Kenanti
Kenanti adalah salah satu nama desa di wilayah administrasi Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Dari 12 desa yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, Desa Kenanti adalah desa yang paling kecil bersama dengan desa Dumpil. Desa Kenanti hanya terdiri dari 1 rukun warga dan 9 rukun tetangga. Jumlah penduduknya kurang lebih 1.248 (2022) jiwa. Sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Alasdowo. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Bakalan. Sebelah Timur berbatasan dengan laut Jawa. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ngagel. Desa Kenanti tidak ada pedukuhan karena begitu kecilnya desa ini. Luas desa Kenanti sekitar 175.097 Ha.
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah nelayan, petani, petambak, peternak, TKI dan pelaut. Desa yang kecil ini sangat asri. Tidak terlihat hiruk pikuk aktivitas keseharian warga karena mungkin jauh dari keramaian. Letak desa Kenanti masuk ke Timur dari Jalan raya Tayu-Puncel sekitar 0,5 Km. Tepatnya dari pasar Ds. Ngagel ke timur sekitar 0.5 Km akan disambut dengan gapura masuk desa Kenanti. Ada tempat wisata yang menarik dan terkenal di desa Kenanti yaitu Agro Kopyor. Agro Kopyor ini merupakan tempat rekreasi sekaligus edukasi bagi pecinta kopyor. Kopyor menjadi primadona di wilayah Pati utara. Kelapa kopyor merupakan kelapa khas Kabupaten Pati yang habibatnya ada di wilayah Pati utara sekitar Kecamatan Tayu dan Dukuhseti. Kelapa kopyor banyak ditanam di desa ini. Bahkan mayoritas warga mempunyai tanaman kelapa kopyor. Kelapa kopyor merupakan komoditi andalan bagi warga karena harganya yang mahal. Satu kelapa kopyor harganya sebanding dengan 10-15 kelapa biasa tergantung besar dan kecilnya kelapa.
Kehidupan masyarakat desa Kenanti sangat damai. Mayoritas penduduk beragama Islam. Ada sekitar 15 orang yang beragama Kristen Katolik berdasarkan data pemeluk agama pada tahun 2022. Fasilitas keagamaan juga tersedia di desa ini. Tercatat ada 1 masjid, 4 musholla dan 1 gereja. Ada asrama pelajar Islam atau semacam pondok pesantren yang baru didirikan di desa ini, namanya Madinatussalam. Pendirinya adalah alumni pondok pesantren Darussalam Gontor. Walaupun desanya kecil akan tetapi kehidupan warga secara ekonomi tercukupi dengan sumber daya alam yang tersedia di desa ini.
Awal mula kemunculan desa Kenanti ini belum diketahui secara pasti karena keterbatasan sumber. Seperti masalah yang dihadapi oleh kebanyakan desa di Indonesia yang tidak tahu asal muasal berdirinya karena keterbatasan sumber. Sumber asal muasal berdirinya desa Kenanti adalah tradisi lisan atau folkrol atau istilah Jawa pokrol. Cerita lisan ini sulit untuk diverifikasi karena tidak adanya cerita pembanding. Kita hanya bisa memverifikasi cerita lisan ini dengan fakta sejarah yang ada. Salah satu cerita lisan atau pokrol yang menyatakan berdirinya desa Kenanti adalah ada seorang prajurit pelarian dari Kerajaan Mataram yang kalah perang dengan Kerajaan Majapahit. Kemudian prajurit pelarian ini menetap di suatu wilayah yang kemudian dinamakan Kinanti. Penamaan Kinanti itu dimaksudkan untuk menunggu orang-orang berhenti. Nama prajurit pelarian Kerajaan Mataram tersebut adalah Sosuto. Kemudian Sosuto ini bertemu dengan Jiwo Suto yang juga sesama prajurit pelarian sekaligus adiknya. Selanjutnya dua orang ini menyebarkan ajaran Islam di desa Kinanti ini. Dari sinilah kemudian cikal bakal desa Kenanti diketahui.
Dari cerita lisan di atas didapat fakta bahwa terjadi pertempuran antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram untuk memperebutkan wilayah. Kerajaan Mataram kalah dan prajuritnya melarikan diri. Menurut cerita di atas asosiasi kerajaan Mataram adalah kerajaan Mataram Islam. Apakah cerita lisan tersebut benar? Mari kita analisis cerita lisan di atas dengan fakta sejarah :
Secara historis tidak ada fakta sejarah yang menyatakan bahwa ada pertempuran antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram apalagi pertempuran antara kerajaan Majapahit dan Kerajaan Mataram Islam. Berdirinya kerajaan Mataram Islam jauh setelah Kerajaan Majapahit runtuh. Kerajaan Mataram Islam berdiri setelah kerajaan Pajang yang merupakan penerus dari kerajaan Demak. Kerajaan Demak berdiri setelah runtuhnya kerajaan Majapahit. Untuk fakta sejarah ini cerita di atas jelas jauh dari kebenaran.
