Majlis Taklim
Majlis taklim adalah lembaga pendidikan non formal Islam yang mempunyai kurikulum sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur dan diikuti oleh jamaah sekitar. Sebenarnya majlis taklim ini adalah sarana mengaji kalangan tua disela-sela kesibukan kesehariannya.
Majlis taklim diselenggarakan secara individual maupun organisasional. Mayoritas majlis taklim diselenggarakan secara individual karena dibentuk dan dipimpin oleh seorang ustadz atau kyai.
Majlis taklim ini terkadang hanya mengkhususkan mengaji fiqh, al-Qur'an, tauhid, ushul fiqh dan lain sebagainya tergantung keahlian dari kyainya. Mayoritas majlis taklim ini diselenggarakan di musholla atau di rumah kyai. Bagi masyarakat keberadaan majlis taklim sangatlah bermanfaat karena sebagai tempat menimba ilmu untuk bekal di akhirat kelak.
Waktu pengajian majlis taklim juga bervariatif tergantung waktu luang masyarakat setempat. Ada majlis taklim bersifat mingguan, bulanan dan selapanan -tiap 36 hari sekali-. Waktunya pun disesuaikan dengan kondisi masyarakat ada yang pagi, siang, sore dan malam. Majlis taklim ini tidak terikat dengan kurikulum seperti pendidikan pada umumnya. Apalagi harus menerapkan kurikulum A, B atau C. Bahkan majlis taklim tidak tahu menahu dengan kurikulum merdeka yang lagi viral mau diganti karena menterinya baru. Kurikulum majlis taklim terserah ustadz atau kyainya. Prinsip majlis taklim adalah agar masyarakat mau mengaji dan tidak buta ilmu agama. Maka majlis taklim sangatlah elastis dan fleksibel dalam pelaksanaannya. Pendidikan formal perlu mencontoh keberadaan majlis taklim yang kurikulumnya disesuaikan dengan masyarakat sekitar.
Para kyai dan ustadz sebenarnya memahami benar kebutuhan masyarakat dengan dibuktikan adanya majlis taklim yang kurikulum dan waktu pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi masyarakat sekitar.
Bagaimana dengan status majlis taklim?
Majlis taklim harus mempunyai ijin operasional.
Apakah majlis taklim melaksanakan ujian atau tes layaknya pendidikan formal? Tes atau ujian seperti pendidikan formal tidak dilakukan dalam majlis taklim. Bagaimana dengan standar majlis taklim? Memang majlis taklim belum punya standar baku karena memang tergolong pendidikan non formal.
Ada 3 pendidikan di negara ini yaitu pendidikan formal yang mengikuti aturan dari kementerian pendidikan. Semua hal yang berkaitan dengan pendidikan diatur secara ketat oleh kementerian yang tiap 5 tahun menterinya ganti itu. Ketika menteri ganti maka gantilah semuanya. Pendidikan formal ini tergantung menteri pendidikannya jadi tidak patok bangkrong (tetap). Pendidikan formal pun mendapatkan dana operasional alias BOS yang besarannya berbeda antar tingkatan pendidikan. BOS diharapkan menjadi solusi agar semua generasi penerus bangsa ini dapat mengenyam pendidikan. Akan tetapi faktanya dengan adanya BOS ternyata tarikan dari sekolah semakin banyak dan bervariatif. BOS bukannya menjadi solusi meringankan atau bahkan menggratiskan biaya pendidikan akan tetapi BOS ternyata menjadi lahan tarikan baru sekolah.
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang semi terikat dengan aturan dari kementerian pendidikan. Ada hal-hal yang harus ditaati dan diikuti oleh lembaga pendidikan informal. Lembaga pendidikan informal tidak mendapatkan biaya operasional dari negara.
Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh individu atau masyarakat yang tidak begitu ketat aturannya. Pendidikan non formal ini sebagai bentuk partisipasi masyarakat atau individu dalam menyediakan akses pendidikan masyarakat. Pendidikan non formal tidak dibiayai oleh negara.
Pendidikan non formal menjamin masyarakat untuk tetap mendapatkan pendidikan walaupun sesibuk apapun. Bagaimana dengan gaji kyai atau ustadznya? Jangan pernah bertanya tentang gaji. Para kyai atau ustadz ini tidak pernah digaji. Mereka tidak digaji seperti layaknya guru yang harus pensiun umur 60 tahun dengan gaji berbeda sesuai tingkatannya. Mereka juga tidak pernah meminta haknya dengan berdemonstrasi. Mereka benar-benar berangkat untuk mendedikasikan dirinya khidmah terhadap masyarakat. Maka tak jarang kita melihat kehidupan para kyai dan ustadz ini layaknya para jemaah. Mereka membaur dengan jemaah. Tidak seperti para ustadz di kota-kota atau ustadz selebritis yang sering pamer kekayaan dan gonta-ganti mobil atau gaya hidup yang glamour. Banyak kyai atau ustadz majlis taklim yang hanya mengendarai sepeda onthel atau bahkan berjalan kaki dalam kehidupan sehari-harinya.
Kehidupan para kyai dan ustadz majlis taklim yang serba sederhana inilah yang menjadi contoh bagi jemaahnya. Mereka benar-benar menyelami kehidupan jemaahnya. Jumlah majlis taklim sangat banyak sekali karena tiadanya aturan yang ketat. Bisa jadi dalam satu kecamatan ada puluhan bahkan ratusan majlis taklim.
Apakah pemerintah perlu mengatur keberadaan majlis taklim? Apakah perlu gaji para kyai atau ustadz majlis taklim dianggarkan dalam APBN?
Kadang terbersit perlu adanya aturan yang ketat terkait majlis taklim akan tetapi karena majlis taklim adalah pendidikan non formal maka hanya aturan pokok yang harus dipenuhi oleh majlis taklim diantaranya adalah adanya ijin operasional. Masalah biaya operasional majlis taklim memang perlu menjadi bahasan para pengambil kebijakan. Paling tidak ada stimulus bagi majlis taklim agar para kyai atau ustadznya lebih semangat dalam berkhidmah.
Mungkin biaya operasional majlis taklim bisa diambilkan dari harta rampasan koruptor yang jumlahnya segitu fantastis itu atau langsung dianggarkan dalam APBN. Banyak pilihan bagi pengambil kebijakan untuk membantu pendidikan non formal ini.