Rukyah Syawal 1446 H
Masih seputar rukyatul hilal awal Syawal 1446 H. Tanggal 29 Ramadan 1446 H bertepatan dengan tanggal 29 Maret 2025, tim rukyatul hilal Kementerian Agama Kabupaten Pati melakukan observasi -pengamatan- hilal di lokasi baru. Lokasi ini merupakan lokasi uji coba untuk observasi hilal apakah layak ditetapkan sebagai pos observasi bulan (POB) ataukah tidak. Lokasi ini berada di lantai 3 sebuah madrasah di kecamatan Gabus yaitu Madrasah Abadiyah. Lokasinya ada di desa Kuryokalangan Kecamatan Gabus. Adapun titik koordinatnya adalah 060 49’51” LS dan 1110 01’ 59” BT. Sebelumnya saya belum mengecek lokasi baru rukyatul hilal kali ini. Saya hanya dikasih tahu lewat WA dari staff bimas Islam bahwa lokasinya ada di Gabus dengan mengirimkan tangkapan layar titik koordinat lokasi tersebut. Titik koordinat tempat pengamatan bulan sangat penting karena dari data tersebut akan dihitung posisi matahari dan bulan secara mendetil.
Saya pun gercep menghitung data matahari dan bulan dengan titik koordinat yang sudah dikirimkan tersebut. Saya tinggal memasukkan dalam aplikasi yang sudah saya buat sejak 2010 ketika menempuh pendidikan strata 2 di salah satu perguruang tinggi agama negeri. Aplikasi yang saya buat memang masih jadul hanya dengan menggunakan platform microsoft excell. Saat itu excell adalah aplikasi yang paling mudah digunakan dan belum berkembang berbagai macam aplikasi pemrograman. Sepengetahuan saya aplikasi yang sering digunakan para programmer adalah C++, visual basic dan Delphi. Berbekal buku Astronomical Algorithms karangan Jean Meeus saya menuangkannya dalam rumus excell. Sampai saat ini algoritma ala Jean Meeus ini termasuk kategori perhitungan modern sejajar dengan ephemeris hisab rukyat, almanac nautika, starry nigh backyard dan lain sebagainya. Tingkat akurasi algoritma Jean Meeus ini sepersekian detik dengan fakta di lapangan. Setelah saya masukkan dalam aplikasi penghitung awal bulan keluarlah semua data yang dibutuhkan.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hilal masih dibawah ufuk. Kemudian saya cek kota di Indonesia paling timur -Jayapura- dan kota paling barat -Banda Aceh- ternyata posisi hilal masih dibawah ufuk semua. Artinya bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah istihalah al-rukyah yaitu mustahil untuk melihat hilal. Jika ada salah satu lokasi pengamatan bulan atau perukyah mengaku bisa melihat hilal maka kesaksiannya wajib ditolak.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kalau hasil hisab sudah diketahui hilal dibawah ufuk maka tidak perlu rukyah. Tidak semudah itu mengeleminasi rukyah karena hasil hisab menunjukkan hilal dibawah ufuk. Rukyah adalah perintah nash al-Qur'an dan hadits. Perintah itu sangat jelas dan tidak perlu ada penafsiran, pentakwilan atau apapun namanya. Rukyah tetap harus dilakukan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Walhasil rukyah di lokasi baru tersebut berhasl tidak bisa melihat hilal karena memang secara hisab posisi hilal dibawah ufuk.
Bagaimana dengan rukyah di negara timur tengah dalam hal ini Arab Saudi, Mesir, Yaman, dan lain sebagainya. Secara hisab ketinggian hilal di Arab Saudi berkisar antara 1-2 derajat. Lama hilal di atas ufuk adalah 4-8 menit. Sementara di Mesir ketinggian hilal berkisar antara 2.5 -3 derajat. Lama hilal di atas ufuk berkisar antara 10-12 menit. Secara saintifik dan ilmu astronomi ketinggian hilal tersebut tidak mungkin bisa dilihat. Akan tetapi bagaimana faktanya? Arab Saudi, Mesir dan mayoritas negara Timur Tengah menetapkan bahwa awal Syawal 1446 H jatuh pada tanggal 30 Maret 2025 M berdasarkan rukyatul hilal. Dalam siaran persnya Pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa hilal terlihat pada pengamatan hilal 29 Ramadan 1446 H maka dari itu 01 Syawal 1446 H ditetapkan tanggal 30 Maret 2025.
Adapun hasil rukyatul hilal di negara-negara timur tengah sebagai berikut:
Arab Saudi hilal terlihat
Mesir hilal terlihat
Qatar hilal terlihat
UEA hilal terlihat
Bahrain hilal terlihat
Yaman hilal terlihat
Kuwait hilal terlihat
Palestina hilal terlihat
Libanon hilal terlihat
Sudan hilal terlihat
Hasil rukyatul hilal mayoritas negara Timur Tengah tersebut ternyata bisa melihat hilal. Kalau ditanya adakah bukti penampakan hilal? Saya yakin jawabannya tidak ada karena secara saintifik ketinggian hilal antara 1-3 derajat tidak bisa teramati apalagi sudut elongasi bulan -matahari dibawah 6. 4 derajat. Kriteria bulan bisa diamati adalah jika ketinggiannya minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6.4 derajat.
Bagaimana dengan pengamatan hilal tanggal 30 Ramadan 1446 H malam 01 Syawal 1446 H? Secara astronomis dan saintifik jika kondisi langit cerah maka hilal bisa teramati dengan kasat mata karena ketinggian hilal sudah mencapai sekitar 10 derajat. Lama hilal di atas ufuk sekitar 40 menit.
Memang memburu hilal itu sebuah tantangan bagi para perukyat akan tetapi sebagai hal yang sia-sia bagi penikmat hisab.
Taqabbalallu minna wa minkum taqabbal ya karim
Selamat merayakan Idul Fitri 1446 H.