Kabinet Gemoy
Saya tidak ingin mengomentari kekalahan timnas kita, Garuda Indonesia tadi malam. Bertanding ke Tiongkok dan bermain di wilayah Qingdo yang sangat jauh dari ibu kota Tiongkok Garuda Indonesia harus mengakui keunggulan permainan Tiongkok. Tim besutan Shin Tae Young itu harus menyerah 2-1 di tangan kesebelasan negeri tirai bambu. Walhasil apa yang ditargetkan oleh Erik Tohir sebagai ketua PSSI tidak tercapai. Erik Tohir sendiri mentargetkan bisa membawa pulang 6 poin dalam pertandingan tandang yaitu ketika melawan Bahrain yang bermasalah itu dan melawan Tiongkok.
Target itu ternyata meleset dan hanya membawa pulang 1 poin.
Tapi tidak perlu disesali dan ditangisi kekalahan Martheen Paes dkk tadi malam. Walaupun kalah dari Tiongkok klasemen Indonesia masih di atas Tiongkok yaitu tetap berada di urutan kelima karena dalam pertandingan yang bersamaan antara tuan rumah Saudi Arabia vs Bahrain berakhir tanpa gol. Dengan hasil akhir tanpa gol dan ditahannya Jepang oleh Australia maka Indonesia masih berpeluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Peluang 5 tim masih sama untuk mendampingi Jepang ke Piala Dunia 2026. Posisi ke-2 sampai ke-4 klasemen sementara group C masih diduduki Australia, Arab Saudi dan Bahrain dengan nilai sama yaitu 5. Sementara Indonesia ada di urutan kelima dengan poin 3. Dengan poin yang tidak terpaut terlalu jauh tersebut perebutan tim yang akan mendampingi Jepang ke piala Dunia 2026 masih sangat ketat.
Masih ada asa bagi tim kebanggaan warga Indonesia ini.
Kembali ke topik kabinet gemoy. Mengapa saya sebut kabinet gemoy karena sesuai dengan sebutan presiden terpilih ketika kampanye yaitu Prabowo Gemoy atau Si Gemoy. Prabowo sudah memanggil calon menteri dan wakil menteri serta pejabat lain yang akan mengisi kabinetnya nanti. Pemanggilan itu sudah dilakukan sejak hari Senin, 14 Oktober 2024 yang lalu sampai hari Selasa kemarin 15 Oktober 2024. Ada sekitar 109 orang totalnya yang sudah dipanggil oleh Prabowo.
Prabowo menyatakan bahwa semua yang dipanggil sudah siap dan bersedia bergabung dalam kabinet yang akan dipimpinnya nanti. Kabinet gemoy nanti akan berjumlah sekitar 41 kementerian dan 5 koordinator kementerian. Jadi akan ada 46 kementerian. Jumlah kementerian ini sangatlah banyak dan gemuk. Maka wajar jika kita menyebutnya dengan kabinet gemoy.
Mayoritas publik sudah bisa membaca dan menebak siapa dan kementerian apa yang akan ditempati sosok tersebut. Mayoritas tokoh yang dipanggil oleh presiden terpilih adalah orang yang pernah menduduki jabatan menteri di kabinet Joko Widodo. Wajar saja jika presiden terpilih lebih mengutamakan sosok tokoh yang sudah berpengalaman dan kinerjanya baik dalam kabinet Joko Widodo karena Prabowo mengusung tagline keberlanjutan. Artinya periode Prabowo-Gibran adalah melanjutkan kepemimpinan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Banyak pengamat yang menilai bahwa jumlah kementerian dalam kabinet yang akan datang terlalu banyak dan berpotensi tidak bisa bekerja secara cepat alias sat set. Ibarat mobil yang terlalu banyak penumpang akan berjalan lamban dan berhati-hati karena memikirkan keselamatan penumpang. Tapi kabinet ini bukan mobil. Mungkin presiden terpilih mempunyai taktik jitu agar sebegitu banyak kementerian bisa jalan cepat karena Prabowo merupakan sosok yang mempunyai latar belakang militer dan pengalaman yang banyak.
Menariknya dalam menyusun kabinet ini Nasdem yang sudah menyatakan bergabung dengan koalisi Prabowo tidak menyerahkan satu pun nama yang akan dijadikan menteri atau wakil menteri. Sikap Nasdem ini luar biasa. Walaupun sudah menyatakan bergabung akan tetapi Nasdem menjaga jarak dengan koalisi dengan tidak mengirimkan kader untuk dijadikan menteri. Begitu juga dengan PDI-P. Tidak satupun kader PDI-P yang dipanggil oleh Prabowo walaupun sebelumnya di isukan ada beberapa kader PDI-P yang akan menempati pos menteri dalam kabinet mendatang.
Mungkin ketiadaan kader PDI-P dalam pemanggilan pembentukan kabinet gemoy ini bisa jadi dilatar belakangi faktor pertemuan Joko Widodo dengan presiden terpilih di Solo kemarin atau memang sikap PDI-P yang ingin berada di luar pemerintahan. Sikap PDI-P dan Nasdem ini patut diacungi jempol karena akan menjadi penyeimbang dalam pemerintahan yang akan datang. Walaupun Puan Maharani ditunjuk sebagai ketua DPR tidak serta merta PDI-P menjadi pendukung pemerintahan yang akan datang.
Satu lagi tidak ada satu pun kader PKS yang dipanggil oleh presiden terpilih walaupun sehari sebelumnya seluruh pimpinan PKS menyatakan mendukung dan bergabung dengan koalisi Prabowo di Kertanegara.
Dari pemanggilan calon menteri dan wakil menteri ini bisa dilihat bahwa ada 3 partai yang tidak ada kadernya menjadi menteri ataupun wakil menteri yaitu Nasdem, PDI-P dan PKS. Apakah ketiga partai tersebut akan menjadi oposisi dalam pemerintahan yang akan datang? Kita tidak tahu. Yang tahu hanya ketua partai masing-masing. Nasdem, PKS dan PKB yang semula satu gerbong dalam pilpres kemarin hanya PKB yang mendapatkan jatah menteri dan wakil menteri. Bahkan ketum PKB, Cak Imin dipanggil pada hari pertama. Kalau berdasarkan pernyataan salah satu tim pembentukan kabinet Gemoy bahwa menteri koordinator adalah bagian ketua partai. Maka dari sini jelas Cak Imin akan menjadi salah satu menteri koordinator.
Proses pemanggilan calon menteri dan wakil menteri itu akan kita lihat hasil akhirnya pada tanggal 21 Oktober 2024 yaitu setelah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tanggal 20 Oktober 2024. Sesuai janji presiden terpilih bahwa kabinet akan diumumkan sehari setelah pelantikan presiden dan wakil presiden.
Publik sangat percaya bahwa Prabowo akan bisa memimpin dan mengatasi masalah bangsa ini. Survey beberapa lembaga survey menyatakan bahwa 82% masyarakat Indonesia percaya bahwa Prabowo dapat mengatasi masalah bangsa ini.
Semoga harapan masyarakat Indonesia bisa terwujud.