Ziarah Sunan Muria
Ziarah ke makam-makam wali sudah menjadi tradisi Islam Nusantara. Ziarah ke makam wali tidak hanya dilakukan waktu tertentu saja akan tetapi setiap hari. Walisongo adalah tujuan ziarah dari berbagai pelosok peziarah di tanah air. Walisongo yang berjumlah sembilan orang itu menjadi incaran tujuan para peziarah Islam Nusantara. Mereka berziarah dengan maksud selain untuk mendoakan wali tersebut juga untuk mengenang jasa para wali dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa. Kemasyhuran Walisongo tidak hanya di pulau Jawa saja akan tetapi sampai seluruh Indonesia. Walisongo sebenarnya adalah nama dari dewan agama yang dibentuk oleh kerajaan Demak. Walisongo berasal dari kata wali dan sangha yang artinya dewan para wali. Dewan wali ini bertugas untuk memberikan saran dan nasehat kepada raja terkait penyebaran agama Islam, hukum negara, hukum agama dan lain sebagainya. Kebetulan walisangha beranggotan 9 wali. Walisongo yang terkenal adalah Sunan Ampel, Sunan Gresik, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Bonang, Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati. Kesembilan wali songo itu ada di pulau Jawa yaitu Jawa Timur sejumlah 5 wali, Jawa Tengah 3 wali dan Jawa Barat 1 wali. Penamaan wali songo sesuai dengan tempat dimakamkannya wali tersebut. Nama tersebut bukan nama asli dari walisongo. Mereka disebut sunan kependekan dari Susuhunan. Susuhunan adalah sebutan orang yang dihormati. Jadi jika ada penyebutan Sunan maka artinya orang yang dihormati. Sunan Muria berarti orang yang dihormati dari Gunung Muria. Sunan Bonang artinya orang yang dihormati dari desa Bonang dan seterusnya.
Dari makam kesembilan wali yang sering diziarahi makam Sunan Muria adalah makam yang tertinggi. Lokasi makam Sunan Muria berada di Gunung Muria dan paling tinggi diantara makam walisongo. Gunung Muria dahulu adalah sebuah gunung yang terpisah dari pulau Jawa. Ada selat Muria yang memisahkan antara Pulau Jawa dengan Gunung Muria. Selat Muria dulu sangat ramai sekali karena merupakan jalur perdagangan dari Semarang menuju Rembang, Juwana dan Tuban. Seiring dengan perkembangan waktu ada pendangkalan di selat Muria kemudian jadilah Gunung Muria bersatu dengan pulau Jawa. Sunan Muria menyebarkan Islam di sekitar gunung Muria. Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Raden Umar Said mendirikan masjid di puncak gunung Muria. Puncak gunung Muria berada di ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut. Sangat tinggi untuk ukuran orang biasa. Dahulu untuk mencapai puncak Gunung Muria atau makam sunan Muria harus berjalan kaki melewati jalan setapak. Jalan setapak itu sekarang sudah dibangun dikasih undak-undakan (tangga). Bagi para peziarah berjalan kaki dengan melewati tangga yang begitu tinggi membutuhkan tenaga dan stamina ekstra. Dahulu tidak ada pilihan menuju ke makam Sunan Muria kecuali dengan berjalan kaki. Sekarang ada pilihan yaitu dengan naik ojek menuju makam Sunan Muria.
Makam Sunan Muria dikelola oleh Yayasan Makam dan Masjid Sunan Muria. Setiap makam walisongo dikelola oleh yayasan. Pengelolaan ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman dan nyaman terhadap para peziarah dan juga memelihara makam dari kerusakan. Dari sekian makam walisongo yang dikelola oleh yayasan, makam Sunan Muria inilah yang paling baik pengelolaannya. Jika anda pernah berziarah ke makam walisongo pasti menjumpai peminta-minta atau pengemis di sepanjang jalan menuju makam. Pengemis yang paling banyak menurut saya adalah di makam Sunan Gunung Jati. Setiap berapa meter selalu ada pengemis bahkan berjajar dari mulai keluar tempat parkir sampai menuju makam. Bahkan kadang memaksa untuk memberi uang. "Pemaksaan" pengemis ini membuat peziarah merasa risih dan tidak aman bahkan ada peziarah yang sampai ditarik tasnya. Praktek seperti ini mestinya tidak perlu terjadi apalagi di makam seorang wali. Harusnya pihak pengelola makam menertibkan prilaku pengemis bahkan kalau perlu tidak ada pengemis di sekitar makam agar peziarah aman dan fokus berziarah.
