JKN Mobile
Hari Senin kemarin saya mencoba periksa ke dokter keluarga. Hampir 2 tahun saya tidak pernah periksa ke dokter keluarga karena memang selama itu tidak ada keluhan apapun terhadap kesehatan saya. Seingat saya terakhir kali periksa ke dokter keluarga itu ketika sakit kepala yang tak kunjung sembuh. Sebagai PNS, ada fasilitas Asuransi Kesehatan (askes) yang iurannya dipotong dari gaji tiap bulan. Kuota maksimal anggota keluarga yang bisa masuk Askes sejumlah 5 orang yaitu pemegang kartu askes kemudian istri dan 3 orang anak kandung. Kuota askes saya sudah penuh karena ada 3 orang anak dan 1 istri. Sebelumnya saya hanya memegang kartu askes yang sejak awal jadi CPNS sudah didata dan disyaratkan untuk menjadi anggota askes. Saya sendiri sebenarnya belum pernah menggunakan askes secara pribadi untuk pengobatan ataupun rawat inap. Hanya anak-anak yang telah menggunakan fasilitas askes itu ketika sakit dan harus rawat inap. Selama 18 tahun menjadi anggota askes penggunaan fasilitas askes bisa saya hitung dengan jari. Rawat inap anak pertama 2 kali, rawat inap anak kedua sekali dan anak ketiga belum pernah sama sekali. Cuman ketika proses kelahiran anak ketiga memakai fasilitas askes. Saya tidak tahu berapa potongan tiap bulan bagi 5 anggota askes tersebut. Saya berdoa semoga fasilitas itu tidak pernah kami pakai dan semoga sehat selalu.
Senin kemarin mencoba untuk memeriksakan diri ke dokter keluarga. Dokter keluarga ini memang fasilitas dari askes bagi anggotanya. Peserta askes bisa memilih dokter keluarga yang disukai. Ada 2 dokter yang ditawarkan dalam fasilitas askes ini yaitu dokter umum dan dokter gigi. Ketika saya mengisi pilihan dokter keluarga saya tidak kenal dengan dokternyat tersebut karena dalam list pilihan dokter askes sudah tertera dokter yang dipilih. Saya asal saja memilih dokter itu. Sudah sekitar 3 hari pundak dan leher saya terasa sakit seperti terkilir atau istilah orang Jawa likaten. Kalau dibuat nengok sakit sekali. Sudah berusaha untuk pijit akan tetapi sama saja masih sakit. Perkiraan saya kemungkinan gejala kolesterol. Saya akan periksa kadar kolesterol, asam urat dan gula darah di dokter keluarga itu. Begitu pulang kerja saya langsung menuju klinik dokter keluarga. Ternyata masih tutup. Kliniknya buka akan tetapi tidak ada orang. Ada tulisan praktek dokter umum pukul 16.00-20.00 WIB dan praktek dokter gigi pukul 16.30-20.00 WIB. Saya sampai di klinik sekitar pukul 16.30 WIB karena perjalanan dari kantor ke klinik membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Setelah saya cari petugasnya ternyata belum ada. Kemudian saya pulang dan kembali lagi sekitar pukul 17.00 WIB. Sesampai di klinik ternyata sudah buka dan ada 2 petugas serta 1 orang laki-laki yang mengantre. Klinik ini sepi mungkin karena sore hari menjelang maghrib sehingga sepi. Entah kalau malam hari. Saya pun menunggu karena masih melayani pasien laki-laki tadi. Ternyata pasien itu seorang pensiunan yang juga anggota askes. Pelayanannya lumayan lama karena harus menginstall aplikasi JKN Mobile. Semua yang periksa di klinik ini harus mempunyai JKN Mobile karena menurut petugas pendaftar itu diwajibkan oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Petugas pendaftar masih melayani pasien lelaki tadi dengan memberitahukan dan mendampingi install aplikasi JKN Mobile. Saya pun kemudian berinisiatif menginstall sendiri aplikasi JKN Mobile di HP saya karena saya melihat aplikasi tersebut belum terinstall di Hp saya. Tak lama kemudian aplikasi itu terinstall di HP. Untuk login harus memasukkan nomor anggota askes yang ada di kartu askes warna kuning itu. Kartu Askes yang saya punya adalah kartu askes yang berwarna kuning karena kartu yang sekarang sudah tidak lagi dicetak akan tetapi hanya berupa kartu digital. Setelah memasukkan nomor anggota askes kemudian saya bisa login. Setelah login diminta untuk memasukkan nomor induk kependudukan (NIK). Setelah saya masukkan nomor NIK ternyata secara otomatis data saya sudah terisi semua mulai dari nama, alamat, tempat tanggal lahir, nama istri, nama anak, golongan, pangkat dan seterusnya. Saya pun kaget begitu mudahnya mengakses data pribadi saya. Status keanggotaan saya juga tertera aktif. Kemudian saya cek daftar keanggotaan saya ternyata semua anggota keluarga sudah masuk mulai istri dan anak-anak. Data mereka juga sangat lengkap. Luar biasa. Ini kalau dihack orang bisa bahaya. Saya pun bertanya dalam hati kok begitu mudahnya menampilkan data pribadi saya, rabaan saya data itu hasil singkronisasi dengan data kepegawaian karena ada data yang salah dan itu memang data kepegawaian yang tidak bisa saya benarkan secara mandiri dan harus menghubungi admin kepegawaian.
