Bantu Kawan
Sudah lima hari saya tidak membuat tulisan mulai akhir tahun 2023 yaitu tanggal 30 Desember 2023 sampai hari Rabu, 03 Januari 2024. Rutin menulis ternyata membutuhkan effort yang luar biasa. Sebenarnya saya mau berikrar terhadap diri saya sendiri untuk membuat tulisan setiap hari. Akan tetapi membuat tulisan setiap hari itu membutuhkan persiapan yang sangat matang. Mulai mempersiapkan tema, waktu, dan mood yang baik untuk menulis. Tema tidak setiap hari muncul dalam benak dan pikiran. Belum lagi mood atau kondisi psikologis yang kadang siap kadang tidak. Menulis memang membutuhkan perhatian ekstra walaupun itu hanya berupa reportase. Sebagai abdi negara yang selalu melayani masyarakat tanpa pandang waktu, kesempatan untuk menulis sangatlah sedikit. Mungkin di waktu senggang ketika tidak ada layanan atau belum jam pelayanan itulah saya menyempatkan diri untuk menulis.
Akhir tahun 2023 sebenarnya ada waktu luang karena tidak ada layanan menghadiri dan mengawasi akad nikah. Tanggal 31 Desember 2023 sebenarnya sudah saya rencanakan untuk libur bersama keluarga atau kalau tidak tanggal 01 Januari 2024 karena tanggal 30 Desember 2023 masih ada layanan akad nikah. Ternyata tanggal 31 Desember 2023 yang sebenarnya hanya ada 1 pengawasan akad nikah ada kawan yang minta untuk dibantu menghadiri dan mengawasi peristiwa akad nikah dikarenakan kawan tadi ada acara keluarga. Maklum sebagai petugas pencatat nikah pada bulan jumadil akhir sampai nanti ruwah atau Sya'ban peristiwa nikah lumayan banyak karena tradisi dan adat orang Jawa melaksanakan akad nikah di bulan tersebut. Ada 2 bulan lagi yang nanti pelayanan akad nikah selama sebulan tidak pernah berhenti bahkan dalam sehari bisa 18 peristiwa akad nikah yaitu bulan Syawal dan Dzulhijjah atau bulan besar. Sementara petugasnya sangat kurang bagaimana tidak kurang? Bayangkan untuk melayani satu wilayah kecamatan hanya ada 1 petugas padahal secara aturan jika jumlah peristiwa nikah dalam wilayah kecamatan itu mencapai 500 per tahun maka minimal harus ada 3 petugas. Kekurangan petugas itu dikarenakan ada rasionalisasi dan moratorium pengangkatan PNS penghulu. Dalam statistik kebutuhan penghulu se-Indonesia ada kekurangan penghulu sejumlah 7 ribu. Kebutuhan penghulu se-Indonesia sekitar 16 ribuan penghulu sementara penghulu yang ada sekitar 9 ribu. Inilah yang membuat beban kerja penghulu semakin berat. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh 3 petugas harus dilakukan oleh 1 petugas.
Kembali ke pelayanan pengawasan akad nikah di akhir tahun. Masyarakat Jawa tidak memandang hari pelaksanaan nikah itu apakah hari libur atau hari aktif. Waktu pelaksanaan akad nikah sudah ditentukan oleh dukun pencari waktu terbaik untuk akad nikah. Biasanya waktu pelaksanaan akad nikah ditentukan mulai hari, tanggal dan jamnya. Kalau sudah seperti ini petugas tidak bisa menolak walaupun sebenarnya ada aturan bahwa petugas dapat mengijinkan atau tidak pelaksanaan akad nikah tersebut. Akan tetapi di masa sekarang ini jika menolak kehendak nikah masyarakat maka akan dilaporkan kepada atasan atau istilahnya dumas (aduan masyarakat). Kalau lagi apes petugas bisa dilaporkan oleh NGO yang sok jadi pahlawan. Kalau sudah ada dumas, atasan akan memanggil petugas tersebut. Dalam pemanggilan tersebut pasti akan ditanya argumentasi kenapa menolak pendaftaran kehendak nikah masyarakat. Petugas pun tidak bodoh karena sudah dibekali dengan aturan yang ada. Cuman atasan saja yang tidak tahu adanya aturan tersebut apalagi kalau atasan takut adanya dumas yang bikin cemar institusi di masyarakat. Seharusnya atasan tahu kondisi bawahan di masyarakat. Bayangkan 1 petugas harus melayani satu kecamatan dimana pelaksanaan akad nikah tidak mengenal hari libur bahkan malam hari pun harus dilaksanakan. Hari Ahad, 31 Desember 2023 ternyata harus tetap melayani masyarakat. Senin-Jum'at sudah masuk kantor, Sabtu dan Ahad ternyata tetap harus melayani masyarakat. Terpaksa rencana liburan akhir tahun tidak jadi dilaksanakan karena harus melayani masyarakat. Awal tahun 2024 juga tidak bisa liburan bersama keluarga karena ada pelayanan juga. Walhasil liburan akhir dan awal tahun tetap melayani masyarakat. Kapan liburnya? Begitulah anak-anak bertanya dengan nada agak marah. Beginilah kondisi sebagai abdi negara yang tidak mengenal hari libur. Beda dengan abdi negara selain penghulu seperti guru. Ketika libur sekolah mereka juga ikut libur. Ketika libur panjang mereka juga ikut libur. Abdi negara lainnya juga begitu ketika hari libur mereka tetap libur. Inilah nasib abdi negara penghulu yang tidak mengenal hari libur. Kondisi apapun dan dalam keadaan apapun harus tetap melayani masyarakat sementara perlakuan negara sama dengan abdi negara lainnya. Walaupun kondisi seperti itu saya tetap terima dengan sangat senang sekali karena apa? Pekerjaan melayani masyarakat untuk pengawasan akad nikah sangat menyenangkan masyarakat. Menyenangkan masyarakat dan bikin puas masyarakat adalah sebuah pekerjaan yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Rasa lelah hilang begitu melihat masyarakat senang dan puas atas pelayanan kami. Walaupun para atasan kita di sana riang gembira liburan bersama keluarga. Kegembiraan kami para penghulu adalah ketika melihat masyarakat terlayani dengan baik dan masyarakat puas atas pelayanan kami.
Semoga ke depan ada regulasi yang hanya melaksanakan akad nikah di hari dan jam kerja sehingga kami para penghulu bisa menikmati liburan bersama keluarga seperti abdi negara lainnya. Selamat Tahun baru 2024 dan selamat Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-78.