Praktek Manasik Haji
Salah satu materi bimbingan manasik haji 1445 H/2024 M adalah praktek manasik haji. Dalam materi praktek manasik haji ini semua jemaah calon haji diajak untuk praktek melakukan prosesi haji dari awal pelaksanaan haji sampai proses haji berakhir. Sebenarnya haji itu hanya membutuhkan waktu 5 hari saja. Semua jemaah haji dari Indonesia yang masuk gelombang dua harus melakukan haji tamatu yaitu melakukan umroh dulu haji kemudian. Dalam praktek manasik haji ternyata masih banyak jemaah calon haji yang memang belum paham tentang prosesi haji. Buktinya banyak yang masih bertanya tentang tata cara thowaf, sholat sunah dua rakaat setelah thowaf, sa'i, tahallul dan lain sebagainya.
Kebetulan saya mengisi materi praktek manasik haji. Seharusnya dalam materi praktek ini tinggal mempraktekkan semua teori yang sudah diberikan oleh pemateri sebelumnya. Bimbingan manasik haji tingkat kecamatan ini dilakukan oleh negara dalam hal ini Kantor Urusan Agama. Sebagian besar jemaah calon haji sudah mengikuti bimbingan di kelompok bimbingan ibadah haji dan umroh. Saya berpikir bahwa jemaah calon haji sudah begitu paham dengan praktek manasik haji. Akan tetapi faktanya kemarin masih banyak yang belum paham terkait tata cara thowaf, sholat sunat dua rakaat setelah thowaf, lempar jumroh dan tahallul. Panitia seharusnya mempersiapkan tempat di lapangan luas dalam praktek manasik haji biar jemaah calon haji benar-benar paham terkait proses pelaksanaan ibadah haji.
Ada sebuah pertanyaan yang sebenarnya agak membagongkan di mana ada salah satu jemaah calon haji yang memang kategori lansia bertanya bagaimana tata cara sholat sunat dua rakaat setelah thowaf. Dari pertanyaan ini saya berasumsi bahwa memang orang ini belum pernah mengikuti bimbingan kelompok ibadah haji atau umroh dan belum pernah membaca tentang tata cara ibadah haji. Saya yakin orang ini belum paham terhadap materi tentang manasik haji yang sudah disampaikan sebelumnya. Sebagai pemateri saya balik bertanya kepada si penanya menurutnya bagaimana sholat dua rokaat setelah thowaf? Jawabannya sangat jauh dari perkiraan saya. Menurut jemaah yang sudah sepuh ini sholat dua rokaat setelah thowaf itu seperti sholat jenazah. Dalam hati saya langsung mak deg begitu karena tidak menyangka kalau jawabannya seperti itu. Mungkin jemaah ini baru ikut bimbingan hari ini saja dan tidak ikut materi sebelumnya atau dia ikut akan tetapi tidak paham atau belum paham dengan apa yang sudah disampaikan oleh pemateri sebelumnya. Bahkan niat sholatnya pun banyak yang belum tahu. Asumsi saya selama ini salah. Asumsi saya bahwa seluruh jemaah sudah paham dengan materi sebelumnya dan tinggal praktek saja. Setelah mendapat pertanyaan seperti itu saya pun menjelaskan dan mempraktekkan semua tahapan dalam ibadah haji. Mulai dari praktek thowaf sampai tahallul.
Memang agak susah memahamkan semua peserta bimbingan manasik haji yang latar belakangnya berbeda-beda. Apalagi mayoritas sudah berusia lanjut dan daya tangkap mereka terhadap materi bimbingan manasik juga terbatas. Latar belakang peserta bimbingan manasik haji beraneka ragam mulai latar belakang pendidikan, ekonomi, sosial, berbeda semua. Dari segi pendidikan ada lulusan S1, SLTA, SLTP, SD bahkan ada yang tidak sekolah. Dari segi pekerjaan ada guru, swasta, petani, pensiunan dan lain sebagainya. Inilah tantangan bagi kementerian agama dalam bimbingan manasik haji. Bimbingan manasik haji akan sukses dan berhasil jika bisa memahamkan semua peserta terkait pelaksanaan haji. Usaha itu tidak mudah karena membutuhkan teknik dan taktik agar peserta bimbingan manasik haji yang berbeda latar belakang tersebut bisa paham. Bayangkan seorang pemateri harus mempunyai teknik dan taktik agar bisa memahamkan peserta manasik haji yang berlatar belakang pendidikan tidak sekolah. Teknik dan taktik ini berbeda ketika harus menghadapi peserta manasik haji yang berlatar belakang S1. Memang 6 hari serasa tidak cukup untuk memberikan bimbingan manasik haji dengan kondisi latar belakang peserta yang berbeda-beda.
Ke depan harus dicari formula bimbingan manasik haji yang tepat bagi peserta manasik haji yang berlatar belakang berbeda-beda ini. Harus ada evaluasi menyeluruh terkait pelaksanaan bimbingan manasik haji yang sudah menjadi kegiatan tahunan Kementerian Agama.