Majlis Akad Nikah
Akad nikah adalah peristiwa sakral bagi seseorang dalam mengawali ikatan kuat untuk membina rumah tangga yang diidam-idamkan. Rumah tangga yang diidamkan tersebut adalah rumaht tangga yang sakinah, mawaddah dan rohmah. Momentum pelaksanaan akad nikah dibuat sedemikian rupa agar pelaksanaan akad nikah terkesan sakral, hening, berwibawa dan berkesan. Penataan majlis akad nikah pun beraneka macam. Dalam majlis akad nikah ketika akad nikah berlangsung harus hadir calon suami, calon istri, wali, 2 orang saksi dan petugas pencatat nikah. Adapun rukun nikah adalah calon suami, calon istri, wali nikah, 2 orang saksi dan ijab qobul sebagaimana dalam PMA nomor 20 tahun 2019 pasal 10 ayat 2. Sebelum rukun ini terpenuhi pelaksanaan akad nikah belum bisa dimulai. Penataan majlis akad berbeda-beda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Penataan majlis akad nikah tergantung latar belakang yang punya hajat. Jika latar belakang yang punya hajat santri maka penataan majlis akad nikah menyesuaikan dengan adat santri. Adapun penataan majlis akad ala santri biasanya yang hadir di majlis akad adalah calon suami, wali nikah, 2 orang saksi dan petugas pencatat nikah. Sementara calon istri belum dikeluarkan ketika akad nikah. Setelah akad nikah baru calon istri dikeluarkan untuk dipertemukan dengan suaminya. Akan tetapi penataan seperti ini tidak baku tergantung selera masing-masing yang punya hajat. Ada juga penataan majlis akad nikah adalah calon suami, calon istri, wali nikah, 2 orang saksi dan pegawai pencatat nikah. Penataan majlis akad nikah seperti itu sudah menjadi adat-istiadat masyarakat. Masyarakat ingin agar kedua mempelai dihadirkan dan disandingkan ketika prosesi akad nikah.
Tempat majlis akad kad nikah pun berbeda-beda. Ada yang ditaruh di depan panggung pernikahan. Ada juga yang ditaruh di panggung pernikahan. Ada juga yang diletakkan di masjid atau musholla bahkan ada juga yang ditaruh di dalam rumah. Majlis akad nikah dibedakan dengan tempat resepsi pernikahan. Kalau kita menghadiri acara resepsi pernikahan akan kita lihat tempat yang berbeda yang biasanya letaknya di depan panggung resepsi pernikahan. Nah itulah tempat majlis akad nikah. Ornamen hiasan tempat majlis akad nikah pun dibuat seindah mungkin. Bahkan saking indahnya tempat untuk 2 orang saksi pun tidak ada. Adanya hanya calon suami, calon istri, wali nikah dan pegawai pencatat nikah. Penataan majlis akad nikah seharusnya menyediakan tempat untuk calon suami, calon istri, wali nikah, 2 orang saksi dan petugas pencatat nikah. Keindahan tempat prosesi akad nikah sangat berbeda dengan tempat lainnya. Bahkan ada yang menempatkan majlis akad di atas lantai yang terbuat dari kaca yang bawahnya dikasih pernak--pernik lampu yang menyala agar terlihat indah dan menarik. Tempatnya pun dikasih atap tersendiri yang menandakan bahwa tempat tersebut adalah tempat khusus untuk prosesi akad nikah.
Pelaksanaan acara akad nikah pun bermacam-macam. Mayoritas pelaksanaan akad nikah dibedakan dengan pelaksanaan resepsi akad nikah. Biasanya acara akad nikah langsung dipimpin oleh pegawai pencatat nikah. Adapun acaranya tergantung tuan rumah. Secara umum urutan acara pelaksanaan akad nikah adalah pembukaan, pembacaan ayat suci al-Qur'an, khutbah nikah, pelaksanaan ijab-qobul, doa akad nikah dan pembacaan sighat taklik sekaligus penandatanganan administrasi nikah. Akan tetapi terkadang tuan rumah tidak menghendaki adanya pembacaan kalam Ilahi karena pembacaan ayat suci al-Qur'an tersebut dikhususkan untuk acara resepsi pernikahan. Adapun yang memandu pelaksanaan akad nikah biasanya adalah petugas pencatat nikah. Waktu yang dibutuhkan ketika pelaksanaan akad nikah rata-rata 20-30 menit tergantung masing-masing acara dikasih alokasi berapa menit. Berdasarkan pengalaman sebagai pegawai pencatat nikah pembacaan ayat suci al-Qur'an yang panjang yang membuat pelaksanaan akad nikah menjadi lebih lama. Ada juga acara pelaksanaan akad nikah dimasukkan dalam acara resepsi pernikahan yang biasanya acaranya dipandu oleh pembawa acara. Adapun acaranya sebagai berikut: pembukaan, pembacaan ayat suci al-Qur'an, pembacaan khutbah nikah, prosesi ijab qobul, pembacaan doa akad nikah, pembacaan sighat taklik, penandatanganan administrasi nikah, temu pengantin, sambutan penyerahan dari keluarga manten putra, sambutan penerimaan dari pihak keluarga manten putri, istirahat dan mauidhoh hasanah. Mengapa ada temu pengantin? Istilah temu pengantin adalah acara untuk mempertemukan kedua mempelai setelah selesai diakadkan. Biasanya temu pengantin ini dilakukan oleh seorang kyai atau sesepuh. Isi temu pengantin sebenarnya adalah doa suami kepada istri yang dipandu oleh kyai atau sesepuh.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, petugas pencatat nikahlah yang banyak berperan dalam pelaksanaan akad nikah. Tuan rumah biasanya menyerahkan semua acara akad nikah kepada petugas pencatat nikah. Mulai dari pembawa acara, pembacaan khutbah nikah, mewakili wali untuk menikahkan dan pembacaan doa. Semua diserahkan kepada petugas pencatat nikah. Terkadang kalau jadwal pernikahan pada hari tersebut sangat padat petugas pencatat nikah langsung membuka dan menikahkan kedua mempelai setelah mendapatkan taukil wali nikah atau petugas pencatat nikah minta kepada tuan rumah untuk meringkas acara akad nikah. Permintaan petugas pencatat nikah itu wajar karena harus melayani pelaksanaan nikah di tempat lain apalagi petugas pencatat nikah sangat terbatas. Rerata tiap KUA hanya ada 1 pegawai pencatat nikah yang harus melayani pelaksanaan akad nikah se-kecamatan yang kadang jarak pelaksanaan akad nikah antara satu tempat dengan tempat lain berjauhan.
Begitulah warna-warni penataan majlis akad nikah dan urutan acara prosesi akad nikah. Mayoritas acara prosesi akad nikah seperti di atas sudah menjadi adat-istiadat masyarakat dalam pelaksanaan akad nikah.