Mudik
Mudik adalah tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Mudik berasal dari bahasa Jawa muleh disik. Muleh disik dalam bahasa Indonesia adalah pulang dulu. Ada yang mengatakan asal muasal kosakata mudik berasal dari bahasa Melayu yaitu udik yang artinya adalah hulu atau ujung atau desa. Kenapa dinamakan mudik karena masyarakat Melayu yang tinggal di tempat tersebut pada masal lampau sering bepergian menggunakan biduk atau perahu dan kembali pulang ke hulu pada sore hari. Mudik adalah kembali ke desa. Pelakunya adalah orang desa yang bekerja di kota dan pada momentum tertentu pulang kembali ke desa. Tidak hanya orang Indonesia yang mempunyai tradisi mudik. Masyarakat Tiongkok juga mempunyai tradisi mudik ketika merayakan hari raya begitu juga masyarakat Amerika juga mengenal tradisi mudik ketika hari Natal tiba. Begitulah masyarakat yang masih memegang tradisi nenek moyangnya. Tradisi mudik ini selalu berulang tiap tahun ketika hari raya tiba. Negara kita yang masyarakatnya mayoritas muslim selalu mudik ketika hari raya Idul Fitri tiba. Bahkan pemerintah memfasilitasi kegiatan mudik masyarakat ini. Semua kebutuhan pemudik disediakan oleh pemerintah mulai angkutan jalan raya, angkutan laut dan angkutan udara. Fasilitas sepanjang perjalanan mudik pun dilengkapi oleh pemerintah seperti rest area yang super lengkap yang menyediakan kebutuhan pemudik ketika melakukan perjalanan. Lihatlah rest area di sepanjang jalur mudik tersedia berbagai fasilitas mulai dari tempat bermain anak, klinik, tempat pijat, bengkel, tempat istirahat, tempat ibadah dan lain sebagainya. Pemudik seakan dimanja dengan berbagai fasilitas di rest area. Perputaran ekonomi ketika mudik sangatlah tinggi. Menurut perkiraan perputaran ekonomi pemudik sekitar 390 Triliun. Fantastis sekali.
Sejak tanggal 5 April 2024 pemerintah sudah memprediksi akan terjadi lonjakan arus pemudik di semua jalur mudik. Tercatat sekitar 193.6 juta pemudik yang akan pulang kampung. Artinya ada sekitar 70% masyarakat Indonesia yang mudik pada tahun ini. Dari sekitar 193.6 juta pemudik yang menggunakan angkutan darat sekitar 55% selebihnya menggunakan angkutan udara dan laut. Dari 55% yang menggunakan angkutan darat yang menggunakan angkutan bus sekitar 19.38%, mobil pribadi 18.30% dan sepeda motor 16.7%. Artinya angkutan jalan raya sangat mendominasi mudik tahun ini. Dari tahun ke tahun prosentase jumlah pemudik semakin bertambah. Tahun 2024 meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2024 ini diprediksi kenaikan jumlah pemudik mencapai 30% dibandingkan tahun 2023. Artinya pemerintah harus benar-benar mempersiapkan infrastruktur untuk memfasilitasi perjalanan pemudik. Ada sekitar 90 juta pemudik yang menggunakan fasilitas jalan raya. Bayangkan 90 juta orang akan berangkat secara bersamaan menuju daerahnya masing-masing dengan menggunakan berbagai macam kendaraan. Sudah terbayang pasti akan macet. Benar macet pasti terjadi ketika mudik lebaran karena saking banyaknya kendaraan yang berangkat bersamaan. Kemacetan mudik pada tahun ini tidak separah mudik tahun 2023 yang sangat horor itu. Jalan tol trans Jawa yang dibangun oleh pemerintah belum menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan ketika mudik lebaran. Rekayasa lalu lintas pun dilakukan untuk mengatasi kemacetan yang mengular di jalan tol. Jalan tol yang seharusnya dua arah dijadikan satu arah mulai dari Jakarta sampai Semarang. Itu pun belum memberikan solusi untuk mengurai kemacetan karena banyaknya kendaraan pemudik. Kemacetan yang biasanya terjadi di pulau Jawa kali ini tidak hanya pulau Jawa akan tetapi juga di Sumatera. Jalan lintas Sumatera juga mengalami kemacetan parah sampai 23 Km. Penyeberangan Merak-Bakauheni juga mengalami kemacetan parah tahun ini. Pemudik yang menyeberang ke pulau Sumatera naik tajam dan didominasi oleh sepeda motor. Lihat saja antrean masuk pelabuhan Merak itu yang mengular dan pemudik harus rela menunggu sampai 9 jam masuk ke pelabuhan. Mengapa tidak dibangun jembatan saja antara Pulau Jawa dan Sumatera itu agar perjalanan pemudik semakin lancar.
Mengapa pemudik selalu pulang kampung ketika lebaran tiba? Mudik ternyata tidak hanya dikarenakan lebaran tiba akan tetapi ada alasan lain. Selain untuk bersilaturrahim bersama keluarga di kampung juga untuk berwisata dan mempergunakan waktu libur panjang ketika lebaran. Libur hari raya memang diagendakan oleh pemerintah. Setiap hari raya agama dijadikan hari libur nasional oleh pemerintah. Apalagi hari raya Idul Fitri selain menjadi libur nasional juga ada cuti hari raya yang tiap tahun berbeda jumlahnya. Tahun 2024 cuti hari raya berjumlah 4 hari sehingga menambah jumlah hari libur ketika hari raya Idul Fitri. Ketika mudik tiba, Jakarta sangat sepi sekali. Tidak ada lagi kemacetan, tidak ada lagi polusi udara dan Jakarta sangat lengang. Jakarta ditinggal oleh penduduknya yang mayoritas orang udik. Apakah tradisi mudik ini akan terus berlanjut ketika Jakarta sudah tidak menjadi ibu kota? Yang jelas tradisi mudik akan tetap berlanjut karena memang sudah tradisi masyarakat Indonesia walaupun Jakarta bukan lagi ibu kota. Kemungkinan para pemudik akan pulang ke Jawa kalau ibu kota pindah ke IKN di Kalimantan. Kalau pemudik pulang dari IKN ke Jawa maka mode angkutan udara dan laut sangat mendominasi.
Tradisi mudik sebenarnya diawali ketika kerajaan Majapahit. Tradisi mudik tidak dilatarbelakangi karena adanya hari raya akan tetapi tradisi mudik dikarenakan orang Majapahit pulang ke desa hanya untuk membersihkan makam orang tua atau kerabatnya setiap setahun sekali. Tradisi itu sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat kita apalagi sejak tahun 1970-an Jakarta menjadi kota yang menarik bagi para pekerja. Pekerja berduyun-duyun datang untuk mencari ekonomi di kota tersebut. Setiap setahun sekali yaitu waktu lebaran mereka pulang kampung untuk sungkem orang tua kalau orang tua masih hidup dan ziarah ke makam orang tua jika orang tua sudah meninggal. Selain itu juga bersilaturrahim dengan keluarga dan tetangga. Setiap mudik tiba jalanan di desa ramai dengan kendaraan para pemudik.
Sebenarnya perjalanan mudik sangatlah melelahkan apalagi jaraknya jauh. Selain itu kondisi badan dan kendaraan juga harus benar-benar fit karena waktu tempuh yang lama. Mudik lebih enak dan nyaman menggunakan moda transportasi kereta api atau bus karena pemudik tinggal duduk dan menunggu sampai tujuan. Apalagi sekarang pelayanan mudik dengan kereta api sangat memuaskan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kereta api tepat waktu dan tidak mengalami kemacetan dan fasilitas di dalam kereta api pun sangat bagus. Kekurangannya jalur kereta api hanya ada di daerah tertentu dan belum menjangkau seluruh daerah. Berbeda kalau memakai kendaraan pribadi selain harus sering ngecek kondisi kendaraan kelelahan pasti mendera para pemudik apalagi kalau ada kemacetan.
Selamat bermudik ria dan bertemu keluarga di rumah bagi para pemudik. Tetap hati-hati di jalan dan jaga kesehatan.