Perang Nuklir
Eskalasi perang Rusia vs Ukraina semakin tinggi. Kabar terakhir Rusia mengubah doktrin nuklirnya setelah AS -presiden Joe Biden- mengizinkan Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia dengan senjata ATACMS yang dipasok oleh AS dan NATO. Sejatinya perang ini adalah perang antara Barat vs Rusia. Barat yang dikomandoi oleh AS dan NATO menggunakan Ukraina sebagai proksi untuk menyerang Rusia. Rusia adalah negara terbesar di Eropa baik wilayah maupun sumber daya alamnya. Latar belakang didirikannya NATO (North Atlantik Treaty Organization) kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Organisasi Perjanjian Atlantik Utara untuk menghancurkan Uni Sovyet saat perang dingin. Ketika Uni Sovyet bubar dan hancur berdirilah Rusia. Bedanya wilayah Rusia mengecil karena beberapa wilayah Uni Sovyet menjadi negara merdeka seperti Ukraina, Kazakstan, Uzbekistan, Belarusia dan lain sebagainya. Walaupun pecahan Uni Sovyet sudah berdiri banyak negara akan tetapi wilayah Rusia masih terluas di Eropa bahkan di dunia.
Dengan wilayah terluas di Eropa bahkan di dunia, Rusia memiliki kekayaan sumber daya alam yang luar biasa banyak. Kekayaan sumber daya alam inilah yang diincar oleh pihak Barat. Runtuhnya Uni Sovyet merupakan awal babak baru perundingan antara Rusia dan NATO. Saat itu keduanya sepakat bahwa NATO tidak akan memperluas wilayahnya ke Eropa Timur dalam hal ini ke wilayah negara eks pecahan Uni Sovyet. Akan tetapi kenyataannya NATO memperluas wilayahnya ke arah Timur. Perluasan wilayah inilah yang ditentang oleh Rusia. Kemarahan Rusia memuncak ketika Ukraina menginginkan masuk ke Uni Eropa dan aliansi NATO. Ditambah lagi prilaku penindasan Ukraina terhadap keturunan Rusia di wilayah Ukraina yaitu wilayah Donets, Kherson, Zoporiziye dan lain sebagainya yang sebut dengan kejadian Maidan.
Kemudian atas dasar perlindungan keturunan Rusia di Ukraina, Rusia menyerang dan menganeksasi wilayah yang didiami oleh keturunan Rusia. Maka terjadilah perang Ukraina yang sudah berlangsung hampir 3 tahun. Ukraina didukung penuh oleh NATO dan AS. Sementara Rusia sendirian. Semua kebutuhan perang Ukraina disokong oleh negara NATO yang berjumlah 32 negara bahkan NATO juga mengirimkan pasukan ke Ukraina dengan sebutan legiun asing. Polandia yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Ukraina mengirimkan paling banyak pasukannya ke Ukraina yaitu sekitar 25 ribu pasukan. Hampir 20% wilayah Ukraina diduduki Rusia dan menjadi wilayah Rusia. Perang Ukraina semakin menjadi-jadi karena bantuan senjata tak terbatas oleh NATO dan AS kepada Ukraina. Ukraina yang sudah hancur lebur ekonominya dipasok senjata terus oleh NATO dan AS. Padahal bantuan tersebut tidaklah gratis akan tetapi ada kompensasinya yaitu mengembalikan hutang atau sebagian wilayah Ukraina diberikan kepada pemasok senjata. Kabar terakhir wilayah Ukraina sudah dikapling-kapling oleh miliader AS.
Korban perang Ukraina pun sudah ratusan ribu bahkan mencapai jutaan baik di sisi Ukraina maupun Rusia. Jumlah angkatan bersenjata Ukraina sebelum perang sekitar 500 ribu sudah habis dan yang sekarang berperang adalah hasil mobilisasi dan legiun asing. Sejatinya Ukraina sudah habis angkatan bersenjatanya akan tetapi karena didukung oleh Barat maka dilakukan mobilisasi besar-besaran bahkan ada pepatah sampai orang terakhir Ukraina perang harus tetap berlanjut.
Korban perang di Ukraina hanyalah dari pihak militer tidak seperti korban genosida di Palestina yang menyasar warga sipil. Korban perang di Timur Tengah yang dimotori Israil dan didukung penuh oleh AS dan NATO menyasar pada warga sipil bukan pada militer. Rusia juga ikut perang di Timur Tengah dengan mengirimkan pasukan dan senjatanya ke Suriah.
Kembali ke perang nuklir. Doktrin nuklir Rusia diubah seiring dengan adanya ancaman terhadap wilayah Rusia jika diserang dengan rudal balistik jarak jauh. Selama perang, Ukraina tidak diperbolehkan oleh AS untuk menggunakan rudal balistik jarak jauh walaupun sebenarnya Inggris, Prancis, Jerman sudah mengirim senjata jarak jauhnya seperti SCALP, Taurus dan Shadow Storm yang terkenal itu. Ukraina dilarang menyerang wilayah Rusia. Akan tetapi Agustus kemarin Ukraina yang dimotori oleh Inggris menyerang wilayah Kursk Rusia dan mendudukinya. Sampai sekarang militer Ukraina yang didukung oleh NATO masih menguasai Kursk walaupun penguasaan itu sudah mulai berkurang bahkan nyaris tidak ada wilayah Kursk yang diduduki oleh Ukraina.
Doktrin nuklir Rusia diubah setelah adanya izin AS terhadap Ukraina untuk menggunakan senjata ATACMS (Army Tactical Missil System) yaitu sistem rudal balistik taktis dengan presisi tinggi untuk menyerang wilayah musuh dengan tembakan jarak jauh. Rusia berkeyakinan bahwa militer Ukraina tidak akan bisa menggunakan rudal jelajah dan balistik karena Ukraina tidak pernah mempunyai senjata jenis ini. Senjata ATACMS hanya dimiliki oleh AS dan NATO. Maka otomatis operator senjata ini adalah militer dari negara tersebut bukan militer Ukraina. Dengan demikian berarti NATO dan AS terjun langsung dalam perang Ukraina. Adapun doktrin nuklir Rusia yang sudah diubah berbunyi sebagai berikut:
Agresi terhadap federasi Rusia dan sekutunya oleh negara non nuklir dengan dukungan negara nuklir akan dianggap sebagai serangan gabungan;
Kesiapan dan tekad federasi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir akan memastikan pencegahan nuklir;
Federasi Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika terjadia ancaman kritis terhadap kedaulatan dan integritas teritorialnya sendiri dan Belarusia;
Doktrin nuklir yang diperbarui mendefinisikan musuh yang menjadi sasaran pencegahan nuklir;
Di antara syarat penggunaan senjata nuklir adalah peluncuran rudal balistik terhadap federasi Rusia;
Menyediakan wilayah dan sumber daya untuk agresi terhadap federasi Rusia merupakan dasar pencegahan nuklir negara tersebut.
Begitu doktrin nuklir diubah, Rusia langsung menyebarkan shelter bagi warga Rusia untuk melindungi warga dari ledakan dan radiasi nuklir. Semua shelter dikirim ke warga untuk melindungi jikalau nanti ada serangan nuklir. Tiap shelter ini bisa menampung sekitar 54 sampai 150 orang.
Kondisi Eropa pun mencekam karena Ukraina telah menyerang wilayah Rusia dengan rudal balistik jarak jauh seperti Shadow Storm milik Inggris yang berdaya jangkau 600 Km. Jerman juga telah mengirimkan rudal Taurusnya ke Ukraina walaupun masih ditutupi. Begitu juga Prancis mengirimkan rudal SCALP yang mempunyai jarak jangkau 300 Km. Kabel internet bawah laut yang menghubungkan Jerman dan Finlandia putus begitu juga kabel internet bawah laut yang menghubungkan Lithuania dan Swedia. Komunikasi internet negara-negara Baltik terganggu dengan adanya kabel bawah laut yang putus. Sementara intelejen AS dan NATO mengungkapkan bahwa dalam jangka 48 jam sejak tanggal 20 November 2024 akan ada serangan mematikan di ibu kota Ukraina, Kiev. Kedutaan besar negara-negara NATO dan AS tutup dan mereka menyarankan warganya untuk meninggalkan Kiev.
Apakah informasi intelegen AS dan NATO bisa dipercaya? Wallahua'lam
Peran intelejen sangat penting dalam sebuah peperangan karena intelejen adalah informan utama dalam mengambil keputusan. Akankah perang nuklir terjadi di dunia ini setelah nuklir dijatuhkan AS di Hiroshima dan Nagasaki? Kita berdoa semoga tidak ada perang nuklir, semoga dunia ini aman dan tentram. Tidak ada lagi perang. Hanya orang-orang primitif yang menginginkan perang.