Muharram 1447 H
Tidak terasa satu tahun berlalu begitu saja dalam penanggalan hijriyah. Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam penanggalan kalender Hijriyah. Kalender hijriyah didasarkan pada perputaran bulan (lunar). Kalender hijriyah di awali bulan Muharram. Jumlah bulan kalender hijriyah ada 12 bulan dengan bilangan satu bulan terdiri dari 28 atau 29 hari.
Dalam menentukan awal bulan hijriyah ada dua metode yaitu metode hisab dan metode rukyah. Metode ini sebenarnya tidak saling bertentangan karena saling melengkapi. Memang ada perbedaan dua metode tersebut akan tetapi tidak begitu signifikan. Perbedaan yang mencolok adalah kriteria yang dipakai dalam menentukan awal bulan hijriyah. Paling tidak ada 3 kriteria untuk menentukan awal bulan hijriyah yaitu:
Wujudul Hilal yaitu awal bulan hijriyah ditentukan berdasarkan wujudnya hilal atau hilal sudah nampak walaupun tidak bisa dilihat oleh mata kepala atau teleskop.
Miladul Hilal yaitu awal bulan hijriyah ditentukan berdasarkan hilal sudah nampak dan bisa dirukyah.
Imkanur Rukyah yaitu awal bulan hijriyah ditentukan berdasarkan hilal memenuhi kriteria dirukyah.
Untuk awal bulan Muharram 1447 H ini secara hisab hilal dibawah ufuk untuk wilayah Indonesia. Adapun data hisab akhir Dzulhijjah 1446 H markaz Kabupaten Pati sebagai berikut:
Ijtimak atau Konjungsi : Rabu, 25 Juni 2025 Pukul: 17:31:26 WIB
Azimut matahari = 23o21’ 51” BU atau 293o 21’ 51” UTSB
Azimut bulan = 28o14’ 47” BU atau 298o 14’ 47” UTSB
Beda A – A = 04o 52’ 55”
Tinggi hilal hakiki = -
Tinggi hilal mar’i = -01o 52’ 41.7”
Lama hilal di atas ufuk = DI BAWAH UFUK
Elongasi = 04o 53’ 46”
Matahari terbenam = 17 : 33 : 40 WIB
Bulan terbenam = 17 : 26 : 09 WIB
Berdasarkan data di atas jelas bahwa posisi hilal masih dibawah ufuk. Pakai alat apapun hilal tetap tidak bisa dilihat. Jika ada perukyat yang bersaksi bahwa dia melihat hilal maka persaksiannya harus ditolak. Awal bulan Muharram 1447 H bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1447 H dengan cara istikmal yaitu menggenapkan bilangan bulan Dzulhijjah 1446 H menjadi 30 hari.
Apakah ada perbedaan dalam penentuan awal bulan Muharram 144 H ini?
Kemungkinan itu ada walaupun secara hisab semua metode hisab hasilnya sama yaitu hilal masih dibawah ufuk. Perbedaannya antara madzhab lokal dan madzhab global. Madzhab lokal didasarkan pada kondisi lokalitas masing-masing negara. Jika satu negara hasil hisabnya menyatakan bahwa hilal di bawah ufuk maka satu negara tersebut jelas tidak bisa melihat hilal maka awal bulan Muharram 1447 H diundur sehari. Sementara madzhab global mengikuti kondisi global walaupun kondisi global tidak sesuai dengan kondisi lokal. Jika salah satu negara di dunia ada yang melihat hilal maka seluruh dunia harus mengawali bulan Muharram 1447 H saat itu juga. Bisa jadi hilal terlihat di Afrika yang perbedaan waktunya dengan Indonesia 5 jam maka saat itu seluruh dunia harus memasuki bulan Muharram 1447 H walaupun kondisi di negara tersebut hilal masih dibawah ufuk. Perbedaan waktu tidak dijadikan alasan untuk memulai awal bulan hijriyah. Jika di Afrika bisa melihat hilal pukul 17:30 waktu Afrika sementara di Indonesia Barat sudah pukul 21:30 WIB maka Indonesia Barat harus mengikuti negara Afrika tersebut. Artinya setelah pukul 21:30 WIB ditetapkan sebagai awal bulan Muharram 1447 H. Memang tidak ada patokan yang jelas seperti dalam kalender Masehi dimana ada Internasional Date Line untuk memulai hari dalam kalender Masehi.
Metode global tersebut dinamakan Kalender Hijriyah Global Tunggal. Kalau kejadiannya seperti diatas maka umat Islam di negara yang terletak di timur negara Afrika menjadi ribet karena awal bulan bisa terjadi kapan saja berdasarkan negara mana yang melihat hilal. Bisa jadi awal bulan terjadi pukul 2 malam. Misal awal bulan pukul 02 malam dini hari ketika bulan Ramadhan maka pukul 3 malam harus sudah memulai sahur dan pelaksanaan tarawih pun menjadi ribet. Bisa jadi awal bulan pukul 4 pagi menjelang subuh terus kapan sahurnya. Belum lagi kalau bulan Syawal. Kalau kejadiannya seperti di atas pelaksanaan takbiran pun harus dini hari. Masalah-masalah seperti ini yang belum terpikirkan oleh pengikut KHGT.
Semoga semakin cerdas umat semakin butuh persatuan dan menanggalkan ego masing-masing.
Selamat Tahun Baru Hijriyah 1447 H