Selamat Datang Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Kamis, 05 September 2024 merupakan awal bulan bulan Rabiul Awal 1446 H berdasarkan ikhbar dari Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ihbar LF PBNU ini didasarkan pada hasil rukyatul hilal pada tanggal 29 Shofar 1446 H yang bertepatan dengan hari Selasa, 03 September 2024 dimana hasil rukyatul hilal seluruh Indonesia menyatakan bahwa hilal tidak dapat dilihat. Untuk menentukan awal bulan hijriyah sesudahnya adalah dengan cara istikmal dikarenakan hilal tidak bisa dilihat. Istikmal adalah menggenapkan bilangan bulan sebelumnya menjadi 30 hari dikarenakan hilal tidak terlihat ketika dirukyah.
Rabiul Awal adalah bulan dimana Nabi terakhir dilahirkan. Menurut sejarah Nabi Agung ini dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal. Sementara tahunnya lebih dikenal dengan tahun gajah. Mengapa tahunnya dikenal dengan tahun gajah tidak langsung disebutkan tahun hijriyahnya? Tahun hijriyah dimulai sejak hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Habsyi atau Madinah sekarang. Jadi hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah merupakan tahun satu hijriyah. Sementara kelahiran Nabi Muhammad didasarkan pada peristiwa saat itu yaitu ketika raja Abrahah menyerang Ka'bah dengan bala tentara yang menunggang gajah sehingga tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW disebut dengan tahun gajah. Begitulah sangat sederhananya penamaan sebuah tahun bagi masyarakat Arab waktu itu.
Bulan Rabiul Awal di masyarakat Nusantara tidak begitu dikenal. Masyarakat Nusantara khususnya Jawa lebih familier dengan istilah Mulud. Begitu bulan Mulud datang maka diadakanlah muludan. Mengapa demikian? Nama bulan hijriyah diganti dengan nama bulan ala Jawa ketika Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung. Sebagai kerajaan Islam terbesar di Nusantara penamaan bulan hijriyah dengan nama baru mempengaruhi wilayah kekuasaannya. Adapun nama bulan gubahan Sultan Agung adalah Suro, Sapar, Mulud, Bakdo Mulud, Jumadil awal, Jumadil akir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Selo/Ngapit, dan Besar. Bulan Mulud adalah bulan dimana Kanjeng Nabi Muhammad SAW dilahirkan maka ketika bulan Mulud datang diadakanlah resepsi menyambut kelahiran pemimpin agung itu yang dinamakan muludan. Tradisi di keraton Mataram Islam ketika hari H kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW yaitu tanggal 12 Mulud diadakan gerebeg mulud yaitu tradisi menyambut dan mensyukuri kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan memberikan sedekah kepada masyarakat. Sedekah itu dibentuk seperti gunungan yang berisi berbagai macam aneka makanan yang merupakan hasil bumi kerajaan. Tradisi seperti ini di seluruh dunia tidak diketemukan kecuali di Nusantara.
Selain itu ada tradisi masyarakat umum ketika menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan membaca sholawat tiap hari sampai hari H kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu tanggal 12 mulud. Tradisi pembacaan sholawat itu dinamakan berjanjen atau diba'an. Entah sejak kapan tradisi berjanjen atau diba'an ini mulai dilakukan oleh masyarakat dan siapa yang pertama mencetuskan tradisi ini? Belum ada informasi yang tepat terkait tradisi ini. Tradisi membaca sholawat secara bersama ini dinamakan berjanjen karena yang dibaca adalah sholawat yang dikarang oleh Imam al-Barzanji atau nama lengkapnya Sayyid Zainal Abidin Ja'far bin Hasan bin Abdul Karim al-Husaini asy Syahzuri al-Barzanji. Sholawat al-Barzanji ini merupakan sholawat yang berbentuk syair yang cara membacanya menggunakan nada dan lagu. Jangan tanyakan kepada masyarakat siapa itu al-Barzanji? Mereka jelas tidak tahu. Bagi mereka yang penting berjanjenan (membaca sholawat barzanji). Tradisi ini sudah turun temurun sejak lama. Ada juga tradisi diba'an. Tradisi ini sama dengan berjanjen yaitu pembacaan sholawat Nabi Muhammad akan tetapi yang dibaca adalah Maulid Diba' yaitu sholawat yang dikarang dan ditulis oleh Imam ad-Diba'i atau nama lengkapnya Imam al-Jalil as-Sayyid as-Syaikh Abu Muhammad Abdurrahman ad-Diba'iy asy-Syaibani az-Zubaidi al-Hasaniy.
Tiap memasuki bulan Mulud atau Rabiul Awal setiap malam entah bakdal maghrib ataupun bakdal Isya' pasti terdengar lantunan sholawat Nabi Muhammad SAW dari surau atau musholla atau masjid di seantero negeri ini. Silahkan berkeliling ke tiap masjid atau musholla di pulau Jawa ketika memasuki bulan Mulud tiba pasti akan terdengar lantunan sholawat dengan berbagai nada dan lagu yang berbeda. Itulah cara orang Jawa atau Nusantara mencintai pemimpin Agung Nabi Muhammad SAW. Setelah berjanjen atau diba'an pasti disuguhkan aneka macam jajanan atau berkatan (nasi dikasih lauk pauk dan sejenisnya). Jajanan atau berkatan tersebut adalah berkatan yang istimewa karena disedekahkan untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan di beberapa daerah berkatan ini kadang diisi dengan uang yang jumlahnya fantastis bagi orang awam. Lihatlah tradisi orang Madura atau sebagian Jawa Timur ketika merayakan maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW. Mereka berlomba-lomba mensedekahkan hartanya untuk menyambut kelahiran Nabi Akhiruzzaman.
Tradisi berjanjen atau diba'an sesuai dengan perintah Allah SWT dalam al-Qur'an surat al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Sementara sedekah ketika menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan amal yang sangat baik yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana hadits sebagai berikut:
Barang siapa yang membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk keperluan mengadakan pembacaan maulid Nabi SAW maka dia akan menjadi temanku di surga.
Barang siapa mengagungkan hari kelahiranku niscaya aku akan memberi syafa'at kepadanya kelak pada hari kiamat. Dan barang siapa yang mendermakan satu dirham di dalam menghormati hari kelahiranku maka seakan-akan dia telah mendermakan satu gunung emas di jalan Allah.
Tradisi berjanjen atau diba'an dan berkatan dalam rangka menyambut kelahiran baginda Rasulullah SAW adalah perbuatan yang baik yang dianjurkan oleh syara'. Jadi tidak perlu lagi mempertanyakan dasar tradisi tersebut. Entah siapa dahulu yang memulai tradisi sangat baik ini. Tradisi ini harus dilestarikan karena merupakan tradisi baik yaitu cara kita mencintai Rasulullah dengan membaca sholawat dan bersedekah ketika menyambut kelahirannya.