Saya pun iseng mengecek membuka menu info riwayat layanan. Begitu saya sentuh menu tersebut muncul riwayat layanan yang begitu banyak. Ternyata dalam list riwayat layanan tercatat dalam tahun 2023 saja saya sudah menikmati layanan sekali (menggunakan askes di klinik dan dokter keluarga) padahal saya belum pernah sama sekali menggunakan askes saya tahun 2023 di dokter keluarga dan baru akan menggunakan fasilitas layanan ini. Kemudian saya cek lagi tahun 2022 ternyata muncul sekitar 3 kali saya periksa dan menggunakan layanan dokter keluarga ini padahal saya belum pernah menggunakan fasilitas askes ini. Kemudian saya lihat riwayat layanan tahun 2021 ternyata ada 5 kali layanan sudah saya gunakan padahal saya tidak pernah menggunakan askes saya. Saya pun bertanya dalam hati siapa yang mengisi ini. Dalam hati saya nanti akan bertanya terkait list riwayat layanan ini. Masalahnya saya belum pernah sama sekali menggunakan fasilitas askes ini kecuali sekali kenapa dalam list riwayat layanan sudah tercantum begitu banyak layanan. Lucunya lagi ada jenis penyakit yang tertera dalam list riwayat layanan tersebut padahal saya tidak pernah punya riwayat penyakit tersebut. Saya jadi bingung siapa yang mengisi dan kepentingannya apa dan apakah riwayat pengisian data penyakit itu nanti berpengaruh terhadap saya sebagai pemegang kartu askes tersebut. Silahkan saudara yang punya kartu askes dan lihat dalam aplikasi JKN Mobile apakah datanya sesuai atau tidak. Ini sangat berbahaya kalau pengisian itu berimpliaksi terhadap pemegang kartu askes itu sendiri. Tak lama kemudian saya dipanggil oleh petugas pendaftaran dan ditanya punya aplikasi JKN Mobile atau tidak. Kemudian saya sodorkan Hp saya. Dalam ruang pendaftaran itu ada 2 petugas laki dan perempuan. Yang melayani saya adalah petugas laki-laki yang usianya sekitar 40-an tahun. Sementara petugas yang perempuan masih muda dan memegang laptop kayaknya lagi mengisi data. Ternyata petugas laki-laki ini juga gaptek karena masih bertanya kepada petugas perempuan tadi untuk membuka menu dalam aplikasi JKN Mobile. Setelah dicek ternyata data manual yang ada di arsip dokter keluarga belum lengkap. Kemudian dilengkapi sesuai dengan aplikasi JKN Mobile. Ada 2 anak yang belum masuk dalam arsip data di klinik dokter keluarga ini. Setelah itu baru ditanya kepentingannya apa. Saya bilang mau periksa. Setelah selesai saya disuruh menunggu panggilan menghadap dokter. Dokternya waktu itu dokter pengganti karena sebenarnya dokter keluarga saya jenis kelaminnya perempuan. Waktu itu yang hadir dokter laki-laki. Tak lama kemudian saya dipanggil. Begitu masuk dipersilahkan untuk duduk yang jauh dari meja dokter. Saya bilang ada keluhan di leher dan puncak. Ditanya macam-macam akhirnya disuruh mengangkat tangan sambil dipegang dan ditekan pundak saya dan ditanya sakit atau tidak. Saya bilang tidak memang tidak sakit. Rasa sakitnya itu tiba-tiba datang dan tiba-tiba hilang. Kemudian ditanya sering di depan laptop atau komputer? Saya bilang memang tiap hari kerja saya di depan laptop atau komputer. Aktivitas saya ketika sampai kantor sebelum jam 7 saya sempatkan untuk menulis. Paling tidak butuh waktu sekitar satu jam untuk menulis catatan ringan ini. Setelah itu baru melayani