Sertifikasi Nazhir Wakaf Uang
Ahad, 04 Mei 2025 saya mengikuti pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir wakaf di Hotel Ciputra Semarang Jawa Tengah. Acara ini sebenarnya sudah lama diagendakan dan beberapa kali dibatalkan karena kekurangan peserta. Acara ini diselenggarakan oleh Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP) PBNU bekerja sama dengan Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Semula acara ini dikhususkan untuk pengurus LWP NU cabang se-provinsi Jawa Tengah akan tetapi sampai penutupan pendaftaran baru ada sekitar 25 pendaftar. Rencana pelaksanaan diselenggarakan secara online dan offline. Untuk pelatihan dilaksanakan secara online sementara sertifikasi dilaksanakan secara offline. Panitia penyelenggara akhirnya menunda acara tersebut yang semula tanggal 25-28 Pebruari 2025 diundur menjadi 29-30 April 2025 untuk pelatihan online dan 04 Mei 2025 untuk pelaksanaan sertifikasi secara offline. Acara yang sudah diundur itupun diundur lagi khusus pelatihan online yang semula tanggal 29-30 April 2025 menjadi tanggal 30-01 Mei 2025. Sementara pelaksanaan sertifikasi secara offline jadwalnya tetap tanggal 04 Mei 2025. Tempat acara sertifikasi offline yang semula di Universitas Wahid Hasyim dipindah ke hotel Ciputra Semarang. Entah karena apa tiba-tiba ada perubahan lokasi pelaksanaan sertifikasi offline tersebut.
Setelah waktu pendaftaran diperpanjang, ada penambahan peserta sekitar 6 orang. Jadi jumlah peserta menjadi 31 orang khusus untuk pengurus LWP cabang. Mungkin karena tidak memenuhi persyaratan dari BWI dan BNSP akhirnya pelaksanaan digabung dengan peserta dari Yogyakarta akhirnya pelaksanaan sertifikasi secara offline diikuti oleh sekitar 46 orang. Sementara pelaksanaan pelatihan secara online digabung se-Indonesia. Ternyata saat itu ada kegiatan yang sama akan tetapi lokasi sertifikasi offline nya berbeda. Ada dua lokasi yang dijadikan pelaksanaan sertifikasi offline yaitu Jakarta dan Semarang. Peserta pelatihan online sekitar seratusan orang lebih. Peserta berasal dari seluruh Indonesia. mulai dari Papua sampai Aceh.
Sebenarnya acara ini adalah pelatihan dan sertifikasi kompetensi nazhir wakaf uang. Memang sekarang lagi ngetren pengumpulan wakaf uang melalui media sosial. Pengumpulan wakaf uang melalui media sosial ini tidak boleh dilakukan jika nazhir tidak bersertifikat. Nazhir adalah orang/lembaga yang diberi amanah untuk mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf berupa uang. Nazhir termasuk ranah profesi. Semua profesi di negara ini harus bersertifikat profesi. Untuk memperoleh sertifikat profesi harus melalui uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
Wakaf uang memang belum begitu dikenal oleh masyarakat muslim kita. Wakaf di masyarakat masih berkutat pada wakaf tanah yang mayoritas digunakan untuk tempat ibadah seperti masjid, musholla, pondok pesantren dan lain sebagainya. Mengutip data wakaf Kementerian Agama RI, peruntukan wakaf tanah untuk masjid mencapai 43.51% sementara untuk musholla mencapai 27.90%. Artinya wakaf tanah di negara ini 70% nya untuk tempat ibadah. Peruntukan wakaf untuk kegiatan ekonomi-produktif masih sangat kecil yaitu 9.37%. Berangkat dari sinilah kemudian digencarkan sosialisasi wakaf uang bahkan baru-baru ini Kementerian Agama melaunching wakaf uang yang kedua kalinya. Tahun 2024 wakaf uang terkumpul 2.4 Triliun. Potensi wakaf uang menurut Kemenag mencapai 180 Triliun. Untuk itu Kemenag mendorong sertifikasi nazhir wakaf uang.
Kembali ke sertifkasi nazhir wakaf uang. Pelaksanaan pelatihan dilakukan secara online. Adapun waktunya tanggal 30 April dan 01 Mei 2025 mulai pukul 08 pagi sampai 16 sore bahkan hari pertama sampai pukul 17.30 WIB. Pematerinya mayoritas berasal dari BWI dan BNSP. Ada sekitar 7 materi yang disampaikan. Setiap materi disertakan tugas bagi peserta untuk mengerjakan dan mengirimkan kepada pemateri. Tugas tersebut digunakan untuk latihan uji kompetensi secara offline. Peserta harus paham dan mengerti betul ketujuh materi tersebut agar lulus ujian sertifikasi secara offline.
