Swasembada Beras?
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menolak mentah-mentah permintaan Malaysia untuk membeli beras -import- dari Indonesia. Malaysia melalui menteri pertanian negara tersebut menemui menteri pertanian Indonesia kemarin dan mengutarakan maksud kedatangannya adalah untuk membeli beras dari Indonesia karena Indonesia dipandang berhasil swasembada beras tahun ini. Kondisi Malaysia sekarang sangat mengenaskan karena kekurangan stok beras. Tahun ini jika kekurangan stok beras itu tidak segera diatasi akan menjadi bencana bagi warga negeri jiran tersebut.
Mengapa Malaysia tidak membeli beras dari Vietnam, Thailand atau India yang merupakan produsen beras internasional? Perlu diketahui selama ini Indonesia selalu import beras untuk mencukupi kebutuhan beras nasional. Beras yang dibeli tersebut berasal dari Vietnam, Thailand, India, Kamboja bahkan dari Singapura. Kebutuhan beras nasional memang sangat tinggi karena jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Kebutuhan beras menurut BPS adalah 2,6 juta ton per bulan. Kalau dikalikan 12 bulan maka Indonesia membutuhkan 31,2 juta ton per tahun.
Program utama presiden Prabowo Subianto adalah kedaulatan pangan dan kedaulatan energi. Untuk kedaulatan pangan salah satunya adalah swasembada beras. Presiden Prabowo pun mengumumkan bahwa Indonesia tahun ini -2025- tidak akan import beras. Kebutuhan beras akan dipenuhi dari produksi dalam negeri. Akibat pernyataan tersebut membuat harga beras dunia internasional turun tajam. Harga beras internasional selama ini sangat tinggi karena dipengaruhi permintaan Indonesia yang tinggi. Untuk tahun ini -2025- Indonesia mencanangkan swasembada beras. Bagaimana kondisi stok beras nasional sampai April tahun ini.
Saat ini Indonesia memasuki musim panen raya dan diprediksi sampai bulan Juni. Stok beras nasional saat ini -April 2025- menurut Badan Pusat Statistik mencapai 13,9 juta ton. Artinya stok beras ini melebihi kebutuhan beras nasional yang 2.6 juta ton per bulan atau 10,4 juta ton selama 4 bulan. Ada surplus sekitar 3.5 juta ton saat ini. Sampai akhir tahun stok beras nasional bisa mencapai 41,7 juta ton jika hasil panen selama 2 kwartal terakhir seperti hasil panen kwartal pertama.
Usaha untuk swasembada beras selalu digalakkan oleh menteri pertanian. Usaha tersebut diantaranya adalah pembukaan lahan pertanian di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Memang selama ini penanaman padi masih tergantung lahan di pulau Jawa karena memang lahan yang subur adalah di pulau Jawa. Baru tahun ini Indonesia surplus stok beras nasional. Sebelumnya Indonesia selalu kekurangan stok beras.
Beras menjadi komoditi pangan utama banyak negara karena beras adalah makanan pokok. Saat ini negara dunia berlomba-lomba mengamankan stok pangan negaranya masing-masing. Pengamanan stok pangan terutama beras karena dipengaruhi adanya ekonomi dunia yang tidak stabil dan cenderung resesi. Salah satu negara yang kekurangan stok beras saat ini adalah Jepang. Jepang pada tahun 2025 ini telah mengimport beras dari Korea Selatan. Baru tahun ini Jepang mengimport beras sejak tahun 1999. Import beras Jepang ini dipicu karena lahan pertanian di Jepang sudah tidak begitu produktif dikarenakan cuaca panas ekstrem dan kekurangan tenaga kerja. Harga beras di Jepang melonjak drastis. Harga 1 kg beras di Jepang jika dirupiahkan mencapai Rp. 100.000. Bandingkan dengan harga beras di Indonesia yang hanya Rp. 9.000 per kg atau harga beras premium sekitar 15.000 per kg.
Setelah Jepang disusul Malaysia yang krisis beras. Malaysia berusaha membeli beras dari Indonesia akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh menteri pertanian. Bersyukur Indonesia sekarang surplus stok beras. Artinya masalah pangan bisa diatasi dan Indonesia jauh dari krisis pangan,
Harga beras memang agak mahal menurut beberapa warga walaupun musim panen raya tiba. Harga beras cenderung stabil di angka Rp. 13.000 per kg untuk kualitas sedang. Sementara untuk beras premium harganya cenderung stabil di angka Rp. 15.000 per kg. Sementara harga gabah hasil panen cenderung turun walaupun pemerintah sudah mengumumkan harga eceran terendah adalah Rp. 6.500 per kg. Pada musim panen seperti saat ini para tengkulak hanya membeli gabah dari petani berkisar antara Rp.4.000 - Rp. 6.000 per kg. Sementara harga gabah yang dipatok pemerintah hanya bagi gabah kering giling alias gabah yang sudah siap untuk digiling bukan gabah hasil dari panen di sawah. Inilah yang membuat petani merugi ketika panen raya. Permainan harga dimainkan oleh para tengkulak. Bulog yang merupakan kepanjangan tangan pemerintah kekuatannya terbatas untuk menyerap semua hasil panen petani. Akibatnya harga gabah yang sudah dipatok oleh pemerintah belum bisa dinikmati oleh semua petani.
Saat ini harga beras dan harga gabah di masyarakat tidak sebanding. Ketika musim panen raya tiba, harga gabah cenderung turun sementara harga beras cenderung stabil bahkan naik. Artinya ada ketidakberesan dalam rantai pasokan dari gabah sampai menjadi beras. Logikanya jika harga gabah turun maka harga beras juga ikut turun.
Kembali ke swasembada beras. Pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa Indonesia tidak akan import beras ternyata tidak sepenuhnya benar. BPS mencatat bahwa selama Januari-Maret 2025 Indonesia mengimport beras sebanyak 112.123 ton. Besaran import beras tahun 2025 menurun drastis jika dibandingkan dengan import tahun 2024. Selama Januari-Maret 2024 Indonesia mengimport beras sebanyak 1.4 juta ton sementara Januari-Maret 2025 hanya 112.123 ton. Artinya ada penurunan signifikan dalam besaran import beras tahun 2025 sebesar 97.15%. Walaupun Indonesia saat ini sudah surplus stok beras ternyata import masih saja dilakukan oleh pemerintah. Entah alasan apa pemerintah masih melakukan import beras di saat stok beras surplus.
Bersyukurlah tahun ini Indonesia bisa swasembada beras dan krisis pangan bisa diatasi di saat negara lain dilanda krisis pangan.