Kembali ke makam Sunan Muria. Pengelolaan makam Sunan Muria oleh yayasan makam Sunan Muria sangat baik. Peziarah tidak akan menjumpai pengemis seperti yang ada di makam walisongo lainnya. Peziarah bisa fokus berdoa, berziarah dan menikmati keindahan alam gunung Muria tanpa ada gangguan dari pengemis atau peminta-minta. Yayasan Makam Sunan Muria menata begitu baik kawasan makam Sunan Muria. Tangga menuju makam diperbaiki dan kiri kanan tangga didirikan petak warung atau toko. Kaplingan toko atau warung diperuntukkan hanya bagi warga desa sekitar makam. Warga desa sekitar makam dilibatkan dalam mengelola kawasan makam Sunan Muria. Deretan pertokoan sepanjang jalan menuju ke makam Sunan Muria disewakan kepada warga sekitar. Pihak yayasan pun tidak hanya menata tangga menuju makam saja akan tetapi juga menata jalan ojek menuju ke makam. Selain peziarah berjalan kaki lewat tangga menuju makam juga ada pilihan dengan naik ojek roda 2 menuju makam. Anggota ojek makam Sunan Muria adalah warga sekitar sehingga mereka merasa bahwa kawasan Makam Sunan Muria juga milik mereka. Pelibatan masyarakat sekitar makam Sunan Muria memberikan kontribusi luar biasa bagi pelestarian kawasan makam dan juga warga sekitar. Dengan melibatkan warga sekitar makam Sunan Muria, ekonomi warga pun berkembang. Warga bisa jualan di sekitar makam dan tidak menjadi peminta-minta begitu juga warga bisa menjadi tukang ojek. Banyaknya peziarah ke makam Sunan Muria menbuat ekonomi warga sekitar makam Sunan Muria juga terangkat. Penataan kawasan makam tidak hanya tangga menuju makam saja akan tetapi juga kawasan sekitar masjid makam Sunan Muria. Penataan kawasan sekitar masjid Sunan Muria sangat luar biasa. kanan-kiri jalan menuju dan keluar dari makam dibangun kios kecil untuk berjualan pernik-pernik atau oleh-oleh khas Muria. Hanya warga sekitar makam Sunan Muria yang bisa menyewa kios tersebut. Jalan masuk dan keluar makam pun diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi tabrakan antara peziarah yang baru datang dan mau pulang. Kenyamanan peziarah dijaga betul oleh pihak pengelola. Hawa yang sejuk akan dinikmati oleh peziarah ketika ada di makam atau masjid Sunan Muria. Pemandangan luas lautan akan terlihat dari masjid Sunan Muria. Ketinggian Gunung Muria membuat peziarah bisa melihat daerah yang lebih rendah dari Gunung Muria. Ada tanaman khas dari Gunung Muria yaitu tumbuhan parijotho. Tanaman parijotho ini sudah dipatenkan menjadi tumbuhan khas pegunungan Muria. Menurut para penjual tumbuhan parijoto ini berfungsi untuk kehamilan. Jika perempuan lama tidak hamil bisa mengkonsumsi parijoto untuk menambah kesuburan rahimnya. Kalau dahulu dimakan buahnya sekarang sudah ada berupa sirup yang dijual dalam botol kecil.
Penataan kawasan makam Sunan Muria patut dicontoh oleh pengelola makam walisongo lainnya agar para peziarah merasa aman, nyaman dan khusuk ketika berziarah. Darimanakah uang Yayasan Makam dan Masjid Sunan Muria menata kawasan makam Sunan Muria? Salah satu pemasukan yang terbesar adalah dari infak para peziarah. Infak itu digunakan untuk membangun kawasan makam dan masjid bahkan sekarang tidak hanya membangun kawasan makam dan masjid Sunan Muria saja akan tetapi juga untuk membangun sekolah tahfidz bekerja sama dengan yayasan Yanbu'ul Qur'an yang terkenal itu. Ada sekolah jenis boarding school yang khusus menghafalkan al-Qur'an di kawasan makam dan masjid Sunan Muria yang dikelola oleh Yayasan Makan dan Masjid Sunan Muria yaitu Pondok Tahfidz putri Yanbu'ul Qur'an 2 yang berlokasi di desa Dukuh Waringin yaitu dibawah makam Sunan Muria arah ke Pati. Pondok ini sangat megah sekali gedungnya jika dilihat dari luar. Ada tingkatan MTs dan MA di pondok ini. Gedungnya lantai 4 dan asramanya lantai 5 untuk santri MTs. Sementara santri MA baru dibuatkan gedungnya di belakang gedung MTs. Pondok ini sangat bagus dengan cat khasnya hijau. Jika ziarah ke makam Sunan Muria lewat jalur Pati-Gembong-Muria maka akan melewati pondok ini.
Penataan kawasan makam walisongo patut diperhatikan agar para peziarah nyaman, aman dan khusuk. Penataan kawasan makam walisongo harus melibatkan warga sekitar agar warga juga merasakan dan mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) dari makam walisongo tersebut. Penataan kawasan makam sunan Muria patut dicontoh dan ditiru oleh yayasan pengelola makam walisongo lainnya. Adanya makam walisongo otomatis mendongkrak ekonomi warga sekitar. Peziarah membutuhkan makan, minum atau kebutuhan lain seperti kamar mandi, tempat istirahat dan lain sebagainya. Kebutuhan itu bisa disediakan oleh warga sekitar makam sehingga ekonomi warga meningkat dan berkembang. Warga dilibatkan untuk mengelola kawasan makam agar tidak ada peminta-minta yang membuat peziarah tidak nyaman dan merasa risih.