Sekolah Lima Hari
Bupati Pati, Sudewo memberlakukan sekolah dasar dan menegah pertama hanya lima hari masuk sekolah. Keputusan ini diambil dalam pertemuan dengan semua pejabat pendidikan di pendopo Kabupaten Pati Rabu, 08 Mei 2025. Sebelum memberlakukan keputusan tersebut, Bupati telah bertemu dengan pimpinan ormas Nahdlatul Ulama terkait kebijakan sekolah 5 hari. Dalam pertemuan tersebut disebutkan bahwa ormas Nahdlatul Ulama menerima dan setuju dengan kebijakan bupati Pati tersebut. Mengapa hanya ormas Nahdlatul Ulama yang bertemu dengan bupati Pati terkait pelaksanaan 5 hari sekolah?
Ormas Nahdlatul Ulama adalah ormas terbesar di kabupaten Pati sehingga sangat berdampak dengan kebijakan 5 hari sekolah. Mengapa demikian? Mayoritas yayasan yang berada dibawah ormas Nahdlatul Ulama menyelenggarakan pendidikan non formal seperti madrasah diniyah dan taman pendidikan al-Qur'an siang hari setelah pulang sekolah. Pendidikan non formal ini sudah berjalan lama dan santrinya adalah anak-anak sekolah dasar dan menengah tingkat pertama. Jika pemberlakuan sekolah lima hari maka yang berdampak adalah pelaksanaan pendidikan madrasah diniyah dan TPQ.
Pelaksanaan sekolah lima hari ternyata tidak sampai sore hanya saja menambah jam pelaksanaan sekolah. Bagi sekolah dasar ditambah 35 menit sementara bagi sekolah menegah pertama ditambah 40 menit. Ini artinya jam pelajaran yang semula bagi sekolah dasar sampai pukul 13 akan ditambah 35 menit dan bagi sekolah menengah pertama yang semula pulang pukul 13.30 akan ditambah 40 menit. Konsekuensinya hari Sabtu dan Ahad libur.
Madrasah diniyah dan TPQ memang harus menyesuaikan jam pelajaran sekolah. Bisa jadi lembaga yang melaksanakan madrasah diniyah dan TPQ mengadakan kesepakatan dengan sekolah agar setelah jam pelajaran selesai langsung disambung dengan madrasah diniyah atau TPQ. Dengan demikian anak didik tetap mendapatkan pendidikan agama yang tidak didapatkan dari sekolah. Keberadaan madrasah diniyah dan TPQ menjadi strategis karena akan menjadi pendidikan penting dalam memberikan pendidikan dasar agama dan langsung menjadi bagian pendidikan formal. Dalam prakteknya nanti anak didik setelah jam pelajaran selesai langsung bisa masuk madrasah diniyah dan TPQ. Sehingga anak akan pulang pada sore hari setelah ashar. Artinya anak akan berada dalam pendidikan dan pengawasan guru seharian penuh. Setelah ashar anak didik baru pulang dan dalam pengawasan orang tua. Praktek sekolah seperti itu disebut dengan full day school atau sekolah seharian penuh.
Apakah tidak ada dampak negatif bagi anak? Pasti ada. Semua program pasti ada dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah waktu bermain anak berkurang dan anak hanya berinteraksi dengan teman sekolahnya saja. Waktu anak lebih banyak di sekolah dibandingkan di rumah. Bagi orang tua yang profesinya pegawai maka sistem full day school sangat membantu dan pilihan terbaik karena anak dan orang tua sama-sama tidak ada di rumah. Bagi orang tua yang profesinya petani, peternak dan wiraswasta tidak ada efek apapun kecuali kalau butuh tenaga anak untuk disuruh membantu orang tua tidak ada.
Sekolah lima hari bagi sekolah dasar dan menegah pertama ini menyusul seperti sekolah lima hari untuk menegah atas yang sudah lama berjalan. Latar belakang diberlakukannya sekolah lima hari untuk sekolah menengah atas adalah memberikan libur dua hari dimana untuk membangkitkan sektor ekonomi pariwisata. Libur hari Sabtu dan Ahad bisa digunakan oleh keluarga untuk rekreasi atau wisata. Dengan adanya waktu libur yang cukup dan rekreasi ke tempat wisata maka sektor pariwisata akan terdongkrak. Apakah latar belakang pemberlakuan sekolah lima hari untuk sekolah dasar dan menegah pertama seperti sebagaimana pemberlakuan lima hari sekolah untuk sekolah menengah atas? Melihat latar belakang pemberlakuan sekolah lima hari tingkat sekolah dasar dan menengah pertama tidak seperti latar belakang pemberlakuan sekolah lima hari untuk sekolah menengah atas. Latar belakang pemberlakuan sekolah lima hari untuk sekolah dasar dan menegah pertama adalah untuk penguatan karakter sumber daya manusia unggul, adaptif dan merata dengan tetap memegang teguh nilai agama dan budaya lokal. Jadi latar belakangnya bukan untuk mendongkrak ekonomi sektor pariwisata akan tetapi lebih ke pembentukan karakter anak agar sesuai dengan nilai agama dan budaya lokal menjadi manusia unggul dan berkarakter.
Tantangan bagi sekolah lima hari adalah waktu libur dua hari yaitu Sabtu dan Ahad akan menjadi tanggung jawab orang tua. Ketika hari libur anak tidak punya aktivitas apapun kecuali bermain. Pengawasan anak di hari libur harus ekstra ketat karena anak akan menggunakan waktu libur semaksimal mungkin. Di siniah peran orang tua betul-betul diuji. Jika profesi orang tua sama dengan anak yaitu sama hari libur maka anak dan orang tua bisa bersama menghabiskan waktu libur. Berbeda jika profesi orang tua berlainan dengan anak.
Apakah pemberlakuan sekolah lima hari kerja untuk sekolah dasar dan menengah pertama ini berlaku untuk semua sekolah? Pemberlakuan lima hari sekolah ini bagi sekolah dibawah dinas pendidikan dibawah pemerintah daerah dan tidak berlaku bagi sekolah dibawah Kementerian Agama.
Semoga latar belakang pemberlakuan sekolah lima hari ini tercapai yaitu memperkuat sumber daya manusia unggul adaptif dengan tetap memegang teguh nilai agama dan budaya lokal.