SRABEH BOJONEGORO
Orang mungkin bertanya ketika mendengar kosakata asing itu. Srabeh atau srabi atau serabi adalah makanan yang terbuat dari tepung beras dan santan kelapa. Setelah diaduk rata dimasak dalam tungku yang terbuat dari tanah liat berbentuk bulat dengan cara dikucurkan ke tungku tersebut. Setelah matang makanan ini dihidangkan dengan menambah parutan kelapa atau dengan santan kelapa. Penjual srabeh adanya pagi hari mulai sebelum subuh sampai sekitar jam 8 pagi. Setiap pulang ke Bojonegoro pasti saya sempatkan untuk membeli makanan ini. Sejak kecil saya suka membeli makanan ini. Dulu ada tetangga penjual srabeh dan tiap pagi mayoritas warga membeli untuk dimakan sebagai ganti sarapan pagi. Saat itu hanya srabeh yang dijual tidak ada tambahan makanan lainnya. Setelah tetangga penjual srabeh tersebut meninggal tidak ada lagi penjual srabeh di daerah saya kemudian setiap ingin beli srabeh harus ke luar desa atau ke pasar krempyeng. Pasar kremyeng adalah pasar kecil yang hanya ada di waktu pagi dan lokasinya di pinggir jalan. Hanya ada satu penjual srabeh di pasar kremyeng itu. Pasar kremyeng itu dekat dengan rel kereta api. Warung penjual srabeh dekat dengan rel kereta api. Pasar ini sering membuat macet lalu lintas karena memang tempatnya di pinggir jalan. Seiring dengan penataan kota maka pasar kremyeng direlokasi ke pasar baru. Penjual srabeh tidak ikut peindah ke pasar baru akan tetapi pindah dekat dengan masjid.. Lokasinya pun di pinggir jalan.
Setelah sekian lama ternyata yang dijual tidak hanya srabeh akan tetapi juga ketan dan tempe goreng ditambah lagi kopi. Mungkin sudah ada srabi yang terkenal yaitu srabi Solo yang manis itu. Srabi Solo ini disajikan dalam bentuk gulungan dan rasanya manis. Teksturnya juga lembut. Berbeda dengan srabeh Bojonegoro. Srabeh Bojonegoro disajikan di piring kecil dan dikasih parutan kelapa atau santan kelapa. Kalau dibawa pulang dibungkus dengan daun pisang. Rasanya tidak manis dan juga tidak asin alias gurih. Kadang dalam penyajiannya ada sambal srabeh. Jangan dikira sambal srabeh seperti sambal pada umumnya. Sambal srabeh terbuat dari kacang tanah yang sudah dihaluskan dikasih bumbu. Rasanya tidak pedas akan tetapi agak sedikit asin. Srabeh enak dikonsumsi pagi hari sebagai ganti sarapan pagi.
Penjual srabeh ini pembelinya adalah orang yang mau berangkat kerja atau orang yang baru pulang dari jamaah subuh di masjid. Warung ini sangat ramai ketika pagi hari. Pembelinya pun antri. Harganya pun ramah di kantong. Sebungkus srabeh dihargai 3 ribu rupiah. Sebungkus terdiri ada 2 buah srabeh. Kalau sebungkus itu terdiri dari satu srabeh dan ketan harganya 4 ribu rupiah. Sayang srabeh Bojonegoro ini tidak tahan lama. Srabeh ini harus dikonsumsi saat itu juga. Misal beli pagi hari saat itu juga harus habis karena kalau dikonsumsi siang hari akan basi. Mungkin di daerah lain ada juga makanan srabeh akan tetapi rasanya mungkin berbeda. Hanya bahan pembuatannya saja yang sama. Rasa, cara penyajian dan ketahanannya bisa berbeda satu daerah dengan daerah lain.