Suriah di bawah Israil
Judul di atas memang sangat provokatif akan tetapi bagaimana menggambarkan kondisi negara Suriah saat ini kecuali dengan ungkapan kalimat tersebut. Negara Suriah sekarang penuh ketidakpastian. Pemerintahan transisi yang dibentuk oleh oposisi yang menguasai Damaskus dan menggulingkan rezim Basyar al-Assad masih saling rebut posisi pemerintahan. Mohamed al-Bashir ditunjuk untuk menjadi perdana menteri pemerintahan transisi sampai terpilihnya presiden secara definitif. Entah sampai kapan pemilihan presiden definitif tersebut belum jelas. Yang jelas Suriah sekarang berada dibawah bayang-bayang Israil -negera zionis Yahudi- yang semakin hari semakin intens melakukan serangan ke wilayah Suriah.
Dalam sebuah wawancara oleh salah satu portal berita Barat dengan mantan agen Mossad Israil, Mordechai Kedar mengatakan bahwa tokoh-tokoh senior HTS -oposisi Suriah yang menggulingkan presiden Basyar al-Assad- berhubungan erat dengan dirinya dan mereka adalah teman baik Israil dan mereka harus didukung. HTS berencana membuka kedutaan besar Israil di Damaskus dan Beirut dan membuka kedutaan besar Suriah di Yerusalem. Israil adalah solusi bagi mereka dan bukan masalah.
Ternyata benar ketika HTS menguasai Damaskus maka saat itu juga Israil menyerang dan menguasai dataran tinggi Golan dan masuk lebih dalam ke wilayah Suriah yang ditinggalkan oleh tentara Suriah. Israil membuat buffer zone atau zona penyangga untuk mengamankan wilayahnya dari serangan Hizbullah. Posisi Israil sekarang hanya 45 km dari Damaskus. Artinya wilayah Suriah selatan sudah dikuasai oleh Israil. Selain itu Israil juga menyerang kantor intelejen dan markas angkatan bersenjata Suriah alasannya untuk melemahkan tentara Suriah. Israil juga menyerang pangkalan angkatan udara Suriah. Praktis kekuatan tentara Suriah melemah dan peralatan militernya hancur.
Bagaimana dengan HTS yang telah menguasai Suriah dan membuat pemerintahan transisi? HTS hanya diam dan bahkan dalam pernyataannya Mohammad al-Golani -pimpinan HTS- mengatakan bahwa Suriah tidak akan berperang dengan siapapun termasuk dengan Israil. Bagi HTS ancaman terbesar adalah Hizbullah dan Iran. Pernyataan ini menunjukkan bahwa memang benar bahwa HTS adalah kaki tangan Israil dan Amerika untuk melawan Iran. Slogan pembebasan masjidil Aqsa hanyalah slogan belaka. Tidak mungkin HTS akan menyerang Israil dan membebaskan masjidil Aqsa. Tidak mungkin Suriah baru akan membela dan mendukung Palestina.
Masyarakat muslim dibohong oleh HTS. Lagi-lagi umat Islam kena prank HTS. Suriah baru akan menjadi antek atau boneka Amerika, Israil dan NATO. Permainan negara neo kolonial tersebut sangat kentara sekali. Sebenarnya permainan tersebut sudah bisa ditebak. Negara neo kolonial semacam AS, NATO hanya memindahkan perang dari Ukraina ke Timur Tengah. Dalam palagan Ukraina AS dan NATO kalah telak oleh Rusia. Sementara sekutu Rusia di Timur Tengah selain Iran adalah Suriah. Iran terlalu kuat untuk dilawan. Suriah adalah pilihan rasional untuk digulingkan. Rusia yang mendukung penuh pemerintah Basyar al-Assad bahkan mendirikan pangkalan militer di Suriah tidak bisa berbuat banyak. Rusia harus takluk dan mengemasi peralatan militer dari Suriah. Suriah adalah bukti Rusia bertekuk lutut terhadap permainan AS dan NATO. Suriah adalah pembalasan AS dan NATO terhadap Rusia yang memenangkan perang di Ukraina.
Bagaimana wajah Suriah baru yang akan datang. Kita belum bisa memprediksi pemerintahan Suriah yang akan datang. Apakah akan berbentuk Republik, Emir atau kerajaan? Masih belum diputuskan. Suriah baru tidak akan bisa berbuat banyak karena pimpinan mereka adalah boneka dari negara neo kolonial. Suriah baru akan tunduk pada agenda AS dan NATO. Lihatlah dalam 10 tahun yang akan datang Suriah baru belum tentu bisa damai bahkan bisa menjadi negara gagal seperti Irak dan Libya yang dirundung masalah sampai sekarang.
Agenda Suriah baru adalah mendamaikan berbagai macam friksi dalam oposisi tersebut. Langkah ini membutuhkan waktu lama. Dalam waktu 5 tahun belum tentu bisa terselesaikan. Konsolidasi pemerintahan membutuhkan waktu lama. Di lain pihak kondisi Timur Tengah terus membara dengan pertikaian antara Israil vs Iran. Belum lagi genosida Israil terhadap Palestina. Dengan jatuhnya Basyar al-Assad maka langkah Israil mewujudkan Israil raya semakin terbuka lebar. Hanya Iran yang menjadi batu sandungan keinginan Israil ini. Iran akan dikepung oleh AS, NATO Israil dan negara Arab sendiri. Negara para mullah ini harus siap seperti Rusia yang digang bang oleh negara neo kolonial AS dan NATO.
Setelah Suriah giliran Iran yang akan dimainkan oleh AS dan NATO. Semoga Iran bisa menghadapi permainan negara neo kolonial ini. Di dunia ini tidak ada negara yang menentang negara neo-kolonial kecuali Rusia, Tiongkok, Korea Utara dan Iran. Kalau Iran hancur giliran Korea Utara. Kalau Korea Utara jatuh giliran Tiongkok. Begitulah mungkin skenario negara neo kolonial untuk menguasai dunia ini.