Istiqomah
Sudah hampir seminggu atau 7 hari saya tidak menulis dikarenakan banyak sebab padahal saya sudah berkomitmen untuk tiap hari menulis. Tulisan terakhir saya adalah tentang Epstein itu pada Senin, 8 Januari 2024. Tujuh hari sudah terlewati tanpa ada tulisan apapun. Penyebab tidak menulis bermacam-macam. Ada karena kesibukan kantor yang begitu banyak. Tugas kantor yang harus dilaporkan ke atasan selama setahun melalui aplikasi e kinerja. Semua dokumen harus didigitalisasi atau discan untuk dilaporkan melalui aplikasi e-kinerja. Kemudian ada rapat koordinasi awal tahun untuk mempersiapkan rencana tahun yang akan datang. Semua tu saya lakukan sendiri karena pegawai hanya 3 orang itu menyiapkan bahan audit kinerja yang akan dilakukan oleh itjen. Praktis dalam waktu 7 tahun hari tidak bisa membuat tulisan. Waktu menulis biasanya sebelum jam pelayanan kantor yaitu jam 07 sampai 08. Tiap hari saya pergi ke kantor sekitar jam 06.15 WIB sesampai kantor kurang lebih jam 06.45 karena harus mengantar anak dulu ke sekolah. Waktu perjalanan ke kantor membutuhkan sekitar 30 menit. Setelah absen saya langsung buka laptop dan menulis. Begitulah kebiasaan selama ini. Akan tetapi 7 hari ini tidak bisa sama sekali karena banyaknya kerjaan yang harus selesai sebelum tanggal 15 Januari 2024.
Sebenarnya hari Sabtu, 13 Januari 2024 mau menulis akan tetapi pelayanan nikah sampai siang hari. Pulang pelayanan maunya menulis akan tetapi ternyata harus mengantar istri takziyah sampai siang hari. Setelah dhuhur ada pertemuan dengan kawan-kawan lembaga falakiyah sampai sore hari. Setelah maghrib tidak bisa menulis. Hari Ahad saya berusaha untuk menulis ternyata tidak bisa karena ada kematian tetangga belakang rumah dan ada salah satu kepala KUA yang meninggal sehingga hari itu praktis harus takziyah. Pagi hari sampai siang takziyah di tetangga kemudian siang hari diminta untuk mengukur arah kiblat musholla di kecamatan sebelah. Habis ashar takziyah ke temen kepala KUA yang meninggal. Temen kepala KUA yang meninggal ini dulu adalah kepala saya ketika awal saya mutasi ke Kabupaten Pati. Beliau ini umurnya sekitar 57 tahun, kelahiran 1966. Meninggal karena sakit komplikasi. Sebenarnya sakitnya sudah lama yaitu sakit gula atau diabetes istilah kedokterannya. Akan tetapi sakitnya bertambah parah sejak pasca pulang haji 2022. Ketika menunaikan ibadah haji sebenarnya kondisinya sudah agak sakit ketika mabit di Mina jatuh sakit dan sempat dipasang selang oksigen. Alhamdulillah bisa sembuh dan pulang ke tanah air. Sampai di rumah beliau bukannya berisitirahat akan tetapi langsung masuk kantor dan melaksanakan pelayanan nikah. Maklum waktu pulang haji masih dalam bulan Dzulhijjah atau bulan besar istilah Jawa dan trafik pelayanan nikah mencapai puncaknya. Beliau ini tidak mempunyai pegawai. Ketika naik ibadah haji digantikan (plt) oleh kepala KUA tetangga. Ketika pulang itulah beliau langsung melaksanakan pelayanan nikah. Kondisi badan yang belum pulih ditambah lagi sehabis sakit tak lama setelah melaksanakan layanan nikah beliau jatuh sakit dan diopname di rumah sakit. Sejak saat itu tidak pernah masuk sampai meninggalnya. Sakitnya komplikasi. Menurut cerita anaknya awal mula sakitnya adalah dibabetes kemudian sembuh dan sehat sekali. Sudah sekitar 8 bulan sembuh dari sakit gula kemudian ternyata ada sakit stroke. Ada pembuluh darah pecah di kepala dan membuat beliau tidak bisa berjalan alias lumpuh total. Sejak saat itu selalu memakai kursi roda. Kesehatannya drop sekitar 3 minggu dan dirawat di ICU RS Kariadi Semarang. Akhirnya hari Ahad, 14 Januari 2024 sekitar pukul 12 malam meninggal dunia.
Memang kegiatan di masyarakat tidak ada hentinya. Sore hari selepas takziyah harus pergi nyumbang ke tetangga yang punya hajatan. Malam hari pergi tahlilan di tetangga yang meninggal. Begitulah kegiatan di masyarakat. Baru pagi ini bisa meluangkan waktu untuk menulis kembali setelah seminggu tidak menulis. Istiqomah atau rutinitas adalah hal yang berat sekali. Seperti dalam ilustrasi halaman ini "Istiqomah itu berat kalau ringan itu istirahat". Benar sekali untuk istiqomah menulis dibutuhkan komitmen dan kekuatan yang luar biasa. Tidak cukup hanya modal tema yang akan ditulis akan tetapi waktu yang harus disisihkan untuk menulis. Waktu yang tepat untuk menulis inilah yang harus diperhatikan betul. Kapan kita meluangkan waktu untuk menulis. Jangan sampai waktu yang sudah kita rencanakan untuk menulis terlewat begitu saja karena kesibukan lain. Gegara kesibukan lain, menulis jadi terbengkalai. Memang menulis bukan pekerjaan utama saya akan tetapi komitmen awal saya adalah menjadikan menulis adalah pekerjaan kedua. Pekerjaan utama saya adalah abdi negara yang melayani masyarakat. Di sela-sela sebagai abdi negara inilah hobi menulis saya lakukan. Istiqomah memang berat. Kayak pepatah al-istiqomatu khoirun min alfi hasanah yang artinya istiqomah itu lebih bagus dibandingkan seribu perbuatan baik. Mungkin pepatah ini untuk menyemangati semua orang yang ingin istiqomah. Istiqomah mudah untuk diomongkan akan tetapi sulit untuk dikerjakan. Sampai-sampai karena sangat ingin istiqomah ketika mempunyai anak, anaknya dinamakan istiqomah.