Khutbah Nikah
Dalam sebuah pelaksanaan akad nikah disunahkan atau dianjurkan untuk didahului dengan membaca khutbah nikah. Khutbah adalah perkataan yang diawali dengan pujian dan diakhiri dengan doa dan nasehat. Kebiasaan di masyarakat pembacaan khutbah nikah dalam acara pelaksanaan akad nikah jarang dilakukan padahal hukum membaca khutbah nikah sebelum akad nikah adalah sangat dianjurkan atau sunnah. Praktek pembacaan khutbah nikah sebelum pelaksanaan akad nikah di masyarakat tergantung adat kebiasaan masyarakat setempat. Ada masyarakat yang harus didahului dengan pembacaan khutbah nikah sebelum pelaksanaan akad nikah. Ada juga yang menginginkan tanpa pembacaan khutbah nikah.
Alangkah baiknya jika sebelum pelaksanaan akad nikah didahului dengan pembacaan khutbah nikah walaupun hanya sebatas membaca rukun khutbah saja. Waktunya pun tidak begitu lama paling lama mungkin 10 menit jika khutbahnya panjang. Ada beberapa khutbah nikah yang dicontohkan oleh beberapa ulama dan ada juga yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika menikahkan putrinya, Fatimah dengan Sayyidina Ali ibn Abi Tholib. Yang paling penting dalam khutbah tercukupinya rukun khutbah yaitu:
Pujian kepada Allah SWT.
Membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW
Berwasiat dengan ketaqwaan
Membaca ayat al-Qur'an
Doa.
5 rukun ini harus terpenuhi dalam khutbah. Adapun apakah memakai bahasa Arab atau selain Arab para ulama berbeda pendapat. Mayoritas berpendapat bahwa rukun khutbah harus memakai bahasa Arab. Selain rukun khutbah bisa dengan bahasa selain Arab. Ada banyak contoh khutbah nikah yang diberikan oleh ulama salah satunya khutbah nikah yang dibuat oleh almarhum almaghfurlah K. H. Kholil Bangkalan yang dibacakan oleh almarhum almaghfurlah K. H. Arwani Amin Kudus. Adapun teks khutbah nikah sebagai berikut:
َلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاءِ بَشَرًا. فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا. خَلَقَ آدَمَ ثُمَّ خَلَقَ زَوْجَهُ حَوَّاءَ مِنْ ضِلْعٍ مِنْ أَضْلَاعِه ِاْليُسْرَى. فَلَمَّا سَكَنَ إِلَيْهَا قَالَتِ الْمَلَائِكَةُ مَهْ يَاآدَمُ حَتَّى تُؤَدِّيَ لهَاَ مَهْرًا. قاَلَ وَمَامَهْرُهَا قَالُوْ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَ إِمَامِ اْلمُرْسَلِيْنَ. فَوَفَّى الْمَهْرَ وَخَطَبَ الْأَمِيْنُ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ وَزَوَّجَهَا لَهُ عَلَى ذَلِكَ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ. وَشَهِدَ اِسْرَافِيْلُ وَمِيْكَائِيْلُ وَبَعْضُ الْمُقَرَّبِيْنَ بِدَارِ السَّلاَمِ. فَصَارَ ذَلِكَ سُنَّةَ أَوْلَادِهِ عَلَى تَعَاقُبِ السِّنِيْنَ. أَحْمَدُهُ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً. وَأَشْكُرُهُ اَنْ جَعَلَكُمْ شُعُوْبًا وَقَبَائِلَ باِلتَّنَاسُلِ الَّذِيْ هُوَ اَصْلُ كُلِّ نِعْمَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُبْدِعُ نِظَامِ الْعَالَمِ عَلَى أَكْمَلِ حِكْمَةٍ. لآإِلَهَ إِلَّا هُوَ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ اْلعَالَمِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ حَبِيْبُ الرَّحْمَنِ وَمُجْتَبَاهِ اَلْقَائِلُ: حُبِّبَ اِلَيَّ مِنْ دُنْيَاكُمُ النِّسَاءُ وَالطِّيْبُ وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِيْ فِى الصَّلَاة.