Teroris Moskow
Serangan teroris kembali terjadi di Moskow Rusia hari Jum'at, 22 Maret 2024. Korbannya sangat besar sekali mencapai 133 orang sementara. Inilah serangan teroris yang sangat mematikan karena begitu bebasnya pelaku menembak siapapun yang dijumpai di gedung balai kota Crocus Moskow tersebut. Begitu kejamnya aksi terorisme kali ini. Pelaku dengan santainya menembak semua orang yang ada dalam gedung pertunjukan tersebut. Pelaku juga menutup pintu keluar gedung dan menembaki semua orang yang akan keluar lewat pintu tersebut. Akibatnya banyak korban yang menumpuk di pintu keluar. Moskow selama ini tidak pernah dilanda aksi terorisme. Baru kali ini Moskow mengalaminya. Tak selang berapa lama pelaku ditemukan dan ditangkap. Ada yang ditangkap di lokasi kejadian dan ada yang sudah kabur. 4 orang ditangkap hidup-hidup dan masih ada pengejaran oleh pihak keamanan Rusia. Menurut FSB (pihak intelejen) Rusia pelakunya ada 11 orang dan 4 sudah tertangkap. Mereka semua berkebangsaan Tajikistan. Pelaku tidak bisa berbahasa Rusia. Menurut pengakuan salah satu pelaku dia melakukan tindakan tersebut karena tergiur uang. Dia dibayar sekitar setengah juta rubel untuk membunuh siapapun.
Seluruh dunia pun terhenyak dengan berita terorisme di Moskow ini. Semua negara mengecam kebiadaban tindakan terorisme ini tidak terkecuali Amerika yang merupakan musuh bebuyutan Rusia. Putin yang baru saja memenangkan pemilihan presiden dengan angka cukup fantastis 88% kemenangan langsung menuduh Ukraina dan NATO ada di belakang aksi terorisme ini. Wajar jika Putin menuduh Ukraina dan NATO berada di belakang aksi terorisme ini. Putin pun berjanji untuk membasmi semua yang terlibat dalam aksi terorisme ini. Sudah diketahui bahwa Rusia lagi berperang dengan Ukraina yang didukung penuh oleh NATO dan Amerika. Semua kebutuhan Ukraina dicukupi oleh NATO dan Amerika. Setelah dua tahun lebih berperang pihak Ukraina kalah dan beberapa wilayahnya dikuasai oleh Rusia. Kalah perang terbuka di medan perang akhirnya Ukraina mengubah taktik perangnya dengan cara melakukan tindakan terorisme di wilayah Rusia. Beberapa kali serangan di perbatasan Rusia dilakukan oleh pihak Ukraina dengan cara membunuh warga sipil. Kali ini Ukraina dituduh dan mungkin sangat benar sebagai dalang terorisme di balai kota Crocus Moskow. Begitu ada kejadian penembakan di balai kota tersebut pihak intelejen Ukraina langsung memberikan respon bahwa dia ikut senang dengan kejadian tersebut walaupun selang beberapa waktu pernyataan tersebut dicabut dan Ukraina membantah terlibat dalam tindakan terorisme. Kita akan melihat hasil investigasi dan pemeriksaan pelaku teror apakah memang Ukraina terlibat atau tidak. Menurut pihak keamanan Rusia bahwa pelaku terorisme ditangkap ketika mau melarikan diri ke Ukraina dan ditangkap di perbatasan Rusia-Ukraina. Di perbatasan tersebut sudah disiapkan jalan bagi pelaku teroris untuk masuk ke wilayah Ukraina akan tetapi sebelum sampai di perbatasan keburu ditangkap oleh pihak keamanan Rusia.
Sebenarnya saya tidak ingin menulis dulu dan akan istirahat sejenak karena sudah beberapa hari badan tidak fit. Sudah hampir 10 hari batuk menerjang dan tidak kunjung reda. Sudah diobati sampai obatnya habis ternyata juga belum reda. Begitu melihat adanya kejadian terorisme di Moskow saya tidak tahan untuk menulis. Bagaimana kebiadaban terjadi di depan mata terhadap orang yang tidak berdosa. Setelah kejadian teror tersebut pihak ISIS-K mengklaim bahwa mereka bertanggungjawab terhadap serangan tersebut. Pihak pengamat dan juga keamanan Rusia tidak mempercayai begitu saja karena karakter terorisme yang dilakukan oleh ISIS berbeda dengan karakter terorisme di Moskow kali ini. Teroris ISIS tidak kabur ketika melakukan tindakan terorisme dan cenderung bunuh diri untuk menghilangkan bekas sementara pelaku teror kali ini langsung kabur bukan bunuh diri. Bahkan Amerika merilis bahwa pelakunya adalah ISIS dan bukan Ukraina. Pihak keamanan Rusia paham betul dengan ulah musuh bebuyutannya tersebut. Yang jelas presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyatakan pelakunya adalah Ukraina dan NATO. Lihatlah bagaimana komentar kepala intelejen Ukraina pasca serangan teroris tersebut yang begitu bahagia dengan adanya serangan tersebut. Ini menandakan bahwa tidak ada empati terhadap para korban dan begitu simpati kepada pelaku teror. Walaupun sebagai musuh ketika perang tidak boleh warga sipil dijadikan korban dalam kondisi apapun.
Kejadian teror di Moskow ini akan membuka mata siapa sebenarnya yang peduli terhadap warga sipil. Selama ini pihak Barat (Amerika dan NATO) selalu menggaungkan HAM akan tetapi ketika terjadi serangan teroris terhadap warga sipil mereka tutup mata apalagi kalau serangan itu dilakukan kepada musuh mereka. Lihat saja serangan Israil terhadap warga sipil Palestina. Pihak Barat dan Amerika bukannya mengutuk serangan tersebut akan tetapi malah mendukung serangan tersebut dengan mengirimkan segala persenjataan yang diminta oleh Israil. Eskalasi perang Ukraina akan semakin tinggi pasca serangan teroris ini. Apalagi kalau nanti terbukti Ukraina dan NATO merupakan dalang semua ini. Putin tidak segan-segan untuk menghancurkan Ukraina demi membela warganya yang diserang saat itu.