Pengemudi Ojol itu
Sekitar pukul 04: 00 WIB, saya membuka aplikasi Whatapps karena sudah menjadi kebiasaan setelah sholat malam selesai saya membuka hp untuk mengetahui berita terbaru dan membaca buku pdf dan ternyata ada postingan di salah satu group lengkap dengan video dan gambar seorang pengunjuk rasa terlindas kendaraan taktis polisi dalam aksi demonstrasi kemarin. Saya lihat postingannya sekitar pukul 22.30 WIB artinya nyaris tengah malam. Jam segitu saya sudah istirahat.
Video itu saya putar berulang-ulang, ngeri, mengerikan, sangat mengerikan sekali. Sebenarnya saya tidak tega melihat kejadian tersebut. Bayangkan ketika polisi membubarkan massa menggunakan rantis yang kecepatannya luar biasa. Otomatis massa semburat melarikan diri kemana pun asal selamat. Saat itulah ada peserta aksi yang tertabrak rantis tersebut. Bukannya rantis berhenti akan tetapi tetap saja jalan sampai peserta aksi itu terlindas roda depan. Ada peserta aksi lain yang menyerang rantis tersebut yang kemungkinan agar polisi menghentikan rantis itu karena ada jasad dibawah roda depan rantis itu akan tetapi polisi bukannya menghentikan malah tetap bergerak akhirnya terlindas roda depan maupun belakang. Sementara rantis itu jalan terus. Akibatnya peserta aksi tersebut tewas.
Peserta aksi tersebut ternyata pengemudi ojol yang bernama Affan Kurniawan yang beralamatkan di jl. Semangka III Ds. Jatipulo Kecamatan Pal Merah kota Jakarta Barat. Kejadian tersebut ternyata sudah viral di berbagai platform media sosial. Bahkan di aplikasi Facebook banyak postingan yang mengucapkan ikut berbela sungkawa atas kematian peserta aksi tersebut bahkan dengan nada geram menuntut atas kematian peserta aksi tersebut. Ada lagi postingan yang menjadikan tewasnya Affan Kurniawan ini sebagai awal koordinasi aksi lanjutan yang lebih besar.
Kejadian tewasnya peeserta aksi kemarin tidak terlepas dari ulah anggota dewan terhormat. Aksi demonstrasi kemarin memang dipusatkan di depan gedung DPR RI dengan maksud bertemu dengan anggota dewan terhormat untuk menyampaikan aspirasi yaitu terkait kenaikan tunjangan DPR yang gila-gilaan. Ironisnya anggota dewan terhormat ternyata tidak ada yang masuk dan lebih memilih kerja dari rumah (WFH). Tak satupun anggota dewan terhormat yang menemui aksi massa kemarin. Yang ada hanyalah aparat keamanan yang bertugas menjaga asset negara dan aset vital milik negara. Peserta aksi akhirnya marah. Kemarahan inilah yang membuat aksi menjadi liar. Kemarahan peserta aksi ditumpahkan kepada aparat keamanan yang menjaga aksi tersebut. Bentrokan pun tidak bisa terhindarkan. Seharusnya anarkisme peserta aksi bisa diredam asalkan anggota dewan terhormat menemui atau bahkan mempersilahkan masuk peserta aksi ke dalam gedung DPR RI. Bagaimanapun gedung DPR RI adalah gedung milik rakyat. Dengan mempersilahkan masuk peserta aksi ke gedung DPR RI dan mengajak mereka berdialog saya yakin tindakan anarkis dan brutal peserta aksi bisa diredam dan tidak ada korban jiwa.
Memang anggota dewan kita nir empati dan nir moralitas. Bagaimana tidak nir empati dan nir moralitas? Mereka dipilih oleh rakyat akan tetapi ketika rakyat ingin menemuinya, anggota dewan tidak mau bahkan menghilang. Ketika rakyat susah, banyak PHK, banyak pengangguran, banyak kemiskinan, mereka pamer kenaikan tunjangan. Sangat-sangat naif.
Kejadian tadi malam seharusnya tidak perlu terjadi jika semua instrospeksi diri. Rakyat itu kalau sudah didengar tuntutannya, mereka sangat senang. Jika tidak didengar, mereka akan ngamuk. Inilah logika rakyat. Harusnya anggota dewan terhormat paham psikologi rakyat ini. Aksi demonstrasi menjadi pilihan rakyat menyuarakan uneg-unegnya karena saluran formal sudah tidak bisa mewakili tuntutan rakyat alias buntu.
Mari semua instrospeksi. Semua adalah rakyat Indonesia. Jangan menyakiti sesama rakyat Indonesia. Anggota dewan terhormat jangan mempertontonkan kemewahan di depan rakyat melarat. Rakyat juga harus instrospeksi. Semua bekerja untuk menghidupi keluarga. Polisi, TNI, ojol, buruh pabrik semua bekerja demi keluarga. Jangan sampai gegara tuntutan tidak tersalurkan berbuat anarkis. Petugas juga manusia. Marilah kita jadikan kehidupan bernegara ini dengan kesejukan, saling memaafkan dan saling instrospeksi. Semoga kejadian serupa tidak terulang kembali. Ada untaian kata-kata berikut yang patut kita renungkan:
Jangan kau pamer kemewahan di saat rakyat melarat
Jangan kau pamer kekayaan di depan rakyat miskin
Jangan kau pamer kemewahan di saat rakyat butuh makan
Jangan kau pamer kekayaan di saat rakyat butuh bantuan
Sekiranya untaian kata-kata itu menjadi bahan renungan kita semua. Mari kita doakan negara ini baik-baik saja. Untuk pengemudi ojol yang tewas, semoga husnul khotimah dan keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dan ketabahan.