Harga Beras
Keadaan ekonomi Indonesia akhir-akhir ini tidak baik-baik saja. Mengapa? Karena harga beberapa kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan bahkan pada level ambang batas psikologis rakyat. Harga beras naik, harga gula naik, harga minyak goreng naik dan beberapa kebutuhan pokok lainnya juga mengalami kenaikan. Masyarakat kita terbuai dengan perhelatan pemilu 2024 yang baru usai. Wajar masyarakat kita terbuai dengan perhelatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut karena pada saat pelaksanaan begitu banyak uang yang dihambur-hamburkan oleh para paslon ataupun calon legislatif. Tidak jarang satu rumah bisa mendapatkan amplop coblosan sampai 10 amplop dari caleg yang berbeda. Jika dalam satu rumah ada 5 anggota keluarga yang sudah usia untuk nyoblos maka tinggal mengalikan. Jika tiap amplop isinya rata-rata 50 ribu maka tinggal mengalikan saja. Lima puluh ribu kali 10 sama dengan lima ratus ribu. Lima ratus ribu kali 5 maka akan mendapatkan dua juta lima ratus ribu. Wajar jika masyarakat tidak merasa ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Apalagi ada bansos dari pemerintah yang gelontorkan kepada masyarakat yang nilainya sangat fantastis itu. Mungkin kenaikan harga bahan pokok itu akan terasa setelah seminggu selesai pelaksanaan pemilu.
Kenaikan harga kebutuhan pokok dianggap wajar ketika menjelang bulan puasa atau menjelang hari raya idul fitri atau menjelang perayaan natal atau tahun baru. Akan tetapi kenaikan harga kebutuhan pokok sekarang berbeda dengan kenaikan harga kebutuhan pokok sebelumnya. Kenaikan harga kebutuhan pokok sekarang sangat tinggi dibandingkan kenaikan harga kebutuhan pokok pada tahun sebelumnya. Kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus melonjak adalah beras dan gula. Beras yang merupakan kebutuhan paling pokok masyarakat harganya terus naik tanpa kompromi. Entah apa faktornya sampai saat ini belum ditemukan secara jelas. Pemerintah hanya berjanji akan menurunkan harga beras maksimal 2 minggu lagi setelah perhelatan pemilu. Artinya dua minggu sebelum memasuki bulan puasa harga beras akan stabil. Apakah janji pemerintah tersebut akan terealisasi?
Stok beras nasional sekarang hanya ada 1.4 juta ton. Stok ini hanya cukup sampai lebaran nanti artinya stok beras secara nasional hanya untuk kebutuhan 1,5 bulan. Sementara kebutuhan per bulan adalah 2.5 juta ton. Dari manakah pemerintah akan mencukupi kebutuhan paling pokok masyarakat tersebut? Salah satunya adalah membeli gabah dari petani yang saat ini akan memasuki musim panen. Celakanya musim panen padi kali ini jauh dari harapan karena banyak lahan produksi padi yang gagal panen seperti kabupaten Demak dan Kudus yang terkena banjir. Selain itu petani juga enggan menanam padi karena biaya produksi yang tinggi dikarenakan harga pupuk mahal dan harga obat-obatan juga mahal. Penurunan panen padi musim panen tahun ini akan sangat berdampak pada harga beras. Bagi petani sangat menguntungkan karena harga gabah akan naik. Jika kebutuhan beras lebih tinggi dari stok beras yang ada maka otomatis harga beras akan naik karena hukum ekonomi akan berlaku dalam kondisi seperti ini. Kalau kondisi seperti ini tidak segera diantisipasi maka jangan harap harga beras dalam 2 minggu ke depan akan normal dan stabil.
Stok beras nasional jelas sangat kurang. Untuk itu pemerintah harus import beras dari luar negeri demi menjaga stabilitas harga beras dan kecukupan pangan di dalam negeri. Upaya pemerintah untuk import beras dari luar negeri juga tidak mudah karena banyak negara ekportir beras membatasi eksport mereka bahkan melarang untuk eksport beras karena kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu disebabkan perang dunia. Saat ini pemerintah hanya bisa mendatangkan beras dari Thailand dan Vietnam. Sementara import beras dari India ditangguhkan karena India melarang untuk eksport beras. Hanya ada 2 negara di Asean yang masih mengeksport berasnya ke Indonesia. Memang masih ada negara lain yang ingin mengeksport berasnya ke Indonesia tapi kualitasnya belum teruji. Sangat ironis sebuah negara agraris harus import beras dari negara lain. Mengapa kejadian import beras selalu terulang dan tidak ada solusi sampai saat ini. Kemungkinan import beras memang sangat menguntungkan bagi para importir beras. Bisa jadi kenaikan harga beras juga salah satu permainan yang dilakukan oleh para importir aatau spekulan beras. Pemerintah pun belum seara serius mengatasi masalah kenaikan harga beras ini. Ketahanan pangan yang didengung-dengungkan selama ini ternyata belum ada wujudnya.
Bagi rakyat kecil bisa membeli beras seharga 17 ribu adalah sebuah kebahagiaan dan keberuntungan di saat kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kenaikan harga bahan pokok akan berpengaruh pada laju inflasi. Efek karambol kenaikan harga pokok akan berimbas ke kenaikan harga barang lainnya. Mau tidak mau pemerintah harus segera mengatasi kenaikan harga kebutuhan pokok ini. Lupakan segera hingar bingar pemilu 2024. Harga kebutuhan pokok sudah sangat mencekik leher rakyat. Segera stabilkan harga kebutuhan pokok.