Israil Penjahat Perang
Perang Israil vs Palestina (fraksi Hamas) sudah berlangsung hampir 2 bulan tepatnya 43 hari sejak 7 Oktober 2023. Perang ini ternyata tidak kunjung usai bahkan menjadi-jadi. Upaya negara-negara dunia untuk menghentikan perang seakan tiada arti karena Israil bukannya mengurangi intensitas penyerangan dan pengeboman di wilayah Paslestina akan tetapi semakin membabi buta. Data korban dari kedua belah pihak sangat kontras. Korban di pihak Palestina menyentuh angka 14 ribu yang mayoritas adalah korban penduduk sipil yang didominasi anak-anak dan perempuan. Sementara korban di pihak Israil didominasi unsur militer dan sangat sedikit warga sipil.
Sebagai negara yang katanya memiliki kekuatan militer terbaik di dunia dan agen intelejen tersohor di dunia tidak mau begitu saja mengalah oleh perlawanan rakyat dan pejuang Palestina. Israil membabi buta mengebom dan menyerang perumahan sipil bahkan menyerang fasilitas pengungsian dan rumah sakit yang dalam aturan internasional rumah sakit harus dijaga ketika kondisi perang. Korban sipil pun berjatuhan dan tidak ada negara di dunia yang mengutuk kekejaman Israil ini. Hanya negara Iran, Yaman yang mengutuk perang ala Israil ini. Negara di dunia bungkam seribu bahasa atas kengawuran Israil mengebom warga sipil dan anak-anak ini. Bahkan PBB pun mati kutu tidak bisa bersuara, bungkam seribu bahasa atas kekejaman Israil ini. Bantuan dari negara di dunia pun tidak diperbolehkan masuk oleh Israil dan penduduk bumi hanya diam tidak ada suara apapun. Pengeboman terhadap fasilitas rumah sakit semakin brutal bahkan tidak segan-segan militer Israil membunuh petugas kesehatan yang ada di rumah sakit. Dalih Israil menyerang rumah sakit karena diduga dibawah rumah sakit ada terowongan Hamas yang digunakan untuk melawan Israil.
Perang ini semakin meluas karena keterlibatan Amerika, Inggris bahkan negara barat yaitu NATO ikut dalam pertempuran ini. Perang Israil vs Palestina yang disebut dengan perang Gaza semakin hari semakin meluas dan melibatkan banyak negara teluk. Kabar terakhir ikut sertanya Yaman dalam kancah pertempuran. Keterlibatan Yaman dalam pertempuran ini tidak sebagai negara tapi organisasi Houti yang sejak awal merupakan lawan dari Israil dan Amerika. Sebelumnya Hizbullah yang berlokasi di Libanon juga sudah terjun di kancah pertepuran. Keikutsertaan Hizbullah ini wajar karena sejak awal Hizbullah ini musuh bebuyutan Israil bahkan hanya Hizbullah yang bisa mengalahkan Israil. Ngawurnya Israil dalam perang ini diduga karena psikologi militer Israil yang tidak siap perang melawan Hamas. Sekelas pasukan khusus Amerika (Delta Force dan Navy Seal) yang sudah dikirim ke Gaza untuk operasi penyelamatan sandera yang ditangkap oleh Hamas ternyata gagal total bahkan pasukan tersebut terlikuidasi alias tewas ditangan Hamas. Beberapa pasukan NATO pun juga tewas di medan perang Gaza. Taktik Hamas dengan membuat terowongan sepanjang kurang lebih 400 Km membuat militer Israil stress. Kerugian di pihak Israil luar biasa banyak bahkan melebihi perang Zon Kippur tahun 1967. yang dimenangkan oleh Israil.