Pelaksanaan sertifikasi secara offline dilaksanakan di hotel Ciputra Semarang. Ada sekitar 46 peserta. Ruang ujian didesain setiap asesor menghadapi 4 peserta asesi. Ada 5 orang dari Kabupaten Pati yang mengikuti uji kompetensi nazhir wakaf uang ini. Kebetulan asesor saya adalah ketua LPP BWI yaitu Dr. Tatang Astarudin yang bertanggung jawab penyelenggaraan acara ini. Awalnya ada 6 orang peserta asesi untuk asesor Dr. Tatang ini akan tetapi 2 orang ternyata tidak hadir. Akhirnya tingga 4 orang. 4 orang tersebut saya dari Pati, Kudus, Boyolali dan Kebumen. Peserta asesi dari Kudus masih muda berumur sekitar 50 tahun karena peserta dari Kudus ini ternyata kakak kelas saya di Jogjakarta. Dia angkatan 94 sementara saya angkatan 96. Sementara dua orang lagi dari Boyolali dan Kebumen usianya sudah kepala 6. Perkiraan umurnya sekitar 63-65 tahun karena mereka sudah pensiuan dari PNS. Walaupun sudah sepuh keduanya masih semangat sekali untuk mengikuti ujian kompetensi ini. Mayoritas yang ikut uji kompetensi ini umurnya 50-an.
Ada kejadian ketika mengerjakan tugas dari asesor, salah satu peserta tiba-tiba jatuh dari kursi. Peserta disampingnya pun langsung gercep menolongnya akan tetapi tidak bisa berbuat banyak karena peserta yang jatuh tadi dikira meninggal. Peserta dan panitia tidak berani melakukan pertolongan secara maksimal dan diserahkan kepada pihak hotel. Akhirnya peserta yang jatuh tadi dievakuasi ke rumah sakit. Umurnya sekitar 60-an tahun.
Uji kompetensi dibagi menjadi 3 bagian yaitu pemberian tugas, mengerjakan soal essay dan presentasi. Acara dimulai pukul 08.30. Pengerjaan tugas diberi waktu 90 menit dan dikerjakan di laptop. Tugas yang diberikan oleh asesor adalah membuat program wakaf uang dan wakaf tanah mulai dari awal sampai evaluasi. Pengerjaan tugas ini memang memakan waktu lama apalagi jika tidak ada persiapan karena harus menentukan program, rencana aksi, kerja sama dengan pihak ketiga, monitoring dan evaluasi. Setelah selesai mengerjakan tugas tersebut, asesor memberikan soal essay yang jawabannya harus ditulis tangan oleh peserta asesi. Lembar jawaban sudah disediakan oleh asesor. Ada 7 pertanyaan yang harus dijawab oleh asesi. Pukul 12.00 -13.00 istirahat, sholat dan makan. Pukul 13.00 - 14.30 adalah presentasi dan wawancara oleh asesor. Untuk kelompok saya ternyata pukul 12.00 baru saya saja yang selesai mengerjakan sementara 3 lainnya belum. Bahkan sampai pukul 14.00, 3 peserta tadi baru selesai. Kemudian 14.30 baru dimulai presentasi dan wawancara. Singkat sekali presentasi dan wawancara. Mungkin hanya sekitar 10 menit sudah selesai. Hanya poin-poin penting yang ditanyakan. Memang asesor sudah membaca tugas yang dbuat oleh asesi sehingga tinggal menanyakan poin-poin yang belum begitu jelas. Selesai wawancara dan presentasi, semua lembar jawaban dan berkas ditanda tangani oleh asesor maupun asesi. Tidak hanya tanga tangan akan tetapi nama dan tanggal pembubuhan tanda tangan juga harus ditulis.
Setelah selesai penandatangan berkas, asesor rapat untuk penentuan kelulusan peserta. Pengumuman kelulusan peserta disampaikan langsung oleh Dr. Tatang sebagai ketua LPP BWI. Memang agak mendebarkan karena pengumuman didahului dengan peserta yang tidak lulus. Ternyata semua peserta yang hadir lulus semua dalam uji kompetensi tersebut. Mengapa lulus semua? Dr. Tatang memberikan argumentasinya bahwa asesment itu didasarkan pada skill, value dan knowledge. Tiga hal inilah yang menjadi pedoman dalam assesment. Menurut penilaian para asesor, peserta asesi sudah memenuhi tiga kriteria ini sehingga layak untuk dinyatakan kompeten.
Penutupan acara dilakukan sekitar pukul 17.00. Setelah itu kami beserta rombongan langsung pulang. Sejatinya hari Ahad adalah hari libur bersama keluarga akan tetapi sudah beberapa hari libur selalu ada kegiatan. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat.