Sepertiga Terakhir Ramadhan
Tidak terasa Ramadhan tahun ini 1445 H/2024 M telah memasuki 10 hari terakhir. Artinya sebentar lagi kita akan ditinggalkan oleh bulan suci ini. Ibarat pertandingan lari kita tinggal memasuki garis finis yang diidamkan-idamkan. Ketika mendekati garis finis para pelari mengeluarkan segala kemampuannya agar mencapai garis finis sebagai yang tercepat dan memenangkan pertandingan. Begitu juga dengan Ramadhan. Garis finis sudah mulai kelihatan maka para kontestan harus mengeluarkan seluruh tenaganya agar mendapatkan kemenangan dalam perlombaan tersebut. Sepertiga terakhir bulan suci Ramadhan menjadi puncak dari kesucian bulan suci ini. Mengapa demikian? Karena di sepertiga terakhir bulan suci Ramadhan ada momentum yang sangat istimewa. Bagi yang mendapatkannya adalah sebuah anugerah dan kenikmatan yang tidak dapat dikonversi dengan apapun apalagi hanya dikonversi dengan mega korupsi 271 Triliun yang lagi heboh itu. Kenikmatan dan anugerah itu tidak dipetik di dunia akan tetapi di akhirat nanti. Momentum tersebut adalah lailatul qodar. Lailatul qodar hanya terjadi dalam bulan suci Ramadhan dan di sepertiga akhir bulan suci tersebut. Maka di sepertiga akhir bulan suci Ramadhan kaum muslimin di seluruh dunia menyambut datangnya lailatul qodar dengan berbagai aktivitas ibadah dengan harapan mendapatkan lailatul qodar. Kapan lailatul qodar turun ke bumi?Tidak satupun orang yang tahu bahkan Nabi Muhammad SAW pun merahasiakan datangnya malam tersebut. Rasulullah hanya memberikan isyarat bahwa di sepertiga malam terakhir Ramadhan akan turun lailatul qodar. Apa sebenarnya lailatul qodar itu?
Lailatul qodar berasal dari terminologi lailah yang artinya malam dan qodar yang artinya takdir yang berlaku bagi semua mahluq hidup. Kalau digabungkan menjadi malam penetapan atau takdir Allah bagi perjalanan hidup semua mahluq. Lailatul qodar bisa diartikan sebagai malam penetapan takdir bagi manusia artinya pada malam tersebut Allah menulis takdir manusia dalam perjalanan hidupnya. Salah satu keistimewaan lailatul qodar dijelaskan dalam surat al-Qadar ayat 3 yaitu lailatul qodar lebih baik dari 1.000 bulan atau kalau dikonversi menjadi tahun sekitar 83 tahun 4 bulan. Begitu beruntungnya kaum muslimin jika hanya beribadah semalam saja menyamai beribadah selama 83 tahun 4 bulan. Inilah salah satu keistimewaan umat Muhammad yang tidak diberikan kepada umat lainnya. Sebuah anugerah agung yang patut disyukuri oleh kaum muslimin. Mengapa lailatul qodar lebih baik dari 1.000 bulan? Asbabun nuzul (sebab diturunkannya) lailatul qodar dijelaskan bahwa Rasulullah SAW bercerita ada seorang laki-laki dari Bani Israil yang selalu berjihad di jalan Allah. Selain berjihad fi sabilillah dia juga selalu bangun malam untuk mendirikan sholat hingga waktu subuh. Kemudian pagi sampai sore senantiasa berjihad melawan musuh Allah. Laki-laki tersebut melakukannya selama seribu bulan. Mendengar cerita tersebut para sahabat kagum kemudian turunlah surat al-Qadar ayat 1-3. Umur umat Muhammad SAW sangatlah pendek sementara umur umat dahulu sangat panjang bahkan mencapai ribuan tahun. Kalau dibandingkan dengan umur umat Muhammad maka tidak bisa mengalahkan umur umat terdahulu. Karena latar belakang inilah kemudian Allah menurunkan surat al-Qadar 1-3. Dengan demikian walaupun umur umat Muhammad pendek jika mendapatkan lailatul qodar maka dia akan menyamai ibadah umat terdahulu. Secara matematika bisa dikalkulasi misal umat Muhammad berumur kisaran 60-70 tahun. Kemudian setiap tahun mulai dia akil baligh atau dewasa sampai meninggal mendapatkan lailatul qodar. Mulai akil baligh misal umur 15 tahun dan meninggal umur 60 tahun dan dalam rentang waktu 45 tahun orang tersebut mendapatkan lailatul qodar selama 45 kali. Maka bisa dihitung aktivitas ibadah orang tersebut selama 45 kali mendapatkan lailatul qodar yaitu 45 x 83.3 tahun = 3.748,3 tahun. Luar biasa. Inilah keistimewaan umat Muhammad. Maka pada sepertiga malam terakhir bulan suci Ramadhan semua kaum muslimin berlomba-lomba untuk mendapatkan lailatul qodar.
Kapan turunnya lailatul qodar? Waktu turunnya lailatul qodar tidak pasti dan tidak ada yang tahu. Kalau pun ada rumus yang viral sebagaimana dikutip dari beberapa kitab merupakan pendapat dari para imam dan pengalaman pribadi imam tersebut. Adapun beberapa rumus tentang turunnya lailatul qodar sebagai berikut:
Menurut Ibnu Hajar al-Asqolani salah satu ulama ahli hadits dari madzhab Syafi'i mengatakan bahwa malam lailatul qodar terjadi pada tanggal ganjil dari 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Berarti malam lailatul qodar jatuh di antara malam 21, 23, 25, 27 dan 29. Menurut Imam Syafi'i dari tanggal-tanggal ganjil tersebut yang paling potensial adalah tanggal 21 dan 23 Ramadhan. Sementara menurut mayoritas ulama adalah malam tanggal 27 Ramadhan.
Menurut Imam Ghazali turunnya lailatul qodar bisa dilihat dari mulainya puasa hari pertama dalam setiap tahun.
Jika awal puasa hari Ahad dan Rabu maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 29 Ramadhan.
Jika awal puasa hari Senin maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 21 Ramadhan
Jika awal puasa hari Selasa atau Jum'at maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan
Jika awal puasa hari Kamis maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 25 Ramadhan
Jika awal puasa hari Sabtu maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 23 Ramadhan
Menurut Imam Syekh Abu al-Hasan asy Syadzili turunnya lailatul qodar bisa dilihat dari mulainya puasa hari pertama dalam setiap tahun.
Jika awal puasa hari Ahad maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 29 Ramadhan.
Jika awal puasa hari Senin maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 21 Ramadhan
Jika awal puasa hari Selasa maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 27 Ramadhan
Jika awal puasa hari Rabu maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 19 Ramadhan
Jika awal puasa hari Kamis maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 25 Ramadhan
Jika awal puasa hari Jum'at maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 17 Ramadhan
Jika awal puasa hari Sabtu maka lailatul qodar jatuh pada tanggal 23 Ramadhan
Itulah beberapa rumus untuk mengetahui turunnya lailatul qodar. Sekali lagi itu merupakan pengalaman pribadi sang Imam atau orang alim. Yang jelas lailatul qodar berdasarkan hadits Nabi Muhammad turun pada sepertiga terakhir bulan Ramadhan atau lebih spesifik pada malam ganjil 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Cara sederhana mendapat lailatul qodar adalah melakukan ibadah seperti biasa yang tiap hari dilakukan. Konsep malam dalam al-Qur'an adalah mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar shodiq atau waktu subuh. Sejak maghrib sampai subuh itulah yang dinamakan malam dalam al-Qur'an. Cara sederhana mendapatkan lailatul qodar adalah ketika selesai buka puasa sholatlah maghrib berjamaah kemudian setelah itu dzikir. Setelah dzikir sholatlah bakdiyah maghrib kemudian membaca al-Qur'an sampai waktu Isya'. Setelah Isya' sholatlah sunat qobliyah isya' kemudian lanjut sholat isya' berjamaah Isya. Setelah sholat Isya' dilanjut sholat sunat bakdiyah kemudian sholat tarawih dan witir. Sesudah itu tadarus seperti biasa. Malam hari pada waktu sepertiga malam bangun melaksanakan sholat sunat tahajud kemudian sahur. Menjelang subuh baca al-Qur'an sampai subuh. Ini adalah aktivitas yang mudah dilakukan setiap bulan Ramadhan. Saya yakin semua orang Islam akan mendapatkan lailatul qodar dengan melaksanakan aktivitas seperti biasa. Memang ada ibadah tambahan yang dilakukan oleh orang-orang tertentu dengan bangun tengah malam untuk melaksanakan sholat tasbih, baca al-Qur'an sampai sahur dan seterusnya. Ada yang melakukan i'tikaf di masjid sampai sahur dan seterusnya. Itu adalah amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah ketika sudah memasuki sepertiga malam terakhir bulan suci Ramadhan.
Mari dalam sepertiga terakhir bulan suci Ramadhan ini kita keluarkan seluruh tenaga agar menggapai garis finis dengan memperoleh kemenangan.