Perang kali ini belum ada tanda-tanda berakhir. Pengeboman yang dilakukan oleh militer Israil terhadap fasilitas umum seperti rumah sakit, masjid, gereja terus terjadi setiap hari. Korban pun berjatuhan di pihak Palestina. Sangat disayangkan perang kali ini seperti usaha Israil untuk membunuh warga Palestina. Perang ini ibarat genosida terhadap warga Palestina. ICC (International Criminal Court/pengadilan kriminal internasional) yang punya wewenang untuk mengadili kejahatan perang pun tidak berani memutuskan dan menetapkan Israil sebagai penjahat perang Gaza padahal korban anak-anak dan perempuan luar biasa banyak. Bungkamnya ICC bisa dimaklumi karena ICC adalah kepanjangan tangan dari Amerika dan negara Barat. Wajar saja jika ICC tidak bertindak sama sekali. Berbeda sekali dengan perang Ukraina. Tanpa diminta oleh siapapun dan negara manapun ICC langsung memutuskan dan memerintahkan menangkap Vladimir Putin (presiden Rusia) karena kejahatannya di perang Ukraina padahal korban sipil perang Ukraina tidak sebanyak perang Gaza.
Keberpihakan Amerika dan negara Barat kepada Israil membuat Israil leluasa bertindak bahkan melanggar hukum perang internasional dan hak asasi manusia. Kabar terakhir Amerika mengirimkan pasukannya ke laut merah untuk mendukung Israil. KTT istimewa OKI juga tidak bisa berperan apapun hanya bisa mengutuk dan tidak ada tindakan nyata untuk mengakhiri perang. Semua terdiam ketika Amerika dan Barat turut campur dalam perang. Tiba-tiba semua diam dan tidak berdaya ketika penguasa dunia semena-mena terhadap negara lain. Hanya Rusia, Iran, Korea Utara yang lantang menentang Amerika dan Barat. Tiongkok yang digadang-gadang bisa melawan Amerika lebih cari aman. Walaupun sebenarnya bisa terjadai perang antara Tiongkok dan Amerika gegara masalah Taiwan. Bisa jadi perang Gaza akan menjadi pemicu perang dunia ketiga. Alexa yaitu salah satu AI produk amazon memprediksi bahwa tanggal 23 Nopember 2023 akan meletus perang dunia ketiga. Mungkin inilah yang dimaksud dengan perang dunia ketiga oleh Alexa yaitu perang antara Israil dan Palestina (Hamas). Perang besar dan meluas ini tidak bisa dihindari apalagi Yaman (Houti) telah menyandera kapal Israil yang diduga berisi peralatan perang dan senjata yang akan dikirim ke Israil. Bahkan gegara penyanderaan ini Amerika memberangkat pasukan khusus marinirnya berjumlah ribuan menuju ke Israil.
Sementara di pihak Palestina korban pun terus berjatuhan. Bantuan internasional tidak dijinkan masuk oleh Israil ke Gaza bahkan bantuan itupun harus melewati pemeriksaan militer Israil. Bantuan PBB pun tidak bisa masuk kecuali harus ijin Israil. Begitu pongahnya Israil sampai PBB pun dilawan. Demonstrasi anti Israil dan pro Palestina pun menjamur di seluruh negara. Boikot terhadap produk Israil pun dilakukan oleh negara-negara di dunia. Demonstrasi dan boikot produk Israil ternyata tidak membuat Israil mengurangi pengeboman warga sipil di Palestina. Usaha perdamaian dari berbagai negara tidak ditanggapi oleh Israil. Perang lanjut terus. Kita masih menunggu usaha dari negara OKI untuk melaporkan Israil sebagai penjahat perang di Mahkamah Internasional. Apakah ICC berani memutuskan Israil sebagai penjahat perang dan menghukumnya? Mungkin usaha ini sangat kecil keberhasilannya karena jelas ICC memihak negara Barat dan Amerika tapi kita harus optimis untuk menghentikan pembantaian rakyat Palestina oleh Israil ini.
Jelas Israil telah membunuh warga sipil Palestina. Inilah tragedi terbesar dan paling tragis di abad 21 ini. Israil layak dihukum dan diputuskan sebagai penjahat perang abad ini.