Jika cerita lisan di atas asosiasi pertempuran antara Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Mataram adalah Kerajaan Mataram Kuno yang beragama Hindu maka cerita tersebut juga jauh dari fakta sejarah. Kerajaan Majapahit berdiri jauh setelah runtuhnya kerajaan Mataram Hindu. Kerajaan Mataram Hindu didirikan oleh Ratu Sanjaya dari Wangsa Sanjaya di Jawa Tengah pada tahun 732 Masehi, sementara di Jawa Timur pada tahun tersebut ada kerajaan Kanjuruhan yang bercorak Hindu-Budha yang dipimpin oleh Raja Gajayana. Kerajaan Kanjuruhan hancur diserang oleh Kerajaan Mataram Kuno yang kemudian memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada tahun 929 Masehi karena letusan gunung Merapi. Sementara kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dengan mengalahkan kerajaan Singosari pada tahun 1293 M. Jeda waktu antara Kerajaan Majapahit dengan Kerajaan Mataram Kuno sangat jauh. Maka cerita lisan tersebut jelas tidak akurat.
Kita bisa mengambil kesimpulan dan menilai bahwa cerita pokrol tersebut tidak bisa diverifikasi dan jauh dari fakta sejarah. Ada yang bilang bahwa sejarah asal-muasal desa Kenanti putus alias tidak diketahui karena ketiadaan sumber sejarah. Versi inilah yang bisa kita pegangi. Ada yang mengatakan bahwa awal mula nama desa Kenanti adalah Kinanti berdasarkan cerita lisan di atas. Sebagaimana cerita pokrol di atas Kinanti berarti tempat menunggu orang-orang. Kemungkinan terminologi Kinanti merupakan kereto boso dari Ki dan Nanti . Ki dalam bahasa Jawa berarti sebutan untuk orang laki-laki. Kata Ki digunakan untuk menyebut tokoh-tokoh Jawa. Kalau itu yang dimaksud berarti kata Ki dalam terminologi Kinanti adalah tokoh laki-laki dan kemungkinan adalah Sosuto sebagaimana dimaksud dalam cerita lisan tersebut. Sementara kata nanti adalah mengko dalam bahasa Jawa. Sebenarnya kosakata nanti tidak dikenal dalam bahasa Jawa. Kata nanti adalah bahasa Indonesia yang kalau diterjemahkan dalam bahasa Jawa adalah mengko atau mangke. Penelusuran kosakata seperti ini perlu dilakukan jika ingin mendapatkan arti asal usul sebuah wilayah atau desa di Jawa karena penamaan suatu daerah atau desa didasarkan pada sesuatu yang terkenal di desa atau daerah tersebut seperti kata Wedusan. Desa tersebut dinamakan wedusan karena banyak tumbuhan bunga yang bernama wedusan. Begitu juga dengan Tegalombo karena banyaknya tegal yang luas. Begitulah cara menelusuri asal muasal daerah atau desa di Jawa. Kalau kita menelusuri asal mula kata Kinanti yang merupakan kereto boso dari ki dan nanti ternyata tidak sesuai dengan bahasa Jawa karena kosakata nanti tidak dikenal dalam bahasa Jawa. Jadi arti kata Kinanti bukanlah yang dimaksud untuk menunggu orang-orang sebagaimana cerita lisan tersebut.
Kemungkinan besar penamaan Kinanti adalah sebutan dari salah satu tembang macapat dalam bahasa Jawa yaitu Tembang Kinanti. Tembang Kinanti menggambarkan anak yang perlu dituntun agar bisa melakukan hal baik di dunia. Tembang ini menggambarkan perasaan yang bahagia, prilaku teladan yang baik, nasehat atau petuah dan kasih sayang. Kemungkinaan saat itu banyak anak-anak ataupun pemuda yang harus diajari dengan prilaku baik, dinasehati dan dituntun menjadi orang baik sehingga dinamakan Kinanti. Ini hanya sebatas meraba-raba asal usul desa Kenanti.
Adapun cerita lisan yang mengatakan dulu nama desa adalah Kinanti (huruf i setelah K) kemudian berubah menjadi Kenanti (huruf e setelah K) belum bisa diverifikasi karena perubahan nama dari Kinanti menjadi Kenanti berdasarkan bukti sejarah yaitu register orang nikah model A paling tua tahun 1932 tidak ditemukan. Bukti catatan orang nikah atau model A (register nikah) sejak tahun 1932 nama desa Kenanti tetap tertulis Kenanti bukan Kinanti. Untuk sementara bukti tertulis paling tua yang bisa digunakan untuk mencari nama desa Kenanti adalah model A atau register orang nikah. Selain itu tidak ada bukti tertulis yang bisa ditemukan. Demikianlah sekilas tentang desa Kenanti yang mungil itu.