ِ وَقَالَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ. فَطُوْبَى لِمَنْ اَقَرَّ بِذَلِكَ عَيْنَيْ رَسُوْلِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَالسَّلاَمَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ النِّكَاحَ مِنَ السُّنَنِ الْمَرْغُوْبَةِ الَّتِى عَلَيْيهَا مَدَارُ الْإِسْتِقَامَةِ اِذْ مَنْ تَزَوَّجَ فَقَدْ كَمُلَ نِصْفُ دِيْنِهِ كَمَا أَخْبَرَ بِذَالِكَ الْحَبِيْبُ الْمَبْعُوْثُ مِنْ تِهَامَةَ. وَقَدْ حَثَّ عَلَيْهِ الْمَنَّانُ بِقَوْلِهِ وَاَنْكِحُوْا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَ الصَّالِحِيْنَ. وَهَذَا عَقْدٌ مُبَارَكٌ مَيْمُوْنٌ. وَاجْتِمَاعٌ عَلَى حُصُوْلِ خَيْرِ يَكُوْنُ إِنْ شَاءَ اللهُ الَّذِيْ إِذَا اَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُوْلَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ. أَقُوْلُ قَوْلِىْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِى وَلَكُمْ وَوَالِدَيَّ وَوَالِدِيْكُمْ وَلِمَشَايِخِي وَمَشَايِخِكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَااسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air. Kemudian menjadikannya keturunan dan hubungan menantu. Kemudian menciptakan Adam dan istrinya, Hawa dari salah satu tulang rusuk kirinya. Dan ketika dia tinggal bersamanya, para malaikat berkata, "Hai Adam, agar kau memberinya maskawin." Dia (Adam) bertanya: apa maskawinnya? Malaikat menjawab: berdoalah untuk Muhammad pamungkas para nabi dan pemimpin para rasul. Maskawin itu kemudian diserahkan dan malaikat Jibril AS meminang (Hawa) kemudian saat itu juga menjodohkan Hawa dengan Adam. Malaikat Israfil, Malaikat Mikail dan sebagian malaikat muqorrobin menyaksikan (peristiwa pernikahan tersebut) di surga (darussalam). Jadilah kemudian peristiwa tersebut sunah (adat) keturunannya pada tahun berikutnya. Saya memuji-Nya yang telah menciptakanmu dan dari dirimu jodohmu agar kamu tinggal bersamanya dan menjadikan kamu saling menyayangi dan saling mengasihi. Aku bersyukur kepada-Nya yang telah menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dengan reproduksi yang merupakan akar dari segala kenikmatan. Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Allah pencipta tatanan dunia dengan hikmah yang maha sempurna, Tidak ada tuhan yang wajib disembah kecuali Dia yang memberkahi, Tuhan sekalian alam. Saya bersaksi bahwa sesungguhnya baginda Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang dicintai dan dipilih oleh yang Maha Pemurah, bersabda: wanita dan wewangian dari duniamu lebih aku cintai dan menjadi penghibur hati dalam doa. Bersabda (Nabi Muhammad) barang siapa diantara kamu yang mampu menikah maka menikahlah. Berbahagialah bagi orang yang mengakui hal ini dalam pandangan kedua mata Rasulullah SAW, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya. (amma ba'du) Sesungguhnya pernikahan itu merupakan salah satu dari sunah Rasul yang disenangi yang berdasarkan pada integritas. Barang siapa yang telah menikah maka telah menyelesaikan setengah dari agamanya sebagaimana kabar seorang habib utusan dari Tihamah.Sang Maha Pemurah benar-benar telah menganjurkan tentang (nikah) dengan firman-Nya: Dan nikahkanlah orang-orang masih membujang diantara kamu dan orang-orang yang layak (menikah). Ini adalah akad yang penuh berkah, keberuntungan dan pertemuan yang akan menghasilkan kebaikan insya Allah jika menginginkan sesuatu mengucap jadilah maka jadilah. Saya cukupkan perkataan saya ini dan saya memohon ampunan bagiku, kedua orang tuaku dan kalian, semua syeikh saya dan kalian dan bagi seluruh kaum muslimin dan orang beriman maka meminta ampunanlah kepada-Nya sesungguhnya Allah adalah Dzat Maha Pengampun dan Penyayang.
Demikian khutbah nikah dari salah satu tokoh atau ulama kita ini. Alangkah baiknya khutbah ini dibacakan sebelum akad nikah.