Wedding Organizer

Dalam sebuah perhelatan pesta perkawinan yang megah dan glamour andil dibelakangnya sebuah even organizer. Even organizer ini disebut dengan wedding organizer atau disingkat WO. Dalam perhelatan sebuah pertunjukan musik juga ada even organizer. Wedding organizer bertugas layaknya panitia perkawinan. Munculnya wedding organizer ini di kalangan orang menengah keatas. Karakter orang menengah ke atas adalah tidak mau ribet yang penting keinginan tercapai. Banyak orang kota yang menyerahkan acaranya kepada sebuah even organizer.  Contoh kecil ketika mau aqiqoh anaknya maka si punya hajat tidak mau ribet dan langsung menyerahkan kepada even organizer yang menangani aqiqoh. Prinsip tidak mau ribet orang kota berefek munculnya even even organizer yang bergerak di semua bidang kebutuhan masyarakat. Even organizer ini menawarkann produk atau paket sesuai dengan budget yang dimiliki si punya hajat. Pengguna even organizer tinggal melihat dan memilih paket yang ditawarkan oleh EO. Ketika sudah sepakat semua acara diserahkan kepada even organizer. Tuan rumah tinggal ikut apa dikata even organizer. Termasuk dalam hal perkawinan.  Dalam hal perkawinan ada wedding organizer yang menawarkan banyak paket sesuai budget si punya hajat. Ada paket lengkap, paket resepsi dan lain sebagainya. Paket lengkap itu mulai awal punya acara sudah dilaksanakan oleh wedding organizer sampai akhir acara. Pokoknya semua kebutuhan acara sudah ditangani oleh wedding organizer. Tuan rumah tinggal duduk dan mengikuti saran WO. Tradisi pakai WO ini adalah tradisi baru dalam pelaksanaan acara perkawinan. 

Sebelum ada WO semua ditangani oleh tetangga, keluarga, teman dan sebagainya. Rasa gotong royong dalam pelaksanaan perkawinan sangat terasa karena semua saling membantu. Tradisi gotong royong ini masih bertahan di pedesaan dimana ketika ada tetangga yang punya hajat maka dengan sendirinya tetangga lainnya ikut berpartisipasi dan membantu kesuksesan acara tersebut. Prinsip gotong royong inilah yang sekarang mulai luntur karena mungkin kesibukan atau sebab lain yang menjadikan  gotong royong mulai hilang. Orang sekarang mulai beralih ke wedding organizer dengan biaya yang begitu mahal. Wedding organizer sebagai ganti dari prinsip gotong royong bagi orang desa. Orang perkotaan yang cuek dan tidak saling kenal antar tetangga memaksa jika ada acara maka mereka menyewa WO.

WO di lapangan kadang over acting karena merasa sudah sepenuhnya dipasrahi oleh si punya rumah. Terkadang WO mengabaikan adat istiadat yang ada dan hanya mementinngkan kepentingannya sendiri tanpa koordinasi dengan yang punya hajat. WO harusnya mengikuti apa yang dimaui oleh tuan rumah dan mengikuti adat istiadat setempat. Jangan sampai WO offset dan melangkahi keinginan tuan rumah dan adat istiadat masyarakat setempat. Memang kalau diserahkan ke WO acara terlihat gebyar dan wah tapi ada hal yang hilang ketika semua acara di handling oleh WO. Harusnya WO mengajak diskusi tuan rumah terkait pelaksanaan acara bukan memaksakan keinginaan WO dalam acara tersebut.