Alasdowo
Alasdowo adalah salah satu desa yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Bisa dikatakan bahwa Desa Alasdowo merupakan ibu kota kecamatan Dukuhseti karena semua perkantoran pemerintah tingkat kecamatan ada di desa ini. Padahal ada nama desa Dukuhseti sendiri yang mengacu pada nama kecamatan. Alasdowo menjadi desa yang teramai di seluruh wilayah kecamatan Dukuhseti. Semua kantor tingkat kecamatan ada di desa ini. Kantor kecamatan, Puskesmas, Mapolsek, Koramil, KUA, Dinas pendidikan, BRI tingkat Kecamatan dan lain sebagainya ada di desa ini.
Desa Alasdowo terdiri dari tiga dukuhan yaitu Krajan, Sekrangkong dan Randu mulyo. Ada 31 rukun tetangga dan 4 rukun warga. Jumlah penduduknya sekitar 6.778 jiwa tahun 2023. Mayoritas memeluk agama Islam. Mata pencaharian penduduk adalah petani, petambak, nelayan, peternak, buruh tani dan lain sebagainya. Batas desa Alasdowo sebelah Selatan adalah Desa Ngagel dan Kenanti. Batas sebelah timur Laut Jawa. Batas sebelah Utara Desa Banyutowo dan Dukuhseti. Batas sebelah Barat adalah Ngagel dan Grogolan. Sebagai desa pinggir pantai, Alasdowo juga mempunyai tempat pelelangan ikan. Tempat pelelangan ikan ini sangat ramai ketika nelayan pulang dari laut. Walaupun mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, tempat ibadah selain Islam juga ada di desa ini. Fasilitas tempat ibadah tercatat ada 3 masjid, 27 musholla dan 2 gereja. Penduduk desa Alasdowo sangat damai. Jalan antar desa sudah beraspal dan sebagian sudah ada penerangan jalan. Fasilitas pendidikan juga tersedia lengkap baik formal maupun non formal. Pendidikan formal mulai tingkat pra TK sampai tingkat SLTA. Pendidikan non formal mulai TPQ, Diniyah dan pondok pesantren ada di desa ini. Ada sekitar 27 majlis taklim di desa ini. Artinya hampir tiap rukun tetangga ada majlis taklimnya.
Awal mula nama desa Alasdowo tidak terlepas dari seorang tokoh yang bernama Ki Jogo Rekso. Ki Jogo Rekso menurut cerita penduduk setempat adalah pelarian ketika masa perang Indonesia Belanda. Kemudian tiba di daerah ini dan membuka perkampungan dengan cara membabat hutan. Setelah hutan dibabat dan dijadikan perkampungan maka dinamakan Alasdowo karena dulu alasnya (hutan) dowo (panjang). Memang dulu daerah Alasdowo ini adalah hutan yang panjang. Alasdowo juga mempunyai pasar desa akan tetapi tidak begitu ramai karena kalah dengan pasar desa Ngagel. Pasar desa Alasdowo hanya ramai ketika pasaran. Nama pasar dahulu diambil dari istilah pasaran dalam bahasa Jawa. Dalam penanggalan Jawa ada istilah hari dan pasaran. Hari berjumlah 7 dan pasaran berjumlah 5. Nama pasar diambil dari isitilah pasaran yang jumlahnya 5 itu yaitu legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Jadi pasar itu akan ramai (bertemunya penjual dan pembeli) ketika pasaran yang dimaksud. Ada pasar yang ramai ketika pasaran legi maka dinamakan pasar legi. Ada pasar yang ramai ketika pasaran kliwon maka dinamakan pasar kliwon dan seterusnya. Itulah awal mula dinamakan pasar. Konsep pasar sekarang sudah berubah walaupun masih ada yang mempertahankan akan tetapi hanya mempertahankan harinya saja. Misal pasar Alasdowo yang hanya ramai pada hari Ahad atau Minggu. Tiap hari Ahad pasar Alasdowo pasti ramai karena memang pasarannya hari Ahad.
Desa Alasdowo dibelah oleh jalan raya Tayu-Puncel. Jadi ada Alasdowo Timur dan Alasdowo Barat. Alasdowo Timur lebih dekat dengan laut Jawa sehingga sumber airnya payau. Mayoritas penduduk Alasdowo timur membeli air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Sementara Alasdowo Barat sumber airnya tawar karena jauh dari laut Jawa. Bagian alasdowo timur ada makam yang dianggap keramat oleh penduduk desa yaitu Ki Jogo Rekso, Sayyid Abdurrohman atau Ki Rowongso dan Mbah Bolo. Wajar jika ada makam sayyid di Alasdowo bagian timur karena dekat dengan Laut Jawa. Sepanjang pinggir pantai utara Laut Jawa ada makam sayyid yaitu keturunan Nabi Muhammad SAW karena dahulu ada ekspedisi untuk menyebarkan ajaran Islam ke Nusantara. Ekspedisi penyebaran Islam ke Nusantara sudah ada sejak abad ke-7 Masehi. Ekspedisi itu diteruskan sampai dinasti Turki Usmani. Mungkin itulah banyak makam penyebar Islam di pantai utara pulau Jawa. Itulah sekelumit tentang Desa Alasdowo yang merupakan ibukota Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati.