Hilal Rabiul Akhir 1447 H
Hari ini, 23 September 2025 bertepatan dengan tanggal 01 Rabiul Akhir 1447 H berdasarkan rukyatul hilal. PBNU mengihbarkan bahwa awal Rabiul Akhir 1447 H bertepatan dengan tanggal 23 September 2025 H berdasarkan hasil rukyatul hilal yang dilakukan oleh tim rukyatul hilal Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama.
LFNU selalu konsisten dengan pengamatan hilal untuk menentukan awal bulan hijriyah. Setiap tanggal 29 bulan hijriyah tim rukyatul hilal LFNU selalu mengerahkan timnya untuk melakukan pengamatan hilal di seluruh wilayah hukum Indonesia. Awal bulan Rabiul Akhir 1447 H sesuai prediksi akan terlihat di wilayah Indonesia karena sesuai hasil hisab ketinggian dan elongasi hilal sudah memenuhi kriteria Neo Mabims yaitu 3 derajat (tinggi hilal) dan 6,4 derajat (elongasi bulan).
Hasil hisab data hilal tanggal 29 Rabiul Awal 1447 H menyatakan bahwa ketinggian hilal di seluruh Indonesia berkisar antara 3-4 derajat dan elongasi bulan berkisar antara 6-7 derajat. Menurut kriteria Neo Mabims dengan dua kriteria tersebut hilal sudah bisa diamati walaupun dengan alat optik. Benar saja tim rukyatul hilal LFNU berhasil merekam penampakan hilal awal Rabiul Akhir 1447 H di POB Observatorium Tgk. Chiek Kuta Karang Aceh melalui teropong. Salah satu hasil perekaman hilal seperti tampak dalam gambar di atas. Melihat hasil penampakan di atas sangat sulit mata telanjang mengamati hilal.
Atas dasar hasil pengamatan tersebut, PBNU menetapkan bahwa 01 Rabiul Akhir 1447 H bertepatan dengan tangal 23 September 2025 M. Artinya jumlah hari bulan Rabiul Awal 1447 H hanya 29 hari bukan 30 hari.
Awal bulan Rabiul Akhir 1447 H dan Gerhana Bulan Total 1447 H
Masih ingat tulisan saya tentang Awal Bulan Rabiul Akhir 1447 H? Kalau belum baca silahkan dibaca disini www.catatanridwan.id/awal-bulan-rabiul-akhir-1447. Dalam tulisan tersebut saya singgung keterkaitan antara awal bulan Rabiul AKhir 1447 H dan Gerhana Bulan Total 7/8 September 2025. Poin utamanya adalah gerhana bulan total terjadi pada saat bulan purnama yaitu ketika semua bidang piringan bulan memantulkan cahaya. Iluminasi bulan adalah 99,9 % atau 100%. Saat terjadi gerhana bulan total umur bulan adalah 15 hari 3 jam. Artinya umur bulan tersebut bisa dijadikan pedoman untuk menentukan awal bulan Rabiul Akhir 1447 H. Jika umur bulan saat gerhana bulan total adalah 15 hari 3 jam maka jumlah bilangan hari bulan Rabiul Awal 1447 H adalah 15 hari 3 jam dikalikan 2 yaitu 30 hari 6 jam. Secara logika seperti itu karena gerhana bulan total terjadi pada pertengahan bulan.
Pertengahan bulan hijriyah adalah antara 14,5 hari atau 15 hari karena jumlah bilangan hari dalam sebulan adalah 29 atau 30 hari. Artinya gerhana bulan total kemarin terjadi di tengah bulan sehingga jika dijumlahkan dalam sebulan maka jumlah bilangan hari bulan Rabiul Awal 1447 H seharusnya 30 hari.
Bagaimana dengan hasil pengamatan hilal kemarin? Ternyata hilal terlihat kasat teleskop sehingga awal bulan Rabiul AKhir 1447 H ditetapkan pada hari ini Selasa, 23 September 2025 M. Artinya jumlah bilangan hari bulan Rabiul Awal 1447 H hanya 29 hari.
Apakah ada yang salah? Ada sedikit ganjalan terkait masalah ini.
Jika mulai hari ini, Selasa, 23 September 2025 ditetapkan tanggal 01 Rabiul Akhir 1447 H maka hisab gerhana bulan total kurang tepat. Mengapa demikian? Karena selama ini baik secara teks dalil naqli maupun dalil aqli menyatakan bahwa gerhana bulan total terjadi pada pertengahan bulan hijriyah yaitu antara tanggal 14 dan 15. Kalau kemarin umur bulan adalah 15 hari 3 jam maka seharusnya jumlah bilangan bulan Rabiul Awal 1447 H adalah 30 hari 6 jam. Perlu ada revisi hisab gerhana bulan total.
Jika tidak perlu revisi hisab gerhana bulan total maka penentuan awal bulan hijriyah harus ditilik ulang. Mengapa demikian? Kriteria penampakan hilal yang bagaimana yang dijadikan patokan untuk menentukan awal bulan hijriyah? Apakah penampakan hilal yang kasat teleskop atau kasat mata telanjang? Dua pilihan ini harus menjadi perhatian karena secara dalil naqli -hadits Nabi Muhammad SAW- melihat hilal saat itu adalah kasat mata telanjang bukan dengan alat teleskop. Kalau kriteria ini yang dipakai maka awal bulan Rabiul Akhir 1447 H akan jatuh pada hari Rabu, 24 September 2025 M karena saat itu ketinggian hilal sudah memenuhi kriteria kasat mata telanjang. Kalau misalnya ada yang bertanya? kalau tanggal 30 Rabiul Awal 1447 H/23 September 2025 M hilal tidak terlihat bagaimana? Kalau hilal tidak terlihat ketika tanggal 30 Rabiul Awal 1447 H/23 September 2025 maka tetap saja hari berikutnya, Rabu, 24 September 2025 M ditetapkan sebagai tanggal 01 Rabilul Akhir 1447 H karena jumlah bilangan bulan hijriyah maksimal adalah 30 hari. Kalau kriteria penampakan hilal secara kasat mata digunakan dalam penentuan awal bulan hijriyah maka hitungan gerhana bulan total kemarin akurat dan tidak perlu direvisi.
Kalau kriteria penampakan hilal kasat teleskop digunakan dalam menentukan awal bulan hijriyah maka hisab gerhana bulan total kemarin perlu revisi karena tidak sesuai dengan hasil pengamatan hilal. Inilah yang masih menjadi PR bagi para ahli falak.
Ada satu metode yang sebenarnya sudah tepat untuk penentuan awal bulan hijriyah yaitu memakai kriteria Muhammad Syaukat Odeh atau terkenal dengan metode Odeh yang sudah memberikan kriteria awal bulan hijriyah. Akan tetapi semua tergantung masing-masing negara untuk menentukan awal bulan hijriyah ini. Yang jelas metode hisab untuk menentukan awal bulan hijriyah seperti KHGT perlu ditinjau ulang karena tidak sesuai dengan hasil pengamatan.
Berangkat dari dua kejadian ini -gerhana bulan total September 2025 dan penentuan awal bulan Rabiul Akhir 1447 H- maka masih ada ruang untuk mengoreksi perhitungan gerhana bulan total dan penentuan awal bulan hijriyah agar antara dalil naqli dan dalil aqli selaras dan serasi.
Memang bulan itu penuh misteri kayak orang perempuan yang datang bulan dimana waktu kedatangannya tidak pasti dan selalu berubah-ubah.