FKM
FKM adalah singkatan dari Forum Komunikasi Modin. Modin adalah salah satu nama perangkat desa yang ada sejak zaman dahulu di negara ini khususnya di pulau Jawa. Istilah modin tidak dikenal di luar pulau Jawa. Modin berasal dari kata imamuddin yang mempunyai arti pemimpin agama. Tidak begitu jelas siapakah yang pertama kali mencetuskan istilah imamuddin tersebut akan tetapi ada sebuah buku kecil seperti buku panduan yang diberi judul imamuddin karangan salah satu ulama legendaris dari pantura yaitu K. H. Bisyri Mustofa. KH. Bisyri Mustofa adalah ayah dari ulama kharismatik KH. Mustofa Bisri salah satu dari pengurus syuriah PBNU saat ini sekaligus seorang budayawan. Tidak diketahui siapa pencetus asal mula kata imamuddin ini menandakan bahwa memang tidak perlu mencari tahu siapa pencetus kosakata imamuddin yang perannya begitu sentral di masyarakat ini. Mungkin pencetus kata imamuddin adalah sang Kyai Bisyri itu sendiri. Kitab imamuddin sendiri berisi tentang panduan khusus kepada pemimpin agama di desa untuk melayani umat yang beragama Islam. Buku itu berisi bagaimana menangani orang meninggal mulai dari detik-detik mau meninggal sampai penguburannya, talqin, cara menikahkan, doa nikah, khutbah nikah dan lain sebagainya. Buku Imamuddin ini berbahasa Arab pegon yaitu huruf Arab akan tetapi digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa. Bahasa Arab Pegon hanya dikenal di kalangan pesantren karena memang awal mula munculnya bahasa ini tidak dapat dipisahkan dengan pesantren. Bahasa Arab Pegon pertama kali digunakan oleh Sunan Ampel atau Raden Rahmat sekitar tahun 1400. Memang ada perbedaan pendapat di kalangan peneliti terkait kemunculan bahasa Arab Pegon ini. Ada yang mengatakan kemunculannya digagas oleh Raden Rahmat (Sunan Ampel) pada tahun 1400, ada yang mengatakan kemunculannya pada abad ke-18 berdasarkan karya dari KH. Ahmad Rifai dan KH. Soleh Darat dan ada yang mengatakan bahwa kemunculan bahasa Arab Pegon digagas oleh Sunan Gunung Jati. Entah yang benar yang mana yang jelas fakta menunjukkan batu nisan Fatimah binti Maimun yang ada di Leran Gresik Jawa Timur tertulis angka 1082 dalam bahasa Arab Pegon.
Kembali ke Forum Komunikasi Modin. Forum ini merupakan wadah silaturrahim antar modin atau lebay se-Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Forum ini dibentuk untuk menjembatani hubungan antar sesama modin dan pegawai KUA. Dulu modin atau Pembantu Pegawai Pencatat Nikah adalah bawahan langsung dari Pegawai Pencatat Nikah (PPN) walaupun tidak termasuk pegawai negeri sipil. PPPN diberi surat keputusan atau SK langsung dari Departemen Agama -sekarang Kementerian Agama-. Masyarakat desa tidak mengenal PPPN. Yang dikenal adalah modin. Modin merupakan perangkat desa yang paling sibuk di masyarakat karena melayani semua hajat masyarakat dari mulai lahir sampai meninggal. Peran modin sangat sentral di masyarakat karena dipandang sebagai pemimpin di bidang agama. Semua masalah agama di desa tertumpu pada modin. Walaupun sekarang istilah modin sudah diganti dengan seksi pelayanan tetap saja masyarakat memakai istilah modin. FKM mempunyai program pertemuan rutin tiap sebulan sekali yaitu tiap tanggal 11 bulan hijriyah. Akan tetapi program pertemuan bulanan ini tidak selalu dilaksanakan tiap bulan tergantung kesanggupan dari giliran yang ditempati. Mengapa dipilih tanggal 11 tiap bulan hijriyah? Tanggal 11 bulan Hijriyah merupakan tabarukan terhadap raja para wali yaitu Syekh Abdul Qodir al-Jailani yang meninggal pada tanggal 11 Rabiul Akhir 561 Hijriyah. Memang wali qutub Syekh Abdul Qadir al-Jailani sangat dikeramatkan oleh masyarakat muslim Jawa. Bahkan tiap tanggal 11 bulan hijriyah selalu diperingati dengan membaca biografi raja para wali ini dengan sebutan manaqiban. Manaqiban sendiri berasal dari kata manaqib yang artinya adalah biografi perjalanan wali qutub ini. Acara pertemuan FKM selalu diawali dengan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani ini dimaksudkan untuk mendapatkan keberkahan dari wali ini. Ada yang mengatakan pembacaan manaqib syekh Abdul Qadir al-Jailani ini merupakan salah satu tawassul (perantara) kepada Allah SWT. Seperti orang Uzbekistan jika mempunyai hajat atau kepentingan selalu membaca kitab Bukhori sampai selesai sebagai bentuk tawassul dan tabarukan kepada pengarang kitab yaitu Imam Bukhori. Setelah selesai pembacaan manaqib dilanjut pembacaan tahlil. Setelah pembacaan tahlil langsung dilanjutkan dengan acara sambutan. Sambutan pertama dari shohibul bait yang ditempati acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua FKM. Sambutan terakhir adalah kepala KUA sebagai salah satu bentuk pengarahan sekaligus pengisi acara dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan seperti ini sangat positif bagi semua anggota. Pertama dalam pertemuan tersebut banyak informasi yang disampaikan kepada mbah modin terkait layanan terhadap masyarakat walaupun sekarang posisi mbah modin tidak seperti dulu di mana langsung berada di bawah PPN. Kedua, pertemuan tersebut merupakan ajang saling berbagi informasi dalam melayani masyarakat. Tidak hanya berbagi informasi pelayanan masyarakat akan tetapi juga keluh kesah dan tantangan dalam melayani masyarakat yang semakin komplek masalahnya. Ketiga, pertemuan tersebut menjadi jembatan penyampaian informasi dari KUA kepada masyarakat.
Dalam pertemuan tersebut selalu dilakukan secara interaktif dimana selalu dibuka forum tanya jawab. Forum tanya jawab tersebut merupakan salah satu forum untuk menjawab semua masalah yang ada dalam masyarakat. Pertanyaannya pun tidak dibatasi hanya masalah agama saja akan tetapi juga masalah administrasi dan lain sebagainya. Memang tujuan dan diadaannya pertemuan tersebut selain untuk silaturahim juga untuk mencari solusi permasalah yang muncul dalam masyarakat. Bagi orang atasan pertemuan seperti FKM tidak penting karena tidak ada kaitannya dengan kepentingan mereka. Bagi pegawai yang langsung berhadapan dengan masyarakat, pertemuan FKM sangat penting karena bisa menjadi corong untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Benar sekarang sudah jaman teknologi di mana semua orang sudah punya HP akan tetapi tidak semua masyarakat membuka HP untuk mencari informasi yang diperlukan. Kebanyakan masyarakat menggunakan HP hanya untuk komunikasi bukan mencari informasi. HP bagi anak-anak dan remaja untuk main game online atau lihat konten media sosial yang menghibur saja bukan untuk mencari informasi. Ajang pertemuan yang interaktif inilah yang diperlukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Tidak lupa diakhir pertemuan pasti ada makan bersama yang sudah menjadi kebiasaan dalam pertemuaan. Pertemuan ini sebenarnya dikemas dalam bentuk arisan. Arisan hanya sebagai perekat agar semua anggota datang dalam pertemuan. Inti pertemuan adalah silaturrahim.
Demikian sekilas tentang Forum Komunikasi Modin se-Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati.