Cemban untuk Makan Siang Gratis
Program makan siang gratis yang menjadi program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka terus dilakukan uji coba sebelum dilaksanakan secara nasional pada awal Januari 2025. Uji coba program unggulan tersebut sudah menyasar di sekolah baik tingkat dasar, menengah maupun tingkat atas. Uji coba makan siang gratis tidak hanya dilakukan di salah satu provinsi saja akan tetapi di beberapa provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Program makan siang gratis sebenarnya adalah program makan bergizi gratis. Latar belakang kemunculan program ini adalah untuk meningkatkan status gizi anak-anak yang tinggi angka stuntingnya di Indonesia. Program ini menyasar anak-anak sekolah, santri, ibu hamil dan ibu menyusui. Awal mula program ini dianggarkan sebesar 15 ribu per porsi. Menurut Prabowo Subianto dalam kampanye pilpres kemarin makan bergizi gratis membutuhkan anggaran 460 triliun dalam setahun. Prabowo sangat yakin anggaran tersebut bisa dilaksanakan dengan melihat anggaran pendidikan 660 triliun dan bantuan sosial 495 triliun. Keyakinan Prabowo tersebut dengan mengalokasikan anggara pendidikan dan bantuan sosial ke anggaran makan bergizi gratis. Bahkan dalam kampanye tersebut Prabowo mengatakan anggarannya sudah ada.
Setelah Prabowo Subianto memenangkan kontestasi pilpres, anggaran makan bergizi gratis yang semula dipatok 460 triliun dalam setahun ternyata dalam anggaran 2025 hanya mendapatkan alokasi anggaran 71 triliun dari APBN. Kekurangan anggaran makan bergizi gratis yang mencapai ratusan triliun membuat presiden dari partai Gerindra ini pusing. Bahkan dalam kunjungan kenegaraan ke Tiongkok presiden Prabowo menawari Tiongkok untuk membantu program unggulannya ini. Tiongkok pun setuju untuk membantu program unggulan Prabowo ini. Setelah pulang dari luar negeri dan mendapat masukan dari beberapa pengamat dan ahli terkait anggaran makan bergizi gratis yang didapatkan dari bantuan negara lain yang dikategorikan sebagai hutang maka alokasi anggaran makan bergizi gratis dipangkas. Anggaran yang semula per porsi 15 ribu dipangkas menjadi 10 ribu.
Dengan memangkas anggaran dari 15 ribu menjadi 10 ribu maka anggaran akan berkurang drastis. Anggaran akan berkurang sepertiga dari anggaran awal. Taruhlah anggaran awal 460 triliun kalau dipangkas sepertiganya akan menjadi sekitar 300 triliun. Dengan anggaran menjadi 300 triliun bisa diambilkan dari anggaran lain seperti anggaran pendidikan dan anggaran bansos yang selama ini tidak tepat sasaran. Mungkin hitung-hitungan kasarnya seperti ini. Anggaran pendidikan dikurangi 100 triliun dan anggaran bansos dikurangi 100 triliun ditambah dengan anggaran khusus makan bergizi gratis 71 triliun maka sudah terkumpul 271 triliun. Kekurangan sekitar 30 triliun bisa dimaksimalkan dari anggaran lain.
Apakah anggaran 10 ribu per porsi layak untuk makan bergizi? Beda daerah beda harga. Mungkin di Jakarta 10 ribu hanya akan dapat nasi warteg. Apakah nasi warteg sudah memenuhi kriteria gizi yang tidak akan menimbulkan stunting? Tergantung orangnya masing-masing. Banyak warga Jakarta yang sering makan di warung Tegal karena harganya murah. 10 ribu kalau di daerah pantura belum dikatakan layak untuk makan bergizi. Coba beli lauk pauk seperti lele penyet satu porsi berapa harganya. Di tempat saya harga lele penyet satu porsi tanpa nasi bervariasi antara 12-15 ribu. Itu hanya lauk saja belum nasinya. Kalau ditambah nasi per porsi sekitar 3-5 ribu. Kalau digabungkan lauk lele penyet plus nasi maka menjadi antara 15-20 ribu. Beda lagi kalau tempe penyet. Tempe penyet satu porsi antara 6-8 ribu ditambah nasi 3-5 ribu maka kalau digabung menjadi 9-14 ribu. Kalau kita beli makan bungkusan di pasar harganya bervariatif antara 5-8 ribu dengan lauk dadar yang sangat tipis dan sangat kecil. Ada sayurnya akan tetapi sayur campuran. Kalau hanya untuk mengenyangkan perut bolehlah kenyang. Mengapa pemerintah bisa mematok satu porsi makan bergizi gratis menjadi 10 ribu? Belum lagi ditambah minuman berupa susu dan juga buah-buahan.
Saya tidak ingin mengomentari anggaran cemban itu untuk program makan siang gratis. Saya yakin presiden punya tim ahli yang sangat banyak sekali dan tim gizi yang lulusan master bahkan profesor doktor dari universitas kenamaan di negeri ini maupun luar negeri. Mungkin bahan bakunya nanti diambilkan dari usaha masyarakat sekitar. Dengan memberdayakan potensi masyarakat sekitar bisa jadi harga semakin murah.
Banyak kalangan yang pesimis program makan bergizi gratis dengan anggaran cemban bisa berjalan dengan baik dan bergizi. Seharusnya tidak mengurangi anggaran yang semula 15 ribu menjadi 10 ribu program tersebut tetap bisa berjalan dengan syarat anggaran kementerian lain dipangkas sedikit demi sedikit. Kalau tadi dengan mengurangi anggaran pendidikan dan bansos sudah mendapatkan 200 triliun ditambah dengan anggaran makan bergizi gratis itu sendiri 71 triliun maka kekurangan sekitar 30 triliun bisa dicarikan dari anggaran lain. Pemangkasan anggaran perjalanan dinas 50% menghasilkan sekitar 50 triliun. Dengan demikian sudah cukup untuk membiayai anggaran makan bergizi gratis.
Sayangnya kementerian dan lembaga pemerintahan Prabowo Subianto ini terlalu gemuk sehingga membutuhkan anggaran jumbo. Kalau misal kementerian dan lembaga bisa disederhanakan menjadi 10 maksimal 15 misalnya bisa hemat anggaran seperti Argentina yang hanya mempunyai kementerian/lembaga sebanyak 9 kementerian/lembaga.
Kita akan lihat nanti per Januari 2025 apakah program ini akan berjalan dengan baik. Kita berdoa dan berharap program ini berjalan dengan baik karena dampak dari program ini sangat besar dari sisi ekonomi, kesehatan dan pendidikan.