Beda Awal Puasa
Hari Selasa, 12 Maret 2024 merupakan awal bulan Ramadhan bagi mayoritas kaum muslimin di Indonesia. Sudah jamak diketahui untuk menentukan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah dilakukan dengan cara melihat hilal. Rukyatul hilal begitulah cara yang dipakai untuk menentukan awal dari ketiga bulan tersebut. Saya tidak perlu menjelaskan dasar dari dalil naqli metode rukyatul hilal tersebut karena bagi para perukyat sudah jelas dasarnya tercantum dalam nash al-Qur'an dan hadits. Ramadhan tahun ini -1445 H- terjadi perbedaan mengawali puasa yaitu antara pemerintah dan Muhammadiyah. Jauh hari sebelum Ramadhan tiba, Muhammadiyah telah mengumumkan bahwa awal Ramadhan 1445 H jatuh pada hari Senin, 11 Maret 2024 berdasarkan perhitungan hisab. Sementara pemerintah masih menunggu pelaksanaan rukyatul hilal pada tanggal 29 Sya'ban 1445 H yang bertepatan dengan tanggal 10 Maret 2024 M.
Muhammadiyah telah menetapkan awal bulan Ramadhan 1445 H berdasarkan hisab yang mereka pedomani. Selama ini Muhammadiyah memakai metode wujudul hilal dalam menetapkan awal bulan hijriyah. Metode wujudul hilal adalah metode dimana awal bulan hijriyah didasarkan pada posisi hilal di atas ufuk dengan cara hisab atau menghitung posisi hilal. Jika perhitungan menunjukkan bahwa posisi hilal sudah diatas ufuk berapa pun ketinggiannya ditetapkan bahwa hari besoknya merupakan awal bulan baru. Muhammadiyah tidak menggunakan metode rukyatul hilal karena bagi Muhammadiyah metode hisab sudah cukup untuk menenetukan awal bulan hijriyah. Sementara Pemerintah dan ormas lain seperti Nahdlatul Ulama, Persis, LDII, Matla'ul Anwar dan lain sebagainya mengikuti metode rukyatul hilal.
Dalam menentukan awal bulan hijriyah ada 3 metode yang kita kenal yaitu wujudl hilal, miladul hilal dan rukyatul hilal. Metode wujudl hilal adalah metode di mana awal bulan ditetapkan berdasarkan perhitungan posisi hilal di atas ufuk berapa pun ketinggiannya yang penting sudah diatas ufuk. Metode milidul hilal adalah metode di mana awal bulan ditetapkan berdasarkan kelahiran atau kemunculan hilal. Metode ini serupa dengan metode wujudl hilal. Metode rukyatul hilal adalah metode di mana awal bulan ditetapkan berdasarkan rukyah (penampakan) hilal di atas ufuk. Metode rukyatul hilal dilaksanakan berdasarkan hisab. Jika dalam pelaksanaan rukyatul hilal tidak satupun perukyat melihat hilal maka awal bulan ditetapkan berdasarkan istikmal (menyempurnakan) bilangan bulan pada bulan berjalan. Sementara metode wujudul dan miladul hilal jika secara perhitungan hilal sudah di atas ufuk maka awal bulan ditetapkan terlepas dari hilal bisa dilihat ataupun tidak. Kelihatannya sangat sederhana dan mudah. Metode wujudul hilal lebih mengutamakan aspek ilmu pengetahuan sementara metode rukyatul hilal mengutamakan dalil naqli dan ilmu pengetahuan. Saya tidak akan masuk dalam perdebatan kedua metode tersebut.
Awal Ramadhan 1445 H ini, umat Islam di Indonesia berbeda dalam mengawali awal Ramadhannya. Muhammadiyah dan pengikutnya berpuasa pada tanggal 11 Maret 2024 sementara pemerintah menetapkan awal Ramadhan 1445 H hari Selasa, 12 Maret 2024 berdasarkan KMA 313 tahun 2024. Perbedaan merupakan sebuah kewajaran dan kita harus saling menghormati. Entah siapa yang benar nanti di akhirat akan dipertanggungjawabkan. Perbedaan antara Muhammadiyah dengan Pemerintah sering terjadi dalam menetapkan awal bulan Ramadhan dan Syawal karena perbedaan metode yang dipakai. Sebenarnya kalau kita telisik secara cermat sejak lama perbedaan antara Pemerinntah dan Muhammadiyah baru-baru saja terjadi. Menurut pembacaan saya perbedaan itu sangat kental dengan faktor politik. Sejak Menteri Agama tidak dipegang oleh ormas Muhammadiyah sejak saat itulah sering terjadi perbedaan dalam menetapkan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzul Hijjah. Sejak jaman Orde baru dimana menteri agama dipegang oleh ormas Muhammadiyah tidak pernah kita jumpai adanya perbedaan antara pemerintah dan Muhammadiyah. Saudara boleh berbeda pendapat dengan saya. Toh perbedaan pendapat juga dijamin dalam UU kita.
Mulai tahun 2025 nanti Muhammadiyah tidak lagi menggunakan metode wujudul hilal akan tetapi memakai kalender hijriyah global tunggal. Kalender hijriyah global tunggal adalah kalender hijriyah yang didasarkan pada satu matla' seluruh dunia. Maksudnya jika ada salah satu negara atau kawasan di dunia yang melihat hilal maka semua negara di dunia mengawali awal bulan hiriyah secara bersamaan. Kalau Muhammadiyah menggunakan metode KHGT (Kalender hijriyah global tunggal) maka akan dijumpai semakin banyak perbedaan dengan pemerintah dibandingkan dengan menggunakan metode wujudul hilal. Belum ada kesepakatan di negara-negara Islam untuk menggunakan matla' global dan satu tanggal. Kelemahan KHGT adalah garis tanggal internasional yang belum menjadi kesepakatan antar negara Islam di dunia. Misal secara hisab ketinggian hilal di Indonesia masih dibawah ufuk sementara ketinggian hilal di Afrika sudah diatas ufuk dan bisa dilihat maka Indonesia harus mengikuti negara Afrika. Secara ilmiah tidak dibenarkan untuk mengawali tanggal bulan hiriyah karena hilal belum di atas ufuk dan belum bisa dilihat. Belum lagi secara fiqh bagaimana hukumnya orang puasa dan merayakan hari raya jika hilal masih di bawah ufuk? Mungkin nanti akan ada koreksi terhadap KHGT oleh MPP Muhammadiyah. Yang jelas perbedaan antara pemerintah dan Muhammadiyah akan semakin sering kita jumpai dalam penentuan awal bulan hijriyah karena perbedaan metode. Berbeda dengan negara Saudi Arabia yang semua warganya harus patuh dan tunduk kepada keputusan pemerintah karena berbentuk kerajaan. Sementara di Indonesia perbedaan itu dijamin dalam Undang-undang negara. Bagi rakyat Indonesia perbedaan itu rahmat yang penting rakyat hidup rukun, damai dan saling menghormati. Selamat menjalankan ibadah puasa.