masyarakat. Kalau ada layanan pernikahan pagi di luar kantor sekitar jam 6 saya tidak bisa menulis dan saya sempatkan menulis pada siang hari waktu jam istirahat. Jawab dokternya itu sebab terlalu banyak di depan laptop atau komputer dan kecapekan. Kalau di depan laptop harus ada stretching atau istirahat setelah sejam di depan laptop. Memang benar apa kata dokter mungkin kecapekan karena tidak pernah ada hari libur walaupun hari Sabtu dan Ahad adalah hari libur bagi PNS akan tetapi kalau ada layanan nikah luar kantor pada hari Sabtu dan Ahad maka saya harus tetap kerja dan melayani. Inilah resiko sebagai PNS jabatan penghulu. Apalagi saya adalah petugas tunggal di wilayah kecamatan tersebut. Kemudian saya bilang saya mau cek apakah sakit ini karena kadar kolesterol atau asam urat naik? Jawab dokternya kalau cek kolesterol ya bayar sendiri. Saya bilang dak papa. Kemudian saya dipanggil petugas pendaftar tadi untuk cek kolesterol, asam urat dan gula di ruangan laborat. Kemudian diambillah darah saya dan dicek satu persatu mulai dari asam urat dahulu, kemudian gula darah dan terakhir kolesterol. Sempat 2 kali darah saya diambil yaitu ujung jari manis dan ujung jari telunjuk. Harusnya cuman sekali tetapi karena sudah tidak keluar yang coblosan pertama di ujung jari telunjuk kemudian dicoblos yang kedua di ujung jari manis. Bilangnya petugas HB darahnya bagus karena bisa cepat mampet dan tidak keluar. Hasil pemeriksaan pertama asam urat ternyata normal kemudian gula darah juga normal sementara yang ketiga kolesterol juga normal. Alat untuk mengetahui kadar asam urat, gula darah dan kolesterol hanya satu dan sangat cepat sekali. Alatnya sudah digital. Tapi saya agak meragukan hasil laborat itu karena ketika pemeriksaan yang ketiga untuk mengetahui kadar kolesterol ternyata alatnya error. Kemudian diulang lagi. Setelah itu saya bayar sesuai dengan tarif yang sudah tertera. Melihat tarif yang tertera ternyata lebih mahal dari periksa di apotek dengan pemeriksaan yang sama. Bedanya sangat jauh sekali.
Setelah ditulis hasil pemeriksaan laborat saya disuruh menghadap dokter kembali. Dokter kemudian membaca hasil pemeriksaan laborat dan bilang semuanya normal. Alhamdulillah semuanya normal. Setelah itu saya disuruh menunggu karena akan diberi obat. Saya pun berpikir hasil pemeriksaan laborat normal dan tidak ada gejala apa-apa kenapa harus dikasih obat? Tak berapa lama kemudian saya dipanggil dan diberi obat. Ternyata obatnya lumayan banyak ada 3 jenis yaitu paracetamol, vitamin B dan yang satu saya tidak paham. Pada bungkus obat ada tulisan berapa kali harus diminum. Kemudian saya pulang. Dalam perjalan pulang saya pun berpikir fasilitas apa yang bisa nikmati dari askes ini wong periksa laborat juga bayar sendiri. Kenapa harus bayar untuk periksa laborat padahal sudah ada askes. Harusnya ada list layanan apa saja yang bisa dinikmati oleh anggota askes. Ternyata tidak saya saja yang tidak tahu fasilitas apa saja yang dinikmati oleh peserta askes teman saya juga tidak tahu. Apalagi orang desa pemegang kartu BPJS itu apakah mereka tahu fasilitas apa saja yang mereka terima dari BPJS. Tahunya mereka pokonya kalau sudah pegang kartu BPJS pemeriksaan kesehatan di manapun gratis dan ditanggung pemerintah.