisa digunakan untuk apa saja maka kompas pun diaplikasikan dalam smart phone. Aplikasi kompas untuk mencari arah kiblat dinamakan kompas kiblat. Kompas kiblat ini sangat mudah digunakan oleh siapapun karena sudah tersedia di smart phone dan tinggal buka saja. Dalam aplikasi kompas kiblat tersebut pengguna tinggal mengarahkan smart phonenya ke titik arah kiblat yang dalam aplikasi kompas kiblat sudah disetting sedemikian rupa jika sesuai dengan hitungan maka akan berbunyi beem atau ada tanda garis tepat arah gambar Ka'bah. Kalau sudah tepat pada gambar Ka'bah berarti sudah mengarah ke arah kiblat. Apakah kompas kiblat ini akurat?
Kompas dipengaruhi oleh medan magnet. Setiap daerah besaran medan magnetnya berbeda. Untuk mengetahui berapa besaran medan magnet setiap daerah bisa dilihat dalam website yang sudah tersedia di internet yaitu https://www.ncei.noaa.gov/products/world-magnetic-model . Maka dari itu ketika arah jarum kompas menunjukkan angka tertentu maka harus dikurangi atau ditambah dengan medan magnet daerah tersebut agar akurat. Selain itu jika di sekitar kompas ada besi atau beton yang mengandung besi maka jarum kompas pasti tidak akurat maka dari itu untuk mengukur arah kiblat dengan kompas harus memperhatikan kondisi sekitar apakah bebas dari besi atau tidak. Kemudian mencari besaran medan magnet di wilayah tersebut. Untuk membuat aplikasi kompas kiblat dalam smart phone itu urusan programmer dengan algoritma bahasa mesin yang sudah dikuasai oleh programmer. Mengapa begitu rumit mengukur arah kiblat dengan kompas?
Arah kiblat ditunjukkan dalam bentuk angka derajat. Setiap derajat itu ada kalkulasinya. Jika salah penunjukkan satu derajat saja akan meleset sekitar 111,333 km dari Ka'bah. 1 derajat kalau dijadikan kilometer sekitar 111,333 km. Hitungan itu dari mana? Panjang keliling bumi dibagi dengan 360. 360 itu adalah lingkaran bumi. Satu lingkaran itu 360 derajat. Panjang kelililing bumi adalah 40.075,017 km. Jadi kalau 40.075,017 dibagi 360 hasilnya 111,333 km. Jadi bisa diketahui kalau jarak suatu tempat dengan tempat lain selisih 1 derajat maka jarak kedua tempat tersebut adalah 111,333 km kalau diukur dengan garis lurus. Lagi-lagi menurut Thomas Djamaluddin ada toleransi penghitungan arah kiblat yaitu 3 derajat ke arah utara atau selatan karena menurut beliau jika ditarik garis lurus dari Ka'bah ke Indonesia selisih 3 derajat masih ada dalam kota Mekkah. Mengapa harus kota Mekkah karena ada kaidah Kiblat orang yang ada di Masjidil Haram adalah Ka'bah, Kiblat orang Mekkah adalah Masjidil Haram dan Kiblat orang di luar Mekkah adalah kota Mekkah itu sendiri. Selain ada kaidah tersebut sebenarnya imam madzhab juga berbeda pendapat terkait arah kiblat. Imam Maliki dan Hanafi tidak mensyaratkan untuk menghadap ainul Ka'bah atau ainul Kiblah (fisik Ka'bah) akan tetapi jihatul kiblah jihatul Ka'bah (arah kiblat). Jadi ketika sholat orang Islam disyaratkan hanya mengira-ngira arah kiblat bukan tepat ke arah kiblat. Sementara Imam Syafi'i dan Hanbali harus menghadap ainul Ka'bah (fisik Ka'bah).
Pencarian arah kiblat dengan aplikasi kompas kiblat memang sudah menjadi tren dan tidak harus mendatangkan ahlinya untuk mengukur arah kiblat. Kalau mau benar-benar akurat hitunglah arah kiblat ketika yaumu rashdul kiblat (hari pelurusan arah kiblat). Caranya ketika tepat yaumu rashdul kiblat ambil benda atau tiang yang tegak lurus. Kemudian taruh di tempat yang kena sinar matahari. Bayang benda tersebut menunjukkan arah kiblat. Kalau kelamaan menunggu yaumu rashdul kiblat bisa menggunakan teodolite (alat untuk mengukur sudut vertikal dan horizontal posisi sebuah benda biasanya untuk mengukur luas tanah dan jarak). Alat ini menggunakan bantuan sinar matahari kalau tidak ada sinar matahari maka tidak bisa digunakan. Alat ini dioperasikan oleh ahlinya. Sekarang banyak alat untuk mengetahui arah kiblat contohnya Misfalah, Istiwa'aini, Kompas muterpas dan lain sebagainya. Yang paling praktis adalah memakai aplikasi di smart phone yaitu kompas kiblat. Silahkan dicoba di smart phone saudara untuk mencari arah kiblat rumah atau musholla di tempat saudara.