Masjid al-Ilham: Prototipe Masjid Ramah Lingkungan
Rabu, 11 September 2024 saya diundang oleh yayasan masjid al-Ilham untuk mengikuti acara penilaian masjid percontohan ramah lingkungan tingkat nasional. Undangan itu dikirim via WA oleh ketua yayasan KH. Umar Faruq malam hari sekitar pukul 10 malam. Beliau minta maaf karena undangannya mendadak karena pemberitahuan penilaian dari Kementerian Agama Pusat juga mendadak. Saya pun menjawab siap hadir. Sebelumnya saya sudah membaca berita bahwa masjid al-Ilham ini mewakili masjid percontohan provinsi Jawa Tengah untuk kategori masjid ramah lingkungan (eco friendly) di tingkat nasional di kanal nu online.
Masjid al-Ilham ini merupakan masjid jami Desa Bakalan Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Masjid ini termasuk masjid kuno. Fisik masjid seperti masjid-masjid lain di kawasan pedesaan. Desa Bakalan adalah salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Dukuhseti yang lokasinya di pinggir pantai. Mayoritas mata pencaharian warganya adalah nelayan.
Tim penilainya dipimpin langsung oleh Kasubdit (kepala sub direktorat) kemasjidan Kementerian Agama Pusat yaitu Akmal Salim Ruhana. Tamu undangan ternyata banyak sekali mulai dari forkompincam, perwakilan ormas dan seluruh takmir masjid al-Ilham. Ketua yayasan dalam sambutannya mengatakan bahwa masjid al-Ilham mempunyai inovasi ramah lingkungan yaitu mengumpulkan rongsokan dari masyarakat sekitar dan membuat tepung dari limbah kulit kerang. Untuk inovasi yang pertama sudah dilaksanakan sejak 2006 sementara inovasi yang kedua baru terpikirkan saat ikut lomba masjid percontohan ramah lingkungan tahun 2024 ini. Inovasi itu merupakan penjabaran dari visi masjid al-Ilham yaitu orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid. Walaupun orangnya di rumah akan tetapi hatinya selalu terkait dengan masjid. Orang bisa berkontribusi apapun kepada masjid walaupun orangnya tidak di masjid. Bahkan orang bisa berkontribusi dengan sampah ataupun limpah yang sudah tidak berguna bagi kebutuhan rumah tangga. Sampah dan limbah inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh pihak yayasan masjid al-Ilham menjadi barang yang berguna baik untuk masjid maupun untuk lingkungan masyarakat. Inovasi ramah lingkungan yang sangat diapresiasi adalah mengubah limbah kulit kerang menjadi tepung yang digunakan untuk makan unggas ayam petelur.
Selama ini kulit kerang sangat banyak di lingkungan masjid bahkan seluruh desa Bakalan karena mayoritas mata pencaharian warganya adalah nelayan. Kulit kerang menjadi problem tersendiri di lingkungan karena selama ini hanya di buang di pinggir sungai atau di lahan kosong. Kulit kerang pun menumpuk dan menimbulkan bau yang tidak sedap di lingkungan. Berangkat dari sinilah ada inisiatif untuk merubah kulit kerang menjadi tepung dengan cara di selep. Tepung hasil selepan kulit kerang itu diuji cobakan untuk makanan unggas ayam petelur.
Menurut peternak yang unggasnya sudah dikasih makan dengan memakai tepung kulit kerang ternyata hasil telurnya lebih baik dan cangkang telur lebih keras dan kuat.
Saya pun googling mencari informasi tentang tepung kulit kerang. Ternyata tepung kulit kerang ini belum banyak yang membuat dan masih langka. Ada beberapa penilitian tentang tepung kulit kerang untuk makanan ayam petelur dan makanan campuran lele. Dari beberapa penelitian itu didapatkan bahwa kulit kerang mengandung kalsium karbonat sangat tinggi yaitu 98%. Zat kalsium karbonat ini berfungsi untuk menguatkan tulang karena mengandung kalsium, magnesium dan zat besi. Selain untuk pakan ayam petelur dan lele tepung kulit kerang juga bisa untuk campuran pembuat karet dot sapi. Tepung kulit kerang juga bisa untuk campuran makanan sebagai pengganti tepung tradisional, membuat saus dan minuman.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa tepung kulit kerang sangat bermanfaat untuk membuat pakan ayam petelur. Ada peluang besar untuk membuat tepung kulit kerang secara besar-besaran. Bahan kulit kerang sangat berlimpah dan gratis.
Peternak ayam petelur saat ini hanya mengandalkan pakan jadi dari pabrik yang harganya sangat mahal sehingga tidak bisa mengembalikan modal usaha. Dengan adanya inovasi tepung kulit kerang untuk pakan ayam petelur ini peternak bisa memakai tepung ini tanpa harus beli pakan jadi dari pabrik.
Inovasi masjid al-Ilham ini perlu diapresiasi karena bisa mengubah limbah menjadi berkah. Berkah itupun tidak hanya bagi masjid akan tetapi bagi lingkungannya. Yang pasti tepung kulit kerang ini sangat ramah lingkungan (eco friendly). Kulit kerang yang menjadi masalah lingkungan menjadi berkah tersendiri setelah diolah menjadi tepung. Masjid al-Ilham benar-benar menjadi ilham bagi kita semua untuk selalu ramah dan peka terhadap lingkungan.
Sudah sepatutnya masjid tidak hanya sebagai pusat keagamaan akan tetapi juga sebagai pusat inovasi dan ekonomi umat. Inovasi yang sangat ramah lingkungan ini harus digetok tularkan kepada masjid lain terutama masjid yang ada di pesisir pantai sebagai solusi agar limbah kulit kerang menjadi berkah bagi lingkungan. Jangan sampai inovasi semacam ini diambil alih oleh pemodal besar.
Kegiatan anugerah atau lomba masjid percontohan ramah lingkungan memang sangat tepat untuk saat ini. Diperlukan anugerah-anugerah lain untuk masjid agar